Gigit

5 3 0
                                    

Ya...
Yang harusnya Tiara yang dirawat di UKS, sekarang malah Nalen yang harus dirawat di UKS.
Kenapa tuh?

Flashback

"I want to spend my time, with you"
ucap Nalen.
Tiara cengo, kaget, cringe.
Tiara najis banget ngeliat muka si Nalen, yang sok sok an dibikin romantis.
"Taik, cringe banget gue, mana sok sok an bahasa enggres"
kata Tiara, sambil menggelengkan kepalanya.
"Halah, bilang aja lu salting ka, iya gue tau ka, semenjak gue samperin lu dikelas tuh, lu udah mulai su-"
Tiba tiba, bantal melayang ke muka Nalen.
"Sialan lu, kegeeran bangke, yakali gue suka ama pulu pulu"
Kata Tiara nahan nangis.
Sekarang Tiara bener bener ga betah di UKS, karena harus liat muka si pulu pulu.

Sementara si Nalen lagi sibuk meringis gegara kesakitan, Tiara langsung ambil kesempatan buat kabur dari UKS.
Baru saja Tiara mau lari keluar dari UKS, tiba tiba pergelangan tangannya di pegang oleh Nalen.
Tiara panik, sekarang ini, udah kek adegan si Tiara di culik om om buat diperkaos.
Dengan cepat, Tiara langsung menggigit tangan Nalen, agar ia melepasnya.

"ANJING, KA SAKIT WOI"
Teriak Nalen kesakitan.
Melihat Nalen kesakitan, Tiara puas banget.
Bukannya, ia lepasin gigitannya, malah ia makin kencengin.
"KA, KA LEPASIN, WOI, UDAH KA"
Teriak Nalen semakin kencang.

Disisi lain.
Perawat yang baru saja selesai membersihkan sprei kasur UKS, mendengar teriakan dari ruangan UKS.
Panik.
Perawat langsung cepat cepat berlari menuju UKS.
Dan saat ia membuka pintu.
Ia tidak percaya.

Karena, selama seumur hidupnya, ia pertama kali ia melihat adegan kanibalisme.


End of flashback.

"Duh, duh sakit bu"
Kata Nalen meringis kesakitan.
"Sabar atuh, tanganmu mu bisa luka lagi kalau banyak bergerak."
kata perawat itu kesal, sambil memakaikan betadine di lengan Nalen.

Nalen melirik ke arah Tiara, yang sedang melamun.
Entah tuh anak pikirannya kemana.
Baru saja Nalen ingin berbicara kepada Tiara,
tiba tiba kepala sekolah masuk kedalam UKS dengan muka amarah.

"Kamu, ikut saya ke kantor"
kata Kepala sekolah, sambil menunjuk Tiara, lalu keluar lagi dari ruangan UKS.
Tiara hanya bisa menghela nafas.
Ia sudah tahu, pasti ia akan kena diskors lagi.

Disisi lain.
Nalen tahu, kalau kakak kelasnya akan dimarahi oleh kepala sekolah.
Ia merasa bersalah kepada Tiara, karena telah membuat keributan, dan pada akhirnya Tiara yang kena hukumannya.
Baru saja Tiara ingin keluar, tiba tiba Nalen memanggil ia.
"Ka, maa-"
"Bacot lu, emang gue yang salah, gausah minta maaf"
Kata Tiara.
Tiara tahu pasti Nalen akan merasa bersalah kepadanya, karena telah memancing emosi nya.
Tapi disisi lain, ia juga yang salah, karena cepat kepancing emosi.
Tiara langsung keluar dari ruangan itu.
Segera ia langsung pergi ke ruangan Kepala sekolah.
Tiara siap.
Tiara siap, ia akan ditampari lagi oleh Kepala sekolah.

Sekarang Tiara sudah berada di depan ruangan kepala sekolah.
Ia menghela nafasnya terlebih dahulu.
Lalu masuk ke ruangan itu, dengan kepala menunduk.

plak
"Dasar anak gatau malu"
"Malu aku, MALU AKU GEGARA KAMU!"

"M-maaf ma"
Kata Tiara sambil memegang pipinya yang merah.
"GAUSAH KAMU PANGGIL AKU, MAMA MU, MALU AKU PUNYA ANAK SEPERTI MU"

Tiara berusaha untuk menahan air matanya.

"Lihat aku"
Kata ibunya.
Tiara tidak berani untuk menatap ibunya, karena ia terlihat ingin menangis.
Ia malu jika ia dilihat ibunya kalau sedang menangis.
"LIHAT AKU, SETAN!"
Teriak ibunya.
Tiara langsung menatap ibunya dengan takut.

"Inikan yang kamu mau? Duit kan? Silahkan, tuh kamu urus adikmu yang penyakitan itu"
Ibunya melemparkan amplop yang berisi uang di bawah kakinya.

"Ambil, cepat"
Tiara langsung mengambil amplop itu dengan tangan yang gemetaran.

"Keluar, jangan kamu tampakkan muka sialan mu lagi kesini"

Tanpa pikir lama.
Tiara keluar dari ruangan itu.
Tiara tidak bisa menahannya, ia langsung menangis.

Ia tidak peduli jika semua murid melihatnya.
Ia hanya ingin mengeluarkan emosinya sekarang juga.
Ia tidak tahan lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Martabak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang