24. Finding Memories

18 1 0
                                    

Saat ini aku sedang bersembunyi dan mengamati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini aku sedang bersembunyi dan mengamati.

"Eh ada Ayumi, liat cowok lari ke sini gak?"

"Kakimu kok luka? Habis jatuh, kah?"

"Pasti kena tabrak cowok tadi."

"Kamu gapapa, kan? Sini aku bersihin luka-"

"Heh! Jangan seenaknya aja nyentuh Ayumi! Kau itu ga selevel sama dia! Lagian kau cuma kacung!"

"Lah, kau kan juga-"

"Hah!"

"Eh udah udah, aku gapapa kok, ini ga seberapa. Aku barusan ditabrak cowok yang cuma pake celana pendek."

"Tuh cowok ga pake baju, kan?"

"I-iya."

"Kemana dia lari?"

"Itu ke sana, dia lari ke arah pantai."

"Oh oke terima kasih yaa cantik!"

Kurasa sekarang sudah aman. Namanya Ayumi, ya? Kayaknya pernah denger gitu. Kalau kutarik kesimpulan dari percakapan tadi. Meskipun dia tidak memakai seragam sekolah, aku rasa Ayumi adalah siswi dari SMA Swasta Permata Elit. Aku juga berpikir kalau dia ini dikagumi dan terkenal di sekolah tersebut. Apa itu artinya dia setara dengan Alisa? Tapi kenapa dia mau nolongin aku ya?

"Ah gatal sekali di sini, sampai kapan aku harus bersembunyi di semak-semak," gumamku.

"Kamu sudah boleh keluar kok, mereka sudah-"

"Woke! Akhirnya bisa keluar dan kabur dari mereka!" potongku merasa kegirangan karena lega.

"A-a ... a-apa kamu ... ga malu gitu?"

Kenapa dia menutup kedua matanya dengan satu tangan? Kurasa tidak ada yang aneh bahkan sedari tadi saat diriku masih bersama Bagas.

"Ga juga, lagipula bule sering berkeliling di daerah ini hanya memakai kolor, kan?" tanyaku merasa heran.

"Ya-ya tapi kan aku malu ... ngelihat kamu kayak gitu," ucapnya masih menutup mata.

Padahal celanaku masih terpasang dengan sempurna. Lagipula postur tubuhku tidaklah terlalu kurus maupun gendut. Bahkan joni masih tertidur pulas.

"Hei ... ga perlu malu gitu, aku kan pake celana ...."

"Y-ya sama aja tau!"

Aku juga baru sadar jika dia ini lebih pendek dariku. Mungkin aku harus menanyainya untuk memastikan sesuatu.

"Ehm ... Ayumi, kan?"

"Ka-kamu masih ingat-"

"Tinggimu berapa ya?"

"Eh ko-kok nanya itu sih?"

Kalau begini terus, hanya akan tercipta suasana canggung.

Aku mulai menatap tajam dan selangkah mendekat. Salah satu tanganku langsung menggapai tangan yang masih saja menutupi penglihatannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReshuffleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang