𝟑𝟎. 𝐢𝐭'𝐬 𝐚𝐥𝐦𝐨𝐬𝐭 𝐤𝐢𝐥𝐥𝐞𝐝 𝐦𝐞.

280 42 3
                                    

𝐄𝐧𝐣𝐨𝐲!

Gemuruh petir dan suara hujan menghiasi telinga seorang gadis, rambut biru se punggung dan mata beda warna yang melihat sekeliling.

Cairan merah bercucuran dari keningnya, napas nya terengah-engah, ntahlah sepertinya gadis itu ketakutan setengah mati.

Ia melilitkan perban pada tangan yang terluka, rintihan dan desahan kesakitan lolos dari bibirnya.

Aroma hujan dan bau anyir darah bercampur, menyengat indra pernafasan sangat gadis.

Ntah sudah dari kapan ia terpisah dari kelompoknya.

"Ahh... Sialan, kenapa seminggu terasa seperti setahun!? " kesalnya

Ia berdiri dari duduk nya dan mulai berjalan walaupun tertatih, ia tak menyangka pelatihan yang ia kira mudah akan sesulit dan se menyeramkan ini.

Srakk! Srak!

Karna kepalang kesal name menembak arah suara itu dengan pistol nya, "eh eh! Gua manusia neng, tenang tenang. " seorang laki-laki yang tak asing baginya

"Ah, shidou? " tanya nya, ia bersyukur itu hanya shidou

"Lo gapapa? Ayo ikut gua. " ajak shidou

Pusing...

Itulah yang name rasakan, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

Shidou dengan cepat menggendong gadis itu, "luka lo parah, jangan mati tinggal sehari lagi, kalo mati gua nanti nikah sama siapa? " ucap shidou

Name dengan kesal menepuk mulut shidou, "brisik."

Shidou tertawa puas karna berhasil menjahili gadis pujaan nya, "lo harus nya sekelompok sama gua sih, daripada sama kaiser, soalnya kalo sama gua, gua jamin lo hepy, soalnya tiap malem gua angetin, ahahah. " ucap shidou

Name sudah tak memiliki tenaga untuk menanggapi perkataan shidou, ia hanya menyenderkan kepalanya pada shidou.

"Mau gimanapun juga, makasih udah nolongin... " gumam name dengan suara serak

"Iya sama-sama seng, "

...

Name terbangun disebuah tenda, ia mengusap wajahnya dan menyadari sesuatu, luka di perutnya sudah di perban.

Ia berjalan keluar, mendapati shidou yang tengah memotong kayu untuk api unggun.

"Tangannya... " gumam name saat melihat tangan shidou, lukanya dalam tapi hanya dibiarkan begitu saja

Ia menghampiri shidou, "eh tuan putri udah bangun, gua lagi motong kayu buat bikin api unggun buat masak, lo istirahat aja dulu. " ucap nya

"Luka, lukanya kenapa gak ditutup? " tanya name

Laki-laki berkulit hitam itu melihat lukanya, "gua gak punya tenaga buat nyembuhin nya, jadi gua biarin. " ucapnya

Padahal darah name bisa saja menyembuhkan nya, dia seharusnya menggigit name saat dirinya tertidur kan?

Tapi kenapa ia tidak melakukan nya?

Name menatap shidou yang sibuk memotong kayu, udara malam yang dingin lelaki itu hanya menggunakan kaos yang agak lusuh.

"Dingin... " gumam name

"Lo mau gua angetin sekarang? " ucap shidou sambil menatap name dengan tatapan mesum (?)

Name menggeleng, "kamu, kamu gak kedinginan? " ucap name

Shidou terkekeh lalu menyisir rambutnya menggunakan jari-jarinya, "dingin sih, tapikan jaketnya dipake sama tuan putri, gimana dong? "

ෆ.₊̣̇ 𝐁𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐒𝐭𝐫𝐚𝐢𝐠𝐡𝐭 || 𝙗𝙡𝙪𝙚 𝙡𝙤𝙘𝙠 𝙭 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt