46

1.3K 228 62
                                    

Tay sore ini datang ke apartemen Mew karena sejak tadi ia tidak bertemu dengan New bahkan mendapatkan kabar dari kekasihnya itu pun tidak.

Pria itu masuk kedalam dengan menggunakan access card yang ia dapatkan dari Mew siang tadi.

Karena mendengar suara gemericik air dari dapur, Tay pun langsung bergegas kesana untuk mencari New.

"sayang"

"hin" panggil Tay lagi saat New tidak menjawabnya.

"sayang"

"eh mas, udah dari tadi?" tanya New sedikit kaget saat tiba-tiba Tay memeluknya dari belakang.

"kamu kenapa? Lagi mikirin apa sih sayang? Mas manggil kamu dari tadi"

"engga kok, aku gapapa"

"jangan bohong hin, mas tau kamu lagi ga baik-baik aja"

"kenapa? Masalah sama dosennya belum selesai?"

"udah"

"terus kenapa sayangku?"

"gapapa"

Tay menghela nafasnya berat, ia lalu melepaskan pelukannya dan membiarkan New menyusun piring-piring yang sudah ia cuci kedalam rak piringnya.

"mas besok jadi keluar kota?" tanya New mencuci tangannya setelah selesai dengan kegiatan mencuci piringnya.

"liat besok" jawab Tay.

"kenapa liat besok?" tanya New menggenggam tangan Tay.

"iya, besok tergantung keadaan kamu gimana, kalau masih gamau cerita sama mas ya ga mungkin mas tinggal, mas gamau kepikiran yang engga-engga pas jauh dari kamu" jawab Tay.

"mas mau dibikinin minum?" tanya New.

"ga usah, nanti ambil sendiri kalau haus"

"okey"

"udah mau nikah loh sayang"

"iya tau, undangan juga udah dibagiin"

"terus kenapa gamau cerita?"

"gapapa, cuma lagi sedih dikit aja" jawab New tersenyum menatap Tay.

"pasti ada penyebabnya, kenapa sayangku?" tanya Tay memegang kedua lengan New membuat keduanya kini saling berhadapan.

"tadi aku nyamperin kit"

"terus?"

"kit kan menang debat antar universitas"

"oh iya? Bagus dong?"

"iya, terus tadi pas aku dateng ga lama orangtuanya kit dateng bawa bunga, terus peluk kit erat banget, mereka juga berkali-kali bilang kalau mereka bangga sama kit, aku juga bangga sama kit" ujar New.

"kit itu kalau ngelakuin hal sekecil apapun pasti orangtuanya selalu bangga dan apresiasi kit, selalu peluk dan cium kit, ga ragu buat nunjukin kalau mereka sayang kit, kit itu berprestasi banget mas, dia orang terkeren yang pernah aku kenal, kit itu kayak bisa semuanya, gaada hal yang kit gabisa, aku bangga banget sama kit, tapi aku iri juga" sambung New sambil tersenyum kecil dan menundukkan kepalanya.

"aku mungkin emang ga sehebat kit, ga ada pencapaian besar dalam hidup aku, tapi kayaknya aku pernah deh dapet ranking dikelas, IPK aku juga lumayan bagus, tapi aku ga pernah dipeluk sama mama papa, aku juga pengen"

"pernah sih mas, tapi kalau ada abang, peluknya berdua, ga pernah yang meluk aku sendiri aja, kalau cuma meluk abang aku sering liat, aku juga pengen dipeluk seerat itu, aku ngeliat kit jadi iri, bisa ga ya nanti aku ngerasain juga?"

Sunshine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang