"Apakah benar seperti itu Humai?" Tanya pak Haka, kini Haka sedang mencoba mengajar di sekolah Humai, dan pasti menjadi guru pelajaran agama. Haka mengajar disana tidak lama, hanya 2 bulan saja.

"Afwan ustadz, eh maksud Humai pak. Tadi memang Humai ketiduran di kelas, dan saat berdiri disini juga Humai bermain ponsel. Tapi us— eh pak Haka tau alasan saya bermain ponsel," jawab Humai sembari menunduk, bukan karna takut, tapi karena menjaga pandangan dari Haka.

"YANG SOPAN KAMU HUMAIRAH." Teriak Bu Aulia saat mendengar jawaban yang Humai keluarkan.

"Cukup Bu Aulia. Suara ibu bisa terdengar sampai kantin," ucap pak Haka.

"Bu Aulia hati-hati ya, pawangnya Humai sebentar lagi datang," sambung pak Haka sembari melanjutkan perjalanannya.

"Aneh," ucap Bu Aulia.

"Kamu lanjutkan, jangan duduk sampai pelajaran saya selesai," sambung Bu Aulia.

"Baik Bu," jawab Humai.

Setelah berdiri 10 menit, Humai melihat laki-laki yang sangat Humai kenal. Laki-laki itu berjalan menuju Humai dengan menggunakan pakaian yang sangat rapi dan kacamata hitam, yang membuat laki-laki itu menjadi pusat perhatian.

"Dimana guru kamu?" Tanya laki-laki tersebut yang ternyata Gus Yusuf.

"Di kelas mas," jawab Humai saat melihat laki-laki tersebut.

"Ayo," ajak gus Yusuf sembari menarik tangan Humai.

"Tapi—" ucapan Humai terpotong.

"Tidak ada tapi-tapian," ucap gus Yusuf dengan tegas sembari menggandeng tangan Humai.

Seketika seluruh mata menuju ke arah tangan Gus Yusuf yang menggenggam tangan Humai. Gus Yusuf memang terkenal karena ketampanannya dan ceramahnya yang mengasikkan. Dan yang mereka tahu Gus Yusuf tidak memiliki adik dan belum menikah, pikir mereka semua Humai adalah saudara dari Gus Yusuf. Tapi tidak mungkin Gus Yusuf menggenggam tangan yang bukan mahram. Selama perjalanan terdengar bisikan-bisikan dari mereka semua, "Humai siapa Gus Yusuf?" "Gus Yusuf gandeng tangan Humai?" "Itu beneran Gus Yusuf" "ada hubungan apa Gus Yusuf dengan Humai" "Humai adik Gus Yusuf?" "Gus Yusuf ngapain pegang-pegang tangan Humai". Semua itu yang Humai dengan dari mereka, Gus Yusuf menyadari perubahan wajah Humai, dan berkata "tanang saja zaujati, mereka tidak akan berani,"

"Tapi Jannah takut mas, nanti kalau Bu Aulia marah gimana?" Tanya Humai.

"Tinggal mas keluarkan," jawab gus Yusuf.

"Maksudnya mas?" Tanya Humai.

"Nanti Jannah juga tau," jawab gus Yusuf.

Selesai menjawab pertanyaan Humai, tepat sekali didepan kelas Humai. Dari dalam kelas hanya terlihat Humai, karena Gus Yusuf tertutup tembok yang berada di sebelah kelas Humai. Saat melihat Humai, Bu Aulia berkata, "Ngapain kamu kesini? Anak nakal, perlu saya kasih hukuman yang lebih berat? Mau kamu bersihkan toilet seluruh sekolah?"

"Jadi gini cara mengajar anda?" Tanya gus Yusuf saat keluar dari balik tembok.

"Eh Gus Yusuf, ngapain Gus kesini? Ada urusan apa? Terus kenapa pegang-pegang tangan anak tidak tahu diri ini," ucap Bu Aulia.

"Keruangan saya sekarang." Tegas Gus Yusuf.

Saat memutarkan badan, Humai tiba-tiba menangis. Setelah melihat Humai menangis, Gus Yusuf berkata kepada Bu Aulia, "Tidak jadi sekarang, 15 menit lagi anda keruangan saya. Dan jangan lupa mengetok pintu terlebih dahulu,"

"Baik Gus," jawab Bu Aulia.

"Ngapain sih itu Yusuf segala gandeng-gandeng tangan Humai, cantikan juga saya," ucap Bu Aulia saat melihat Gus Yusuf menjauh.

Diperjalanan menuju ruangan Gus Yusuf, Humai semakin menangis.

"Zaujati," panggil gus Yusuf.

"Mas, Jannah takut," jawab Humai.

"Tenang, ada mas sekarang," ucap gus Yusuf.

"Kalau Jannah dikeluarkan gimana mas?" Tanya Humai.

"Tidak akan sayang, jika Jannah dikeluarkan, Jannah sekolah dipesantren abi," jawab gus Yusuf.

"Ga boleh sama abah," ucap Humai.

"Sudah-sudah, ayo lanjutkan jalannya, dipercepat sayang," ucap gus Yusuf.

Tidak lama sampailah di ruangan Gus Yusuf, didalam ruangan Humai tidak dapat menahan dirinya. Dengan cepat Humai sudah berada didalam pelukan gus Yusuf.

"Hiks.. mas, nanti kalau diomelin ayah gimana? Jannah nakal ya mas?" Tanya Humai yang masih menangis.

"Tidak sayang, tidak akan. Jannah tidak nakal, ketiduran itu wajar apa lagi jam-jam segini pasti sangat mengantuk dan manusia pasti melakukan kesalahan. Ingat semalam Jannah tidur jam berapa? 12 kan? Jadi ini memang salah Humai, tapi tidak seharusnya Humai dihukum seperti itu," jawab gus Yusuf.

"Tapi mas, ayah akan kecewa, ayah sudah bayar mahal-mahal tapi Jannah malah bikin ulah," ucap Humai.

"Heyy, Jannah lupa? Jannah sudah menikah kan? Mas Pangeran suami Jannah, berarti mas Pangeran yang membiayai semua kebutuhan Jannah. Tidak perlu merasa bersalah," jawab gus Yusuf.

"Memang iya mas? Jadi selama ini mamas yang biayai Jannah?" Tanya Humai saraya melepaskan pelukannya.

"Na'am sayang," jawab gus Yusuf.

"Terimakasih mas," ucap Humai sembari memeluk gus Yusuf kembali.

Saat sedang memeluk Humai, tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebar.

"HUMAI."

***

ツ¯♡➳♡¨̮॰*ãₗɦãӍᵈꪊₗᶤ𝑙𝑙ãɦ*॰¨̮ ♡➳♡¯ツ

Tandai typo ...

Jangan lupa vote nya kawan-kawan. Dengan 1 vote kalian, insyaAllah kalian mendapatkan pahala karena sudah membuat saya senang.

Dalam kitab Al 'Athiyyatul Haniyyah dijelaskan, barang siapa yang membahagiakan orang mukmin lain, Allah Ta'ala menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan orang lain.

Target vote: 700 (pencet bintangnya kak, astaghfirullah😭😭)
Follow Ig: merindu_senjaaa__a
Panggil aku cahaya, bukan kak, bukan author, dan juga bukan Thor, terimakasih ☺️☺️☺️🫶🫶🫶

Selamat membaca dan selamat menunggu kembali. Kemungkinan cahaya bakal jarang update, karena sibukk🫶👋

Terimakasih untuk yang sudah membaca ...

MasyaAllah, Gus PangeranWhere stories live. Discover now