9: Gelap

34 1 0
                                    

"Bajingan homo!"

"Gak nyangka..."

"Memangnya gak ada cewe ya?"

"Memang bener ya... Cowo ganteng kalau bukan bajingan ya homo!"

"Kira-kira orang tuanya tau gak ya?"

"Nggak dulu ya.."

"Ih, takut..."

"Lo udah bukan bagian dari grup gue, sana pergi! Anjing homo."

Bisikan dan perkataan-perkataan seperti itu selalu berdenging dikepala Gerald, rumor-rumor itu dilontarkan hanya karena dirinya ketahuan menyimpan foto salah satu teman lelakinya dan rumornya semakin lama semakin memburuk, atau bisa dibilang makin jauh dari faktanya sendiri.

"Ger, kita sudahan ya?"

"Kenapa..?"

"Aku mau percaya sama kamu, tapi bukti itu sudah didepan mata,"

"Bohong! Itu foto... Aku-"

Rasanya ada sesuatu yang menghalanginya untuk berbicara tentang fakta sebenarnya, entah kenapa perasaannya sangat sulit untuk dikeluarkan.

"Seharusnya kamu jelasin dong kalau itu hanya kesalahpahaman saja!"

Sudah, tetapi tidak ada yang percaya. Dan faktanya foto-foto itu hanyalah referensi untuk seninya. Apa hanya karena darahnya mengandung darah Belanda, makanya dia kena diskriminasi? Mungkin lebih dari itu..

Hari-hari ditemani dengan roti tawar setiap jam makan siang, bukannya kekurangan, tetapi anak itu sengaja untuk mati kelaparan, hampir satu semesternya dijauhi dan diasingkan karena tidak ada yang mau menerimanya.

Bagaimana dengan keluarga? Tidak ada yang beda. Boro-boro berkonsultasi, orangtuanya saja hanya mengharapkan prestasi, harga diri, prestasi, dan harga diri. Tidak ada yang lain.

Beruntung, dirinya berbakat dalam berbagai hal, banyak piala dan medali menumpuk dirak kamarnya, tetapi itu tidak memuaskannya, yang dia butuhkan hanyalah seorang teman.

Geng yang dia tempati juga sebenarnya tidak tau keadaan Gerald sekarang, apa mereka peduli? Tidak juga. Cara komunikasi dan cara bergaulnya yang aneh membuat orang lain ilfil.

...

Lelah dan bingung adalah suatu kata yang menggambarkan situasi Gerald saat ini, 4 lawan 1, sungguh tidak adil. Bahkan ada yang memegang sebuah senjata berupa sebatang kayu yang sudah dipahat ujungnya menjadi tajam.

Salah satunya menerjang dan menendang sisi pinggang Gerald, namun karena pertahanan tubuhnya yang jauh lebih kuat, dia tidak bergerak sama sekali dan membalas tendangan itu dengan pukulan diwajah orang tersebut.

"bangsat! Tahan homonya tolol!" teriaknya.

Sontak, 3 orang tersebut menahan kedua lengan dan kepala Gerald ditempat, sedangkan satu orang itu mengambil sebatang besi terdekat dan membuang barang kayu itu.

"apa? Takut kan lo? Mana geng busuk lo itu? Katanya mau tawuran?"

"saya udah bukan-"

Besi itu menerjang kebawah, mengenai atas kepala Gerald dan seketika membuat darah menetes dari kepalanya.

"AKH..!"

"haha.. oh iya! Kan lo udah dibuang sama geng lo sendiri!" Ucapnya dengan nada yang mengejek.

Kuas Gugur ◖BL◗  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang