5: Foto

43 2 0
                                    

Gerald membuka pintu kamarnya dan langsung berbaring di kasur yang cukup luas kemudian menutupi mukanya dengan bantal.

Rasanya ingin teriak, mukanya sangat merona merah seperti gadis perawan berumur 15 tahu lalu dia menghantam bantalnya sendiri dengan keras.

Setelah tantrum seperti orang stress, dia menghela nafas dan melirik pada meja belajarnya, dia mengambil kameranya dan melihat foto Darma yang dia ambil diam-diam saat menguntitnya beberapa hari yang lalu.

Dia merasa bersalah, tetapi pada akhirnya, dia tidak menyesal bahwa dia telah menguntit seniornya.

Tidak hanya dia senang membantu Darma, dia juga senang bahwa dia dapat menyentuh kaki yang dia anggap suci. padahal lembut saja kagak, yang ada kaki Darma itu penuh dengan bekas luka, tetapi justru itu yang memesona. Baginya, bekas luka di tubuh orang yang dia cintai adalah hal yang keren dan lucu.

Kulit hangat yang dimiliki Darma sangat memikat bule preman itu, aksen Jawanya yang khas juga sangat enak didengar, yang paling dia sukai dari Darma adalah tangannya yang lentik dan lehernya yang bersih.

Kapan gue bisa nembak kak Darma?.. Batinnya, tetapi untuk sekarang, itu adalah hal yang tidak mungkin, kemungkinan Darma jadi lebih membencinya.

Dia memutuskan untuk menyampaikan perasaannya ketika kebencian Darma terhadapnya mulai mereda, tetapi sepertinya dia tidak bisa lama menunggu.

Tidak terasa, pagi telah tiba. Gerald dengan rambut berantakan dan masih memakai seragamnya yang lusuh bangun dari kasur, dia mengusap matanya dengan tangan. Dia tidak sadar bahwa kameranya masih menyala dengan foto Darma didalamnya.

Gerald menguap, "Jam berapa ini..?" dia turun dari kasurnya dan menemui beberapa banyak tisu kotor berserakan dilantai.

Dia mengecek kalender di dinding kamarnya dan tidak sadar bahwa hari ini adalah hari minggu. Dengan muka kusutnya, dia membuka hpnya yang sudah lama tidak dipegang hanya karena dia tidak ingin diganggu dengan banyaknya pesan yang belum dibaca, termasuk tawaran lomba untuknya.

***

Suara bising dari speaker dipanggung membuat Gerald hampir jadi gila, suasana ramai yang sampai desakan membuatnya sangat tidak nyaman. Terutama dia tidak suka lagu metal, dia menerima ajakan temannya hanya untuk makan bersama, tetapi dia tidak menyangka kalau dia akan dibawa ke konser umum juga.

Gerald mendekatkan dirinya pada telinga temannya dan berteriak, "Hey! Gue beli makan ya!"

Temannya, Jaka hanya mengangguk dan lanjut berteriak untuk menambah keramaian.

Gerald berhasil keluar dari keramaian yang berisik dan mengganggu. Melihat ada sebuah toko dengan cemilan populer, Gerald mengambil dompetnya dari saku celananya dan membeli cemilan itu sembari membeli es krim. Kemudian, dia memakannya sambil berjalan menuju konser tadi untuk menghampiri temennya yang masih heboh.

Matanya sendiri melirik kemana-mana, begitu banyak orang-orang yang unik sekitarnya, ada yang malu, ada juga yang memalukan. Matanya tertuju pada seseorang dengan style rambut mirip 2 block dan orang itu juga memakai kacamata.

Hati Gerald seketika terbang untuk sesaat ketika dia melihat orang itu, dia memang terlihat seperti Darma terutama dengan rambutnya yang bisa dibilang culun.

Dia menghampiri Darma dan menepuk bahunya, tetapi bahunya kali ini beda sama yang dia rasakan saat membantu Darma, "Kak Darma?"

Dia menoleh kebelakang dan membuat Gerald terkejut, dia bukan Darma. Ternyata hanya stylenya saja yang mirip, bukan mukanya. Dari mukanya saja sudah bikin jijik Gerald, seperti orang mesum.

Kuas Gugur ◖BL◗  Where stories live. Discover now