19. Dendam Yang Lain

72 5 0
                                    

Happy Reading

"Hiks... hiks..."

Terhitung sudah satu jam Danu menangis di pelukkan Yuda. Semua orang sudah berusaha menenangkannya namun tidak berhasil.

Tangis Danu perlahan mereda. Danu memutuskan untuk bercerita. Sebelumnya, Danu meminum segelas air terlebih dahulu.

"Kamu kenapa, Danu?" tanya Yuda lembut sambil mengusap air mata Danu.

"Danu benci sama Ibu!"

Satu kalimat yang keluar dari mulut Danu membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Bagaimana bisa anak sebaik Danu membenci orang yang melahirkannya? Terlebih lagi, Danu sering bilang bahwa ibunya adalah orang terbaik di dunia menurutnya.

"Maksud kamu apa?" Yuda yang mengenal Danu sejak kecil pun merasa ada yang salah di sini. Yuda sudah sangat mengenal Santi sejak dulu dan Danu sangat menyayanginya. Tapi, kenapa sekarang Danu membencinya?

"Ibu bohong sama Danu. Ibu nyembunyiin semuanya dari Danu. Danu benci Ibu sama Ayah!" Wajah Danu memerah menandakan ia sangatlah marah.

"Ayah? Kamu udah ketemu sama Ayah kamu?" Ini Ratna yang bertanya.

Ratna memang tahu bahwa Danu tidak pernah bertemu dengan ayahnya lagi semenjak Danu berusia tiga tahun. Tapi sekarang, apakah Danu benar sudah bertemu ayahnya? Lalu kalau Danu sudah bertemu ayahnya, mengapa Danu membencinya?

Danu sudah tidak sanggup menanggung beban pikirannya sendirian. Jadi, Danu memutuskan untuk bercerita tentang masalah yang ia alami tadi kepada semua orang di sini.

•••

"Kalian serius mau nolongin, Om?"

Sonny masih ragu ragu kepada keponakannya yang hendak menolongnya. Itu karena setelah sekian lama, Sonny baru  bertemu kembali dengan kedua keponakan kembarnya itu.

Saat ini, keponakan Sonny akan membawa Sonny ke suatu tempat yang katanya aman. Mereka pergi menggunakan mobil keponakan Sonny dengan Sonny yang duduk di kursi penumpang bersama keponakan yang satunya sementara keponakan yang lainnya menyetir mobil.

"Seriusan, Om." balas Jen dari kursi kemudi dengan kembali mengeluarkan senyum yang sulit diartikan.

Ya benar! Keponakan dari Sonny adalah si kembar Jen dan Juna.
Sebetulnya, tanpa Sonny ketahui kedua keponakannya itu sedang merencanakan sesuatu.

"Loh kok kita ke sini?!" Sonny dibuat bertanya tanya karena Jen dan Juna membawanya ke... kantor polisi?

"Inilah tempat yang aman buat Om." Jen dengan segera pindah ke kursi belakang tanpa keluar mobil. Tidak lupa, Jen sudah mengunci pintu mobil agar Sonny tidak bisa kabur.

Sonny tidak bisa bergerak. Tubuhnya siapin oleh badan kekar Jen dan Juna. Ia benar benar sudah tidak bisa berbuat apa apa.

"Om itu kok pengecut sih?" Juna malah memancing emosi Sonny. "Om itu udah ninggalin anak kandung dan istri om sendiri demi wanita lain, terus om juga bikin Mamah kita menderita."

"Bukan cuman pengecut, Jun." Jen yang memiliki jiwa julid pun dengan siap sedia mengeluarkan kata kata menusuknya. "Tapi dia juga jahat dan manusia yang ngga punya hati!"

Merasa tidak nyaman dengan situasi ini, Sonny menatap tajam Jen dan Juna. "Apa apaan kalian?!"

"Udah lah, Om. Om itu harusnya sadar. Om liat tangan Om. Tangan itu udah Om pake buat bunuh seseorang kan?" Perkataan Jen membuat Sonny teringat peristiwa beberapa waktu silam. Di mana ia mengotori tangannya untuk membunuh Santi.

"Om bunuh ibunya Danu kan? Mantan istri Om sendiri."

Sonny bungkam. Bagaimana Juna bisa tau? Padahal ia rasa di rumah itu sudah tidak siapa siapa.

[√] KenyataanМесто, где живут истории. Откройте их для себя