08. Penasaran

111 13 2
                                    

Happy Reading


Terlihat sebuah keluarga bahagia yang sedang menonton TV di ruang keluarga pada malam hari. Seperti biasa, Jeri terus menempel pada Sonny yang duduk di sofa panjang.

Tapi sebentar, di mana Jefri?

"Kakak sini."

Jeri yang sadar akan kedatangan kakaknya, langsung melambaikan tangan dan menepuk nepuk tempat di samping kirinya yang kosong karena Sonny duduk di samping kanan dan Anita duduk di sofa yang berbeda.

Anita tersenyum melihat kedua anaknya yang kembali dekat sementara Sonny terlihat tidak suka.

Jefri yang melihat ekspresi tidak suka dari wajah Sonny, ragu untuk mendekat. Tetapi Jeri malah beranjak dari duduknya dan menarik Jefri untuk ikut duduk.

"Mau ngapain kamu?" tanya Sonny dengan nada terkesan dingin saat Jeri dan Jefri duduk di sampingnya.

"Ck, Pah... Bisa ngga sih Papah ngga usah kayak gini lagi. Jer ngga suka tau, Pah." Jeri memanyunkan bibirnya dan membuat wajah cemberut.

Jeri beralih menatap Jefri yang duduk di sampingnya. "Kakak bilang, mau ngomong sesuatu kan?"

Jefri diam sejenak dan menarik napas lalu menghadap ke arah Sonny yang terhalang oleh adiknya. "Sebelumnya, Jefri mau minta maaf sama Papah atas kejadian delapan tahun lalu. Jefri bener bener ngga niat ngelakuin itu sama Papah. Papah mau kan maafin Jefri?"

Sonny hanya berdeham singkat mendengar ucapan Jefri. Sebenarnya ia memang tidak bisa menerima Jefri. Tapi karena malas membuat keributan di malam hari, ia hanya memberi dehaman sebagai jawaban.

"Dan Jefri juga mau minta tolong sama Papah dan Mamah."

"Mau ngerepotin saya?"

Anita hanya geleng geleng kepala melihat perlakuan ketus Sonny.

"Minta tolong apa, sayang?" tanyanya dengan lembut.

Jefri diam sejenak sampai lengannya disenggol oleh Jeri agar segera bicara.

"Mamah sama Papah bisa nonton pertandingan basket Jefri ngga minggu depan."

"Emang tingkat mana sampe kamu minta saya untuk nonton? Kayak udah hebat aja kamu," ucap Sonny dengan senyum mengejek.

"Baru tingkat provinsi sih, Pah. Tapi kalo Papah sama Mamah ngga bisa, ngga apa apa kok."

"Pasti bisa dong. Ya kan, Mah, Pah?" Jeri ikut membujuk Sonny.

"Bisa, sayang." Anita menjawab dengan lembut. Berbeda dengan Sonny yang hanya kembali berdeham.

"Kamu ikut, Jer?" Sonny mengalihkan pandangannya pada Jeri.

Jeri menggeleng sebagai jawaban. "Jer udah janji mau main di rumah Haikal, Pah. Tapi kalo Papah sama Mamah mau pergi, pergi aja."

Mendengar ucapan Jeri, Sonny langsung bangkit dari duduknya dan menyudahi acara kumpul keluarga kecil kecilan mereka. Sebenarnya Sonny masih ingin bercengkrama dengan Jeri, tapi moodnya mendadak rusak tiba tiba karena Jefri.

•••

"Kamu serius ngga mau dianterin Papah, Jer?"

Sonny melihat kedua anaknya di depan gerbang rumah yang sudah rapih dan siap untuk berangkat ke sekolah menggunakan motor.

"Jer sama Kak Jefri aja, Pah."

[√] KenyataanWhere stories live. Discover now