03. Kak Heru dan Kak Yogi

118 12 0
                                    

Happy Reading


"Papahhh.."

Haap

Baru saja memasuki rumah, Jeri langsung memeluk sang ayah yang duduk di ruang keluarga bersama Anita.

"Jer kangen papah," ucap Jeri sambil melepas pelukannya.

"Papah juga kangen sama Jer," balas Sonny sambil mengelus surai anaknya.

Jer adalah panggilan Sonny pada Jeri, berbeda dengan Anita dan Jefri yang hanya menyebut Dek.

Anita hanya tersenyum melihat kedekatan suami dan putra bungsunya itu. Tidak lama kemudian Anita menanyakan keberadaan Jefri.

"Loh Dek, Kak Jefri mana?"

"Hahh... tau tuh, Jeri lagi males sama Kak Jefri. Nyebelin banget!"

"Isshh kamu ya, sama Kakak sendiri ngga boleh kayak gitu tau!" peringat Sonny pada anak bungsunya sambil mencubit hidung Jeri.

"Ihh Papah sakit tau. Udah ah, Jer lagi males bahas Kak Jefri," balas Jeri dengan bibir manyun.

"Ya udah kalo ngga mau bahas. Mending Jer bersih bersih terus makan bareng Papah. Habis itu kita jalan jalan."

Jeri dan Sonny pun bangun dari duduknya lalu pergi menggalkan Anita yang masih menunggu Jefri. Memang begitu lah kalau Jeri sudah bersama Ayahnya, Ibunya sendiri pun hanya di anggap nyamuk.

Perhatian Anita tertuju pada Jefri yang baru datang. Wajah Jefri terlihat tidak bersahabat.

"Jefri kok kamu lama banget sih? Habis ngapain kamu?"

"Ya ampun Mah, Jefri baru aja masuk, udah ditanya tanya," jawab Jefri dengan dingin.

"Ya udah, kamu capek kan? Sekarang bersih bersih terus makan ya? Nanti Papah mau ajak kita jalan jalan. Oh iya Mba Santi sama Danu mana?"

"Mereka masuk lewat pintu belakang." Jefri tampak tidak memperdulikan ajakan jalan jalanya itu.

Kamar Danu dan Santi memang dekat pintu belakang. Jadi, agar bisa masuk ke kamar tanpa harus melewati banyak ruangan mereka memilih pintu belakang.

"Sekarang kamu bersih bersih ya, Jef. Habis itu makan. Papah sama Jeri pasti nungguin kamu."

"Jefri makannya nanti aja ya, Mah? Soalnya Jefri ngga enak badan."

"Loh kamu sakit?" Wajah Anita tampak cemas dengan punggung tangannya menyentuh kening Jefri.

"Ngga kok, Mah. Jefri cuman capek aja. Nanti kalo Mamah, Papah, sama Jeri mau pergi, pergi aja ngga apa apa. Lagian di rumah juga kan ada Danu sama yang lain."

Anita pun membiarkan Jefri pergi ke kamarnya. Dirinya tau kenapa Jefri bersikap seperti itu.

•••

"Danu, kamu mau kemana?"

Santi nampak bingung melihat Danu yang sudah berganti pakaian di kamar dengan sweeter biru juga celana hitam dan akan pergi ke luar.

"Biasa, Bu. Masa ngga tau sih."

Santi pun mengangguk paham mendengar ucapan anaknya. Ada tempat yang selalu Danu kunjungi saat mereka tinggal di sini. Tapi Santi teringat sesuatu bahwa anaknya belum makan sejak sampai di rumah

"Eh tapi kamu makan dulu ya? Ibu udah siapin tuh di dapur."

"Tentu saja ibuku tercintaahh..."

Danu kemudian pergi ke dapur untuk makan setelah mengecup pipi ibunya. Santi hanya tersenyum melihat perilaku Danu yang begitu menyayanginya.

[√] KenyataanWhere stories live. Discover now