LW - Bab 3

38 16 80
                                    

[Mengingatkan kembali, barang kali lupa😊]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Mengingatkan kembali, barang kali lupa😊]

————————————————

Author's POV

Tiga menit berlalu setelah insiden percobaan bunuh diri Lunar yang digagalkan oleh ketukan pintu. Kini, pelakunya berdiri khidmat di hadapan Lunar yang tengah berbaring dengan kepala berbantalkan lengan sofa.

Mata Lunar membingkai langit kamar. Sejujurnya, ia masih terlalu malas membuka suara dan bermain peran selayaknya anak sepuluh tahun.

"Selamat pagi, Nona. Semoga keberkahan dan kebahagiaan menyertai-.."

"Pagi," balas Lunar memotong sapaan pelayan yang terlihat memiliki selisih umur cukup jauh dari pemilik tubuh yang kutempati.

Netra Lunar melirik, sekilas ia dapati ekspresi terkejut di wajah pelayan tersebut. Hanya sebentar karena setelahnya pelayan itu menunduk dalam.

Apa yang membuatnya terkejut karena aku balas menyapa?

"Syukurlah anda sudah sadar. Apakah anda baik-baik saja? Adakah keluhan yang anda rasakan?" Tanya pelayan yang tidak Lunar ketahui namanya itu. Bukan tidak ingat, Amaryllis-yang tubuhnya Lunar tempati- memang tidak pernah bertanya. Dari sini Lunar akui, ketidakpedulian Amaryllis patut diacungi jempol untuk anak seusianya.

Alis Lunar terangkat satu, menanyakan maksud dari pertanyaan tersebut.

"A-ampun, Nona! Maksud saya, anda telah demam selama 2 minggu. Dan saya lihat keadaan anda sudah membaik. Namun, saya akan tetap memanggil •¹Healer untuk memeriksanya. Dan keluhan Nona akan saya sampaikan," Jelas sang pelayan tanpa bisa menutupi gemetar dalam nada suaranya. Perubahan ekspresi yang lumayan, dari terkejut menjadi takut.

Posisi Lunar berubah duduk. Fokusnya kembali ke kalimat yang baru diucapkan sang pelayan. Oh, dua minggu rupanya. Sepertinya ingatan Amaryllis masih agak kabur tentang kejadian terakhir yang menimpanya.

Mata Lunar menatap gadis remaja di depannya. "Ya, aku ada keluhan,"

"Saya mendengarkan, Lady."

[Nona (p.s: kedepannya kata 'Lady' atau 'Milady' tidak saya terjemahkan lagi, jadi tolong diingat) ]

"Kepalaku sedikit pusing dan aku..," tatapan Lunar semakin dalam. Agaknya bermain-main sedikit tak akan jadi masalah. Sudut bibir Lunar tertarik satu,"muntah darah," lanjutnya.

And then, sepersekian detik pelayan Amaryllis itu mendongak dengan raut khawatir yang tergambar jelas. Tentu saja, bila Amaryllis terluka ia bisa kehilangan kepalanya.

LUNATIC WORLD || Lunar and Her UniverseWhere stories live. Discover now