DTYT-Un beau parleur

4.8K 925 320
                                    

Un beau parleur.

A smooth talker.



















"Maafin aku, Mbak... Maafin aku..." Tangis histeris Bella terdengar memenuhi ruang tengah apartemen milik asisten Bella, wanita itu terduduk lemas di atas lantai sementara Upih duduk di sofa sambil menyilangkan salah satu kakinya. "Aku khilaf, Mbak... Aku kemarin sebenarnya sudah mau berhenti karena aku tahu aku salah, tapi pihak management bilang aku nggak bisa mundur. Maaf, Mbak..." Bella menyatukan tangannya, punggung wanita itu tertunduk dalam.

Upih cuma bisa menghela napas panjang, sudah lima belas menit sejak kedatangannya ke sini bersama Rumi dan Darma dan Bella masih tidak mau bekerja sama dengannya dan malah menangis sambil meminta maaf—sesuatu yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh Upih.

Mata wanita itu lalu terarah ke asisten Bella yang berdiri dengan gestur panik, daritadi wanita berumur 30 tahunan itu tampak sibuk mengutak-atik handphonenya sambil sesekali berbisik ke arah staf management Bella yang berdiri bergerombol di dekatnya.

Tadi pagi, Rumi memberitahu kalau akhirnya—setelah 2 hari pencarian—mereka menemukan alamat apartemen Bella. Dan tanpa menunggu waktu lama, Upih meminta untuk diantarkan ke sana.

Keadaan Bella tentu tidak baik setelah Rumi dan Darma memaksa—sampai memanggil security—agar pintu apartemen terbuka, wanita yang membuat masalah besar di kehidupannya akhir-akhir ini kelihatan berantakan. Ya, bagaimana keadaan Bella bisa baik kalau 2 hari lalu seluruh media dihebohkan dengan bukti-bukti kejahatan dan kebohongan yang ia buat.

"Pertanyaan gue bukan itu, Bel..." Upih menahan dirinya untuk tidak berdecak, dia kembali menatap ke arah Bella yang kini hampir membungkuk di atas lantai. "Alasan lo... I need to know why you did this to me. Tell me if I did something wrong with you. I need to know why you're being so cruel to me, Bel."

Tangis Bella terdengar semakin keras, dia berubah histeris tapi tidak ada satu orang pun yang berusaha menenangkannya. Things have really taken a turn for the worse now.

"Aku minta maaf, Mbak... Kalau begini, aku bener-bener bisa ancur, Mbak... Aku nggak mau..." Bella meracau tidak jelas di sela tangisnya.

Kepala Upih menggeleng pelan, dia sebenarnya merasa kasihan melihat kondisi Bella sekarang. Tapi, Upih jelas tidak lupa soal kejahatan semacam apa yang sudah direncanakan Bella kepadanya. "Seharusnya, dari awal kamu mikir begini, Bel. Kenapa baru sekarang? Why did you realize it after you had ruined your own life?" Suara Upih kalah besarnya dibanding suara tangis yang dibuat Bella sekarang.

Bella menutup wajahnya dengan kedua tangan, "Mbak, aku nggak bisa begini, Mbak... Karirku gimana, Mbak..."

Kedua mata Upih memejam erat, dia merasa sesak ketika tahu kalau sampai detik inipun, Bella sama sekali tidak menyadari kesalahannya dan tidak merasa bersalah.

"Makanya, lo harusnya mikir dari awal waktu lo mulai cari masalah sama gue dong, Bel? Apa lo nggak mikir dari awal kalau lo pasti bakal ketahuan juga? Don't you think one day I'll reveal all of your lies? How do you have such confidence?" Upih melempar tatapan tajamnya ke arah Bella dan beberapa staf wanita itu yang hanya bisa menundukkan kepala mereka. "When you talk about your career, don't you consider my career, which almost ended because of your actions? Why are you acting this way, Bel? What have I done wrong to you? Did somebody tell you to be like this? Did someone else make you this way?"

Setelah mendapat banyak bukti, sejujurnya Upih luar biasa penasaran dengan alasan kenapa Bella mau melakukan hal konyol seperti mau berurusan dengannya lewat masalah sebesar ini jika wanita itu tidak punya siapa-siapa di belakangnya dan alasan cemburu karena Oliver terlalu lemah untuk membuat Bella mau membuat masalah sebesar ini.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Where stories live. Discover now