10. I'm Dispointed to You

8 1 0
                                    

Setelah memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah, Ia langsung menghampiri pria yang baru saja turun dari motornya. "Pagi, Brian!" Sapaan yang ia berikan, disertak dengan senyuman manisnya yang khas.

Dan Brian hanya mendehem sebagai jawaban lalu berjalan melalui wanita mungil ini.

'Hemm.. Mulai lagi.' Batinnya, lalu menyusul pria Aries yang sudah jalan terlebih dahulu, melewati dirinya.

"Bri, kamu beneran udah gapapa?" Tanyanya, yang saat ini sudah berada disamping dia.

'Sabar, Belva. Orang cantik itu harus sabar!' Gumamnya, seraya mengelus dadanya agar tidak emosi karena pria ini yang mengabaikannya.

"Aw!" Ringisan yang langsung ia keluarkan, karena dirinya menabrak tubuh dia yang berhenti tiba-tiba. "Brian, ke--"

"Kelas lo!" Ujar Brian tanpa menoleh kearahnya.

Dan ia malah berfikir sejenak, mencerna ucapan pria ini. Ia langsung mengedarkan pandangannya, lalu beroriah setelah tau apa maksud dari pria ini. "Oke! Aku masuk kelas dulu ya! Nanti kita makan bareng pas istirahat!" Serunya sedikit teriak karena dia yang melanjutkan jalannya menuju kelasnya.

Ia langsung masuk kedalam kelas dengan wajah sumringah. Tapi senyuman itu tak berlangsung lama ketika melihat ketiga temannya yang belum ada. Ia langsung mengerutkan dahinya bingung, menaruh tasnya dan duduk dibangkunya. "Kemana ya mereka bertiga? Kok mereka belum datang? Apa aku yang datangnya kepagian?" Gumamnya, lalu mengecek arloji yang bertengger ditangan kirinya.

Ia menghela nafasnya kasar. "Enggak ah! Aku datengnya gak kepagian! Kema--"

"Halo, Belva!" Sapaan yang diberikan Dasha dengan senyuman manisnya, yang sedang merangkul Alora ditangan kanannya dan Carla ditangan kirinya.

Alora langsung mendecak kesal, lalu menghentakan tangan temannya yang berada dipundaknya, dan duduk disamping dirinya.

"Kalian habis darimana?" Tanyanya, menatap ketiga temannya secara bergantian.

"Biasa, habis ngurus bayi besar yang lagi ngambek!" Seru Dasha, menjawab pertanyaan teman mungilnya ini.

Carla yang tak setuju pun langsung mendecak kesal, dan meralat ucapan temannya ini. "Bayi lo ya! Bayi gue kagak!" Ralatnya yang masih memfokuskan pandangannya ke ponsel.

Ia langsung menautkan kedua alisnya bingung. "Bayi besar? Siapa?" Tanyanya, menatap temannya dengan tatapan bingung.

Dasha hanya bisa tertawa begitu mendengar penuturan polos dari temannya ini. Sedangkan Alora sudah mendengus sebal. "Siapa lagi kalo bukan kekasihnya, Darion." Serunya.

"Darion, dia kenapa ngambek?"

"Siapa lagi kalo bukan dia yang batas gilanya sudah melebihi kuantitas! Kekasihnya marah karena dia ketauan berciuman dengan seorang senior laki-laki, berinisial Alaric." Jelas Carla.

Sementara Dasha langsung terkikik, begitu mengingat kejadian masalah tadi. "Alah! Dia aja yang posesif! Lagi pula gue gak beneran kok ciumannya! Itu semua cuma demi drama." Serunya, yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari temannya.

'Bener-bener gila!' Batinnya, menatap temannya yang berparas cantik seperti visual ai.

"Alah! Drama apaan! Keliatan nafsunya kok pas ciuman sama bang Alaric!" Balas Alora, yang menyanggah pembelaan temannya ini.

"Lo kayak gak tau cabe Thailand aja, Lora! Jangankan ciuman! Making out bareng bang Alaric dengan imbing-imbing drama juga dia jabanin!" Sahut Carla, yang langsung mendapat toyoran kepala dari sang empuh.

"Di jaga ya mulut lo! Itu semua Vietnam!" Dengusan kesal yang Karin berikan, karena temannya ini gak percaya kepada dirinya.

"Alah jaga-jaga! Mulut lo tuh dijaga! Keliatan banget napsu sama bang Kevin. Kalo pacar lo gak dateng, gue pastiin lo sama dia bakalan having sex dikelasnya." Sahut Alora.

WILL BE MINE - YONGNIE/JENYONGWhere stories live. Discover now