6. I Wanna Join With You

2 0 0
                                    

Sampai didepan gerbang rumahnya, ia segera turun dari motor pria tampan ini. "Bri, kamu gak mau mampir? Supaya aku bisa obatin lukanya kamu." Ajakan yang langsung ia berikan, seraya memberikan helmet punya pria ini.

Dan brian langsung menggelengkan kepalanya, guna menolak tawaran yang diberikan wanita mungil ini. "Gak usah. Gue mau langsung balik. Sampein salam sama makasih buat Mommy lo karena udah buatin bekal buat gue." Tolaknya, lalu memutar balikan motornya bersiap pulang.

Dan ia hanya bisa tersenyum lalu mengangguk. "Hati-hati ya, Brian!" Ujarnya, dengan tangan yang sudah ia lambaikan ke atas.

Sementara Brian sendiri tidak mengidahkan ucapan wanita ini. Ia lebih memilih untuk menjalankan motornya meninggalkan perkarangan rumahnya wanita mungil ini. Sementara Belva yang melihat pria yang ia sukai telah pergi, ia lebih memilih untuk masuk kedalam rumah.

Sampai didalam, ia tidak bisa menyembunyikan terkejutannya karena begitu masuk kedalam rumahnya, rumahnya dalam kondisi sepi tidak ada siapa-siapa. Biasanya, orang tua dia itu selalu bertengkar dari hal kecil sampai besar dan membuat kegaduhan.

"Bi!" Panggilan yang ia berikan, seraya melangkahkan kakinya menuju kearah dapur. Dan sampai didapur, ia melihat seorang asisten rumah tanggan yang sedang berkutat dengan masakannya.

"Bibi. Dimana Mommy, Daddy dan adikku?" Tanyanya, kepada bibi yang tengah fokus memasak ini, membuat sang ahjummanya terkejut.

"Yaampun, Tuhan!" Pekik kaget seorang Artnya yang bernama Chulso. Chulso langsung menoleh, menatap dirinya yang sedang terkekeh. "Loh, Nona sudah pulang? Ayah sama ibunya Nona baru saja pergi ke Maldives untuk liburan. Katanya sih ingin membuat dede Kalandra Kalau adiknya nona, dia baru saja jalan dengan kekasihnya." Jelas Chulso.

Setelah mendengarnya, ia langsung mendecih tak suka. Mommy dan Daddynya tidak lelah untuk membuat baby Kalandra, anak laki-laki untuk keluarga ini. Padahal ia ini sudah besar. Bisa-bisa kalau adiknya hadir, ia bisa dianggap orang tuanya baby Kalandra. Dan ia tidak mau akan hal itu.

"Ada yang Nona inginkan?" Tanya Chulso, dan ia langsung menjawabnya dengan gelengan kepala. "Tidak ada, bi. Aku kekamar dulu ya." Pamitnya, lalu pergi kekamarnya tanpa menunggu balasan darinya.

Dilain sisi, Brian sendiri sudah sampai dirumahnya. Ia melihat abang tirinya yang baru saja keluar dari kamarnya. "Lo selamat?" Pertanyaan yang diberikan oleh Bastian, diiringi dengan kekehan.

Dan ia langsung tersenyum smirk menatap adik tirinya ini. "Gue gak akan mati cuma karena serangan mendadak dari sekolah lo." Balasnya yang ingin pergi, tapi malah ditahan adik tirinya ini.

"Huh! Coba tadi ada gue ya. Sayangnya tadi gue tidur sih. Pasti seru liat keadaan sekolah lo yang kocar-kacir." Ujar sang adik, seraya membayangkan keadaan tadi.

Mendengar itu, ia langsung menepuk pundak abang tirinya yang hanya beda beberapa bulan darinya saja. "Kenapa gak tidur selamanya aja?" Balasnya, lalu pergi meninggalkan adik tirinya itu.

Sampai didalam kamarnya, ia langsung membaringkan tubuhnya. Sesekali ia meringis memengangi wajahnya. Setelah merebahkan tubuhnya selama beberapa menit, ia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya.
---

Setelah rapih, ponselnya berdering. Dengan cepat ia membuka ponselnya, yang ternyata ada beberapa chat serta panggilan tak terjawab, salah satunya ada chat masuk dari grupnya.

[INTI]

Darion Naransyah : nanti malam kumpul. Bang Theo minta semua geng kumpul.

Calvin Jundhana : ngebahas serangan tadi?

Haikal Chandra : ada bang Kristian?

Yanan Liunuan : ada lah. Dia kan ketua. Gimans sih lo, Kal.

Haikal Chandra : Yes! Jajan gratis!

WILL BE MINE - YONGNIE/JENYONGWhere stories live. Discover now