9. Un Expected Accident

5 0 0
                                    

"Argghhh~~~ kenyang!" Seruan yang adiknya berikan, yang saat ini baru saja keluar dari Restaurant.

Sementara dirinya langsung mendengus menatap adiknya dengan tatapan kesal. "Ck! Giliran lapar baru mau keluar denganku!" Cibiran yang langsung ia berikan.

Dan sang adik langsung menoleh dan terkekeh menatap selaku kakaknya gemas, ketika mendengar sindiran sang kakak. Ia juga merangkul kakaknya berjalan menuju mobil. "Hehehe, maafkan aku." Sesal sang adik, lalu memasukkan kakaknya kedalam kursi penumpang. Setelah selesai, ia juga turut masuk kedalam kursi kemudi dan menjalankan mobilnya.

"Bagaimana hubungan kamu dengan bang Brian?" Tanya sang adik, disela acara menyetirnya.

Ia menghela nafas kasar. "Tidak ada kemajuan." Jawabnya dengan suara lesu, begitu mendengar pertanyaan sang adik, mengenai hubungannya dengan pria yang ia sukai.

Sang adik yang mendengarnya pun menoleh menatap kakaknya sejenak. "Why? Kau sudah menanyakan tipe kriterianya?"

Ia langsung mengangguk lemas. "Sudah, dan aku terlalu jauh untuk menjadi kriterianya. Yak! Memangnya aku ini polos dan bodoh ya?! Kenapa banyak sekali yang bilang aku polos, menggemaskan dan merepotkan seperti anak kecil!" Protesan yang ia berikan lagi, akan ucapan pria yang ia sukai waktu itu.

Sementara adiknya malah tertawa melihat tingkah kakaknya yang sedang kesal. Sungguh, kakaknya ini terlalu menggemaskan dimatanya. Walaupun dia ini kakaknya, tapi tingkat kegemasan, keimutan, dan kepolosan itu ada di kakaknya. Maka dari itu banyak yang bilang kalau kakaknya lebih pantas dan banyak sekali yang bilang menjadi adiknya, ketika mereka jalan berdua tanpa baju sekolah.

"Kau mengapa tertawa?! Ini tidak lucu! Aku benar-benar kesal! Aku itu tidak menggemaskan dan polos! Kalau aku polos, tidak mungkin aku mencium dia! Ya, walaupun itu semua kar-- aww!" Ringisnya, ketika adiknya yang tiba-tiba mengerem.

Ia yang tengah meringis pun langsung menoleh, menatap adiknya dengan tatapan kesal. "Yak kau?! Bisa ti--"

"Kau menciumnya? I mean, kissing?! Your lips and his lips?!" Intrupsi sang adik, seraya menatap kakaknya dengan tatapan mematikan, memastikan bahwa pendengarannya saat ini tidak salah.

Ia sendiri langsung mematung, merutukkan dirinya yang selalu keterlepasan. "Gak kok, ak--"

"Kau berciuman dengannya! Oh god! Ternyata kakakku sudah besar!" Pekikan adiknya yang sangat senang mendengar kabar ini, sangking senangnya, dia memukul kakaknya ini.

Sementara Ia langsung meringis, melihat tingkah brutal adik perempuannya ini. Setelah puas melampiaskan kegemasannya, adiknya menjalankan mobilnya kembali.

"Yak, Ninda! Ada yang bertengkar!" Serunya, ketika mobil mereka melewati area taman yang sepi nan gelap. "Nin! Orang itu dikeroyok!" Sambungnya, karena adiknya tidak menghiraukan ucapannya.

Ninda langsung memarkirkan mobilnya, melepas seatbeltnya. "Kak, kamu disini, telepon polisi. Biar aku yang membantunya." Serunya, sebelum ia meninggalkan kakaknya didalam mobil.

Ia yang ada didalam mobil pun tidak bisa untuk menyembunyikan rasa gelisahnya. Ia segera mengambil ponselnya, dan segera menelepon polisi.

Tak kunjung datang, dan rasa gelisah miliknya semakin besar. Alhasil ia memilih keluar dari mobil dan menghampiri adiknya yang sedang membantu orang itu melawan orang yang mengeroyok dirinya

Dan ya! Setelah lama ia berpikir, akhirnya sebuah ide melintas dipikiriannya. Ia segera mengambil bluetooth speaker dimobilnya, menghubungkannya dengan ponsel miliknya dan bergegas menuju tkp.

Setelah bersembunyi dipohon, ia segera mengaktifkan suara sirine polisi yang sangat besar. Dan yup! Rencana yang ia buat pun berhasil! Orang-orang itu kabur! Lantas, ia segera bergegas menolong adiknya yang sedang terkapar karena kelelahan serta orang itu yang terkapar dengan luka disekujur tubuhnya.

WILL BE MINE - YONGNIE/JENYONGWhere stories live. Discover now