III

545 38 1
                                    

Satu minggu telah melewati MPLS, kini siswa baru yang sebelumnya di jenjang SMP kini sudah memasuki masa-masa SMA. Masa yang kata orang paling membahagiakan dalam hidup, mencoba berbagai pengalaman, sudah dimulai. Menjalani 3 tahun yang akan datang, membuat beberapa orang penasaran akan ke depannya dan ada beberapa orang yang takut apa yang akan terjadi.

Dalam hidup kalau tidak punya teman, setiap hari yang dijalani akan dilewati dengan kesepian. Itu yang dirasakan Addison Revalina atau biasa dipanggil Reva. Rok abu-abu panjang dengan rambut di kepang dua, dia menatap ujung sepatunya. Ketakutan terbesar Reva tidak pernah berubah, dia takut sendiri.

Teman MPLS nya tidak ada yang sekelas dengannya, membuat Reva berkali-kali menghela nafas menyesal datang 30 menit dari jadwal yang ditentukan. Sekarang dia harus berdiri di pinggir lapangan seperti bayangan tak dianggap. Sesekali menoleh ke kanan-kiri, berharap ada yang menyapanya atau mengajaknya berkenalan.

“Hai.”

Reva mengangkat kepalanya pelan, mendapati gadis di depannya dengan senyum lebar menunjukan gigi rapinya.

“Halo.”

“Kenalin nama gue Caferina Alisa, lo bisa panggil Lisa atau Al. Nama lo siapa? kelas berapa?. Gue daritadi nyari teman sekelas, nggak dapat mulu.” Reva menatap gadis di depanya tanpa kedip. Bukan tanpa alasan, Reva berani kalau ada teman. Tapi kenapa gadis di depannya mudah sekali memperkenalkan diri.

Alisa melambaikan tangganya di depan muka Reva, “heh, gue nanya loh."

“Eh iya, gue Addison Revalina, biasa di panggil Reva. Kelas Achernar.”

“IHH BENER? SAMA DONG.” Alisa reflek teriak membuat beberapa pasang menatap keduanya.

“Lis, mulut lo toa banget.”

Alisa cengengesan, “baru berdua doang ya? ga heran sih, masuknya jam 7 kan? ini baru jam 6.35.”

Reva mengangguk pelan.
“Lo udah makan? gue ada bawa 2 roti, mau 1?”

Reva menggeleng, “nggak Lis, makasih. Tadi gue udah makan.”

Alisa menggaguk, mengunyah rotinya sembari menoleh kanan-kiri.

“Permisi, kalian anak kelas Achernar ya?”
Alisa langsung berdiri dan mengangguk semangat, “iya. Lo cenayang ya?”

Pria itu menggeleng kikuk, “nggak. Tadi nggak sengaja baca nametag lo.”

“Lo tau gue?”, Lisa menggeleng.

“Maksudnya lo tau gue dari kelas Achernar gimana? padahal lo cuman baca nametag. Gue seterkenal itukah?”

“Geer banget. Evan baca absen kelas di gadget sambil keliling baca nametag.”

Reva terkekeh kecil, lucu akan tingkah Alisa.

“Gue Reva, ini Alisa.”
Alisa memulai perkenalan, karena tahu pipi Alisa sudah merah menahan malu.

"Panggil Al atau Lisa." Terus Alisa mengabaikan rasa malunya.

“Gue Jayden.” Ujar Pria berlesung pipi.

“Kalau yang sana tuh namanya Michael, gue saranin jangan dekat-dekat dia. Buaya soalnya.” Katanya sambil menunjuk Michael yang berada diantara cewek-cewek.

Achernar; 97lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang