777 [END]

12 (END)

Satu tahun berlalu setelah perpecahan malam itu yang menewaskan kurang lebih 80 orang. Tidak ada yang mengetahui perang malam itu karena Viny langsung menyembunyikan semua jejak untuk membersihkan nama Marigold. Bagaimanapun juga akan jadi aib besar untuk 777 jika semua media meliputi kematian puluhan orang itu. Ada perubahan yang besar dari 777, Viny akhirnya mengambil alih kepemimpinan 777, begitu pun dengan keenam sahabatnya yang ikut bergabung.

Viny menghukum semua orang yang terlibat dalam peperangan itu, semua mantan anggota inti dipenjara selama satu tahun. Hari ini, tepat mereka keluar dari penjara. Viny kecewa pada mereka, tetapi ia tidak ingin menghukum mati siapa pun karena suka tidak suka, mau tidak mau, hanya mereka penerus 777 untuk saat ini.

Berlian yang Indah curi tidak kembali sepenuhnya, Jessie dan Greesel membawa salah satu berlian. Untung saja harga berlian itu tidak semahal berlian utama, Viny masih bisa menggunakan uang kas untuk mengganti kerugiannya. Tidak hanya itu, keluarga Kathrina memutuskan untuk berhenti bekerja sama dan ini adalah kerugian terbesar 777.

Viny tidak merubah peraturan yang sudah ditetapkan oleh Ara demi menghargai kepemimpinan Ara di sini, sebagai salah satu contohnya, Gauraf tetap menjabat sebagai kepala penjaga dan Fiony tetap menjabat sebagai penanggungjawab. Ya, Fiony satu-satunya orang yang tidak dipenjara karena gadis itu tidak terlibat dalam peperangan, Fiony bersembunyi di balik pohon selama kurang lebih lima jam.

"Iya, Indira?" Fiony mengangkat panggilan dari Indira dengan malas, sudah setahun ini ia terikat oleh gadis itu, hampir tiga hari sekali Indira menghubunginya. Untung saja Indira membayar dengan harga yang cukup tinggi, Fiony jadi curiga Indira salah satu pemimpin yang menggali timah ilegal hingga kekayaannya sebanyak itu.

"Aku putus sama Manda, kak." Suara Indira terdengar serak, menandakan bahwa gadis ini menangis cukup lama.

"Kenapa?!" Fiony sangat terkejut karena selama ini mau separah apa pun pertengkaran mereka, mereka tidak pernah memutuskan hubungan itu.

"Memang sudah seharusnya berakhir kak, semua kisah dan cerita ujungnya memang akan berakhir kan? Aku telfon buat ngucapin terima kasih karna udah nemenin aku selama setahun ini." Untuk pertama kalinya, Indira mengungkapkan hal yang benar menurut Fiony.

"Kamu jangan berlarut dalam kesedihan ya, percaya saja bahwa meski kebahagiaan kita berakhir, kebahagiaan lain akan menanti kita. Bintang tidak akan meninggalkan langit tanpa memastikan matahari akan hadir sebagai pengganti cahayanya."

Panggilan berakhir, Fiony mengembuskan napas panjang. Satu sisi ia merasa sangat kasihan, di sisi lain ia merasa cukup lega karena ia terlepas dari semua drama yang membuat kepalanya sakit setiap minggu. Fiony menyimpan ponselnya di meja kemudian fokus memperhatikan email yang masuk. Sejauh ini beberapa kasus kecil langsung ia serahkan pada Gauraf, Fiony tidak ingin mengganggu waktu seniornya, mereka bahkan seharusnya sudah pensiun jika anak didik mereka tidak mengacaukan semuanya.

"Ada tugas untuk aku?" tanya Veranda baru saja masuk ke ruang operator. Sudah satu bulan ini ia tidak bekerja karena Fiony selalu menyerahkan kasus pada Gauraf.

"Sejauh ini masih belum ada, kak." Fiony memutar kursinya menghadap pada Veranda, di sana juga ada Viny dan Beby yang menyusul. "Kak, aku mau mengajukan surat permohonan." Fiony memberikan secarik kertas pada Viny. "Tambahan pendapatan untuk Gauraf, Alex, Farid, Yazid dan Elang, mereka bekerja keras selama satu tahun ini."

"Kamu atur aja ya, gak usah pake surat, aku acc." Viny tetap mengambil surat itu untuk menghargai Fiony. Padahal sebenarnya Fiony tidak perlu membuat surat, ia akan menyetujuinya. "Pendapatan kita tahun ini gimana?"

"Berkurang dari tahun kemarin karna aliran dana dari keluarga Kathrina berhenti, tapi tetep stabil kok sejauh ini, makin banyak orang yang bekerja sama, nanti laporan tahunannya aku buat." Fiony berdiri dan terdiam saat ingat sesuatu. "Kak, temen-temen aku udah bisa keluar?"