9

1.7K 358 91
                                    

"Lukanya cukup dalam, jadi pemulihannya lama." Beby keluar dari ruangan setelah satu jam lamanya ia mengobati luka gadis asing yang tidak ia ketahui siapa namanya itu. Untung saja ia sedang berada di Marigold, Beby kadang heran kenapa setiap kali ia berkunjung, selalu saja ada yang terluka.

"Makasih, kak." Fiony berusaha tersenyum pada Beby meski sebenarnya ia tidak bisa menyembunyikan kesedihan dari matanya melihat apa yang terjadi pada Freya. Entah apa yang akan terjadi jika seandainya ia tidak segera masuk ke ruangan itu, Freya sudah pasti tidak akan selamat.

"Panggil dokter Gracia, dia harus dirawat secara intensif." Beby duduk di kursi koridor depan ruang medis, untuk beberapa detik ia termenung, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Semuanya terlihat semakin rumit setelah ia pensiun, ia jadi mempertanyakan, apakah keputusannya untuk mundur itu salah?

"Kak, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." Fiony ikut duduk tepat di samping Beby. Fiony tidak tau harus mulai dari mana karena ia merasa ia melewati batasannya, tetapi ia benar-benar butuh pendapat dari Beby. "Aku tau semuanya, aku tau Indah gak bersalah, sekarang seperti yang kakak tau dia kembali, jika pertengkaran antar mereka pecah, siapa yang harus aku bela? Pada siapa aku harus berpihak?"

"Jika Indah datang untuk menghancurkan 777, kamu harus berpihak pada Ara karena kamu bekerja untuk kami, tapi jika Indah datang hanya untuk menghancurkan Ara dan mengambil alih kepemimpinan, tanya nurani kamu, siapa yang lebih pantas untuk kamu bela? Aku dan Viny memutuskan tidak akan berpihak pada siapapun termasuk Ara." Beby tersenyum, ia tau Fiony sadar apa yang terjadi.

"Gimana kalo aku tidak berpihak pada keduanya? Ara salah, tapi apa yang Indah lakukan setelahnya juga tidak benar. Kita bisa saja membela Indah dengan alasan Indah membalas rasa sakitnya, tapi kelompoknya membunuh penjaga kita dengan sangat keji, jari mereka dipotong, dia menghalalkan segala cara dan itu salah." Fiony mempertimbangkan banyak hal, untuk saat ini, ia benar-benar tidak tau harus membela siapa.

"Itu lebih baik, jangan terlibat jauh dalam perang berdarah, salah satu dari mereka akan mati, hanya itu yang akan menyelesaikan masalah." Beby menggenggam tangan Fiony. "Aku tidak peduli siapa yang akhirnya akan memimpin, tapi kalo kamu punya keberanian lebih, ada Alex di belakang kamu, ambil kursi itu, keangkuhan akan menghancurkan Ara dan api dendam akan membakar Indah, biarkan mereka mati." Beby mengangetkan Fiony dengan kalimatnya.

"Kak Beby yakin?" Fiony melirik ke sekeliling, ia takut ada yang mendengar ucapan Beby, ia tidak ingin terlibat dengan masalah yang jauh lebih besar lagi.

"Viny udah gak peduli jika 777 hancur, tapi kita semua tau gak mudah membangun tempat ini, ada banyak harapan di luar sana yang masih harus kita jaga. Pecahkan perang antar mereka, jangan ditunda lagi, itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan 777." Beby menepuk bahu Fiony. "Untuk sekarang, ambil kembali jabatan penanggungjawab dari Chika, Chika gak bisa memegang jabatan itu dengan baik."

Setelah mengatakan hal itu, Beby mulai melangkah, membiarkan Fiony memikirkan kalimatnya. Sudah cukup Beby diam, pasrah dengan keputusan Viny, kehancuran ini tidak bisa ia biarkan, harus ada satu orang waras yang siap mengambil alih. Ara dan Indah bukan orang yang tepat untuk memimpin.

"Kak maaf." Fiony berdiri, menghentikan langkah kaki Beby. "Aku gak bisa mengkhianati Ara, makasih atas kepercayaan kak Beby buat aku tapi aku gak bisa." Fiony hanya mengembuskan napas panjang ketika Beby melanjutkan langkahnya. Tidak mungkin ia membiarkan Ara mati begitu saja, mau bagaimanapun juga, meski sulit untuk mendukung, Ara tetap sahabatnya.

"Aku tau segalanya, Ara, aku berjanji akan menyembunyikan hal ini dari semuanya asal kamu berjanji untuk tidak mengeksekusi Freya atau-"

"-Atau?"

777 [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat