DTYT-Mal tourné

4.8K 966 282
                                    

mal tourné

Gone wrong.













"Bukan gue itu. Gue juga lagi cari tau."

Suta menatap Handjoko yang sejak tadi tidak melepaskan tatapannya dari handphone Suta yang diletakkan di atas meja kerja pria itu yang kini terdengar suara Oliver dari sambungan telepon.

"Bella nggak bisa ditelpon, dan gue juga lagi usaha buat ngehubungin agensi sama managernya." Ada makian di akhir kalimat Oliver saat mengucap nama kekasihnya barusan, membuat Wita yang duduk di sofa mendengkus geli. "Seminggu yang lalu kami putus... Gue nggak ngerti kalau bakal ribet gini," lirihnya mengundang Handjoko dan Suta yang sama-sama berdiri di hadapan meja kerja Handjoko menukar tatapan heran.

"Lo udah putus sama Bella?" tanya Suta setelahnya.

Di seberang sambungan, Oliver menyahut cepat. "Iya, semingguan yang lalu, lah," jawabnya dengan desisan tajam. "Sumpah, gue nggak ada niat buat bikin rame masalah beginian. Gue dan Upih putus baik-baik, kalau emang gue niat buat ngejatuhin Upih kenapa nggak dari dulu aja, 'kan, gue buat rame begini? Apalagi, lo tahu, lah, Ta, kalau nyokap gue mau maju jadi calon Gubernur Jakarta. Ya, kali, gue mau bikin masalah rame-rame begini, kan?"

Setelah foto-foto Upih dan Oliver saat mereka masih menjalin hubungan dulu tersebar di media, sahabat-sahabat Upih—Suta, Wita, dan Terang—memang diam-diam mencoba menyelesaikan masalah yang menimpa salah satu sahabat mereka itu. Meskipun tidak secara lengkap, Handjoko sudah mengetahui garis besar masalah mengenai foto-foto Upih dan Oliver yang pada akhirnya membawa nama Handjoko dan Tasmirah lagi.

Ibarat, masalah kemarin sudah hampir tenang dan hampir Handjoko bisa selesaikan, tapi berkat ulah iseng beberapa orang—masalah kemarin muncul kembali dengan kobaran api yang jauh lebih besar.

Sepuluh menit setelah foto-foto itu tersebar, Handjoko kembali mendapatkan panggilan undangan dari Dewan Kerajaan Daher Reu dan seluruh pemberitaan negaranya semakin berpusat ke sosok Upih yang dikabarkan memiliki hubungan dengan Handjoko.

Dan hari ini, berkat bantuan Suta, Handjoko bisa mendengar sendiri pernyataan Oliver yang sialnya terdengar sangat masuk akal.

"Gue kenal sama Oliver, bahkan sebelum dia jadian sama Upih." Handjoko menoleh, menatap Terang yang duduk tenang di sebelah Wita. "Dia bukan orang yang begitu, kok. Alasannya juga masuk akal. Di Indonesia, Ibunya si Oliver lagi maju pencalonan Gubernur Jakarta. Istilahnya, ini waktu rawan buat dia dan sekeluarga," jelasnya seakan membenarkan apa yang dikatakan Oliver barusan.

Pandangan Handjoko kembali ke atas meja kerjanya saat suara Oliver dari sambungan telepon terdengar lagi, "Orang-orang gue juga lagi cara. Lo nggak usah khawatir, lah. Ini udah pasti gue beresin sampai bersih. Ya, kali gue mau dituduh selingkuh dari Bella ke Upih, padahal setelah putus, gue sama Upih nggak pernah komunikasi sama sekali."

"Di Indonesia ada berita semacam itu?" Handjoko refleks bertanya.

"Selingkuh? Ada berita baru keluar lagi?" Suta memberikan kode ke Wita yang langsung memeriksa handphonenya.

Oliver bergumam singkat, "Iya. Mereka berusaha nge-framing seakan gue selingkuh—balikan sama Upih—waktu gue masih pacaran sama Bella."

Kedua mata Handjoko sontak terpejam, jari-jarinya juga bergerak memijat pelipis dengan kepala tertunduk. Dengan ramainya pemberitaan semacam itu, sudah bisa dipastikan se-ramai apa semua sosial media hari ini, kan?

Handjoko bahkan sudah memikirkan banyaknya headline artikel hiperbola yang akan terbit setelah ini, masih menyangkut pautkan nama Upih dan hubungan wanita itu dengannya, belum lagi dengan sikap membandingkan sekaligus menyudutkan yang diterima Upih nantinya—kepala Handjoko benar-benar terasa pening sekarang.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Where stories live. Discover now