Teman Humai

Mulai dari awal
                                    

Di Indonesia ada seorang ibu yang sangat rindu kepada anak sematawayangnya, umi, iya dia umi Fiya yang tidak lain adalah ibu dari Gus Yusuf. Saat melihat mobil Aiman memasuki area pesantren, umi Fiya sangat senang karena sifat Aiman dan gus Yusuf sangat mirip.

"Assalamualaikum umi," ucap Aiman tepat didepan ndalem.

"Waalaikumsalam nak, kamu sudah kembali? Gimana Humai? Baik-baik saja kan?" Jawab umi Fiya dengan banyak pertanyaan.

"Alhamdulillah Humai baik umi," jawab Aiman.

"Alhamdulillah, umi jadi kangen Humai," ucap umi Fiya.

"Aiman juga kangen Humai, umi," jawab Aiman.

"Loh, kamu kan baru saja pulang," ucap umi Fiya.

"Tapi tetap kangen umii," jawab Aiman.

"Ya sudah sana pulang lagi," suruh umi Fiya.

"Ah sepertinya Aiman lebih memilih mengajar umi," jawab Aiman.

"Ya sudah sana, jangan manja-manja ya ustadz Aiman," ucap umi Fiya meledek Aiman.

"Umiiii, jangan ledekin Aiman, Aiman jadi malu," jawab Aiman dengan wajah yang sudah memerah.

"Hahaha, sudah-sudah, sudah puas umi meledek kamu," ucap Aiman.

"Kalau gitu Aiman kembali mengajar dulu ya umi, assalamualaikum," ucap Aiman.

"Waalaikumsalam," jawab umi Fiya pelan.

Kini disalah satu sekolah yang berada di tengah-tengah kota, Humai tengah menyendiri disebuah taman yang tidak jauh dari kelasnya. Humai terus saja bernyanyi untuk menghilangkan rasa rindunya.

Ayisynii aktar biik
Izinkan aku hidup bersamamu lebih lama lagi

Ana 'aesyt bastannak
Selama ini aku telah menunggumu

Thoul 'oumrii watmannak
Selama hidupku aku nengharapkanmu

A'iisy....lau tsaaniya wahda ma'aak
Hidup bersamamu walau sedetik saja

Wukfaayah dah 'aleyya
Itu sudah cukup bagiku

Anaa min aediik liediik
Dengan seerat tanganmu

Ouhdhounni thamminnii
Peluklah aku dan buatlah aku tenang

Arrab kamaan minnii
Mendekatlah lagi kepadaku

Arrab kamaan minnii
Mendekatlah lagi kepadaku

Ma'aak....metthammina awi biik
Bersamamu aku merasa sangat tenang

Wu maghommadhah 'aeynayyaa
Saat menutup mataku

Wa na wayaak
Saat aku di sisimu

Walaa hagah fidounyaa ba at far ah
Tak ada satupun di dunia ini menjadi masalah

Wa naa wayaak
Saat aku di sisimu

Eih taani afakkar fiih?
Apalagi yang aku pikirkan?

Khodnii ma'aak
Kasih bawalah aku bersamamu

Lau fein habiibii mosh haoul la a
Kemanapun aku tak akan menolak

Khodnii ma'aak
Kasih bawalah aku bersamamu

Khoud albii wab'eid biih
Juga hatiku sejauh mungkin

Lau 'eisyt tsaniya ma'aak
Walau sedetikpun aku hidup bersamamu

MasyaAllah, Gus PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang