DTYT-Avoir le coeur sur la main

4.4K 921 271
                                    

avoir le coeur sur la main

wear your heart on your sleeve






Handjoko sadar kalau akhir-akhir ini—apalagi setelah rumor hubungan antara dirinya dan Upih tersebar—hidupnya mendadak berubah... He couldn't explain if it was positive or negative.

"Ini salah satu restoran paling terkenal di sini." Penjelasan Sasmita yang terdengar bak tour guide membuat Handjoko sadar dari lamunan singkatnya. "Many Daher Reu aristocrats have their dinners here. It's not just because it's a restaurant that only specially invited people may visit; the food is also excellent. This restaurant got a Michelin star and personal respect from Abang Terang," jelas Sasmita ketika mereka berjalan menuju meja yang sudah direservasi Handjoko sebelumnya.

"I love the atmosphere; it's quite pleasant." Di belakang Sasmita dan Sukma, Upih yang berjalan tepat di depan Handjoko juga ikut berkomentar sambil mengedarkan pandangan ke seluruh restoran Palm&Pine.

Sasmita sempat menoleh ke belakang untuk menatap Upih, matanya terlihat berbinar. "I enjoy it as well. Because of the comfortable atmosphere here, I've even had lunch and dinner at the same time," ungkapnya langsung mendapatkan tatapan terkejut dari Sukma, dan tawa kecil Upih yang berjalan di belakangnya.

Handjoko, Terang, dan Wita yang sejak tadi berjalan bersisian hanya diam mendengarkan obrolan yang terjalin akrab antara Sasmita, Upih, dan Sukma.

Padahal, Handjoko baru saja menjadi saksi bagaimana hebohnya Upih tadi di tepi lapangan dan pucatnya wajah wanita itu ketika selesai mengobrol dengan Ambar—Ibu Handjoko—yang juga tidak dia sangka akan terjadi secepat ini.

Tadinya Handjoko sudah akan menghampiri Ambar dan Upih yang tampak mengobrol di tribu, tapi Sasmita menahannya.




"Ibu nggak bakal macam-macam. Let them get to know one another," kata Sasmita, membawa kudanya menghalangi kuda Handjoko.

"Kenal untuk apa?" tanyanya balik, tapi Sasmita lebih dulu meninggalkannya tanpa jawaban.





Dan kenyataannya, memang tidak terjadi apa-apa. Handjoko tadi sudah sempat panik karena melihat Upih yang tampak lemas di tribun sesaat Ambar pamit kembali ke kantornya. Tapi, dari Upih sendiri, Handjoko tahu kalau Ambar—Ibunya—tidak melakukan hal macam-macam.



"Mas Joko, saya pulang dulu..."




Bahkan, Ambar masih sempat menggodanya sebelum wanita paruh baya itu benar-benar pergi dari area lapangan polo. Setelahnya, Handjoko baru yakin kalau tidak ada yang terjadi di antara Ibunya dan Upih.

"Kamu ada rekomendasi makanan enak di sini? Since I don't know much, I'll go with your pick." Sukma yang tampak lelah setelah bermain polo kelihatan pasrah dan memilih buku menu dengan cepat.

Sementara itu, Upih terlihat fokus melihat buku menunya. Tatapan wanita itu tampak tertuju sepenuhnya ke arah buku menu, dia bahkan sampai mengerutkan kening ketika menggumamkan satu per satu menu yang dilihatnya.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Where stories live. Discover now