Jeremy tersenyum tipis. Kenapa Karalyn malah mengkhatirkan karirnya dibanding dirinya sendiri. Ah, Karalyn itu memang sangat pengertian.

Jeremy
Bareng sama ulang tahun lo? Makan malam bulan depan setiap tanggal 15

Karalyn
Minta sama kakek aja diajuin jadi tanggal 10 pas ulang tahun Mia. Gimanapun Mia kan istri lo Jere... gue pikir itu gak masalah.

Jeremy
Oke, gue coba. Thanks sarannya Lyn❤️

Karalyn
Anytime, Jere 👐

•••

"Tidak bisa."

"Kek! Dengerin ucapan Jere dulu sampai selesai!'

Robert menatap Jeremy datar. "Tradisi makan malam keluarga kita tidak bisa dirubah, apalagi asal mengganti tanggal! Kamu pikir! Tante, om, dan sepupumu itu nggak punya jadwal lain?"

"Tapi-"

"Apapun alasannya, tidak bisa!"

"Cih! Dasar tradisi sialan!'

"Jeremy!!"

Begitulah Jeremy berakhir kesal. Dia sama sekali tidak bisa merubah pendirian kakeknya.

Sebenarnya tidak buruk juga karena mereka bisa merayakannya bersama ulang tahun Karalyn seperti dulu-dulu.

Memang Karalyn beberapa ikut makan malam dan sekalian merayakan ulang tahunnya. Menyenangkan kalau memang kalau diingat-ingat. Selalu ramai dan meriah!

"Lo pengen apa?"

"Hah?"

Mia menatap Jeremy yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya dan bertanya. Mia sedang memangku laptopnya dan duduk santai di sofa sambil melihat video youtube.

Pertanyaan Jeremy barusan selain membuatnya terkejut, dia juga harus mencerna ulang karena takut salah dengar.

"Budeg lo? Hah heh hoh mulu kalau diajak ngomong."

Perasaan baru sekali deh. Hadeh Mia sungguh tak mengerti cowok ini.

"Lo pengen apa? Ada sesuatu yang pengen lo beli?"

Memangnya pertanyaan Jeremy aneh ya?

Salahkan saja dia yang tak pernah bisa to the point kepada Mia. Padahal tinggal bertanya, "lo mau dikado apa buat ulang tahun nanti?"

"Enggak ada," jawab Mia cuek, kembali dia menyalakan tontonan mukbang di youtubenya.

Saat kehilangan nafsu makan, Mia memang biasanya menonton orang makan. Tzuyang itu channel yang selalu dia tonton di setiap kesempatan.

Mia bahkan berandai-andai jika ada kehidupan kedua dia ingin sekali terlahir sebagai seseorang yang bisa melahap banyak makanan sekaligus.

Jeremy mengambil alih laptop Mia dari pangkuannya. Benda itu langsung ditutup dan dibanting ke samping tubuh Mia tanpa perasaan.

"Jeremyyy!"

"Buruan bilang lo pengen apa!"

Jeremy memaksa. Dia mencondongkan tubuhnya untuk mengurung Mia diantara sofa.

"Kalung? Gelang? Baju? Cincin? Atau yang lain? Bilang Mia bilang!?" Semakin dekat tubuh besar Jeremy menghimpitnya.

Cincin ya? Cincin pernikahan mereka saja Jeremy tak tau dia letakan dimana. Mia juga tidak memakainya.

Huh, dia yang mengajak menikah tapi dia juga yang gamau memakai cincin itu. Dasar!

Kalau Jeremy mah rasanya wajar, makin-makin tambah brutal gosip di luar sana nanti kalau dia ketahuan pakai cincin di jari manis.

JEREMIAWhere stories live. Discover now