6. Jeremy dan Emosinya

1.3K 215 32
                                    

Satu minggu berlalu tanpa ada sesuatu yang spesial

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu minggu berlalu tanpa ada sesuatu yang spesial. Baik Jeremy ataupun Mia tidak ada yang memulai pembicaraan.

Jeremy yang suka pergi pagi dan pulang larut malam. Sedangkan Mia yang lebih senang menyendiri di kamar.

Sebenarnya Mia juga menikmati berjalan-jalan di tempat luas ini. Setiap hari ada saja yang bikin dia terkesan. Tempat tinggal Jeremy memang luar biasa.

Kalau Jeremy Agaskar Ariendra disebut sebagai aktor muda dengan penghasilan tertinggi sih rasanya wajar saja.

Jeremy benar-benar membuktikan kalau dia bisa sukses tanpa bergantung sama nama keluarga Ariendra.

Satu hari saat Jeremy kembali ke rumah di sore hari. Semua tirai otomatis sudah tertutup rapat. Lampu juga sudah menyala terang. Padahal matahari belum juga terbenam.

Lalu saat Jeremy kembali di tengah malam, dia iseng pergi ke kamar Mia. Sebenarnya Jeremy sangat bimbang, dia merasa perkataannya seminggu yang lalu menyakiti hati Mia.

Alih-alih minta maaf Jeremy justru sibuk melarikan diri.

"Dikunci?!" beo Jeremy.

Gagang pintu di depannya tak bisa terbuka meski sudah dia coba menariknya beberapa kali.

"Gue udah mengendap-ngendap kayak maling di rumah gue sendiri gini....tapi dikunci huh?!"

Tentu saja Jeremy sangat kesal.

Hari setelahnya Jeremy datang lagi dengan kunci cadangan. Woah sungguh effort yang patut diacungi jempol.

Lalu Jeremy berpikir, andai saja ada jendela di sini dia pasti bisa masuk lewat sana. Atau minimal menggedor keras lah seperti biasanya.

Sayang sekali ini bukan rumah Mia. Jeremy pasti akan langsung mati jika harus masuk dari balkon jendela kamar Mia yang sekarang.

"Sialan!"

Jeremy kesal. Kunci yang dibawanya tidak bisa digunakan.

"Sejak kapan sih lo punya kebiasaan ngunci rumah dan kamar, Mia!"

"Apa karena lo tinggal sendiri selama ini?!"

"Rumah dikunci! Kamar dikunci! Pintu—haish! Senua aja lo kunci." Jeremy terus saja mendumel.

Rumah Mia memang selalu tertutup rapat-rapat. Jeremy kesal dia tak bisa masuk dengan leluasa. Harus banget menggedor jendela kamar Mia barulah perempuan itu membukakan akses untuknya.

Atau karena hal yang lain?

Mia keluar dari kamar keesokan harinya. Dia menekan remote yang mengontrol jendela kaca, lalu menyalakan robot pembersih agar mulai bekerja.

Tinggal di tempat modern ini, Mia tak perlu bersusah payah melakukan banyak pekerjaan. Ada banyak alat canggih dan robot pemberih di sini.

Jeremy sangat menyukai kebersihan. Debu saja tidak akan berani masuk ke sini.

JEREMIAWhere stories live. Discover now