45.Gus Syafiq vs Gus Abi

Start from the beginning
                                    

"Saya ada cerita. Kemaren saya ngeliat di meja saya ada kaya pulpen. Nah, karna posisinya Saya memang sedang mencari pulpen, Saya kira itu pulpen Saya, Saya buka tutupnya lalu saya pake buat nulis. Baru nulis dua kata tiba-tiba dari belakang telinga Saya di jewer," untuk ke-tiga kalinya santri di buat ketawa oleh Gus Syafiq, bisa mereka tebak pasti yang njewer Istrinya.

"Itu pensil alis Aku kenapa buat nulis," ucap Gus Syafiq meniru apa yang Zia katakan "satu-satunya perempuan yang berani njewer Saya selain Umi ya Istri Saya, jangan kan di jewer Saya di panggil Om sama dia,"

Sungguh Zia sangat malu sekali, rasanya Zia ingin teriak kalau Gus Syafiq masih ngempeng.

Sebagian santri putri yang ada di dekat Zia melirik ke arah Zia sembari cekikikan.

"Ya itu lah seorang Prempuan dengan segala ke unikanya, di tawarin mau makan di mana jawabnya?"

"Terserah," jawab santri laki-laki dengan heboh.

"Mumpung belum ada yang buat usaha terserah, Saya saranin Ente-enteni pada bikin tuh usaha Terserah satu minggu baru buka Saya yakin bakalan rame,"

Padahal kan tidak semua Prempuan seperti itu memang kebanyakan iya, tapi itu juga kan karna laki-lakinya juga. Kalo emang niatnya mau ngajak makan di luar atau ingin membelikan sesuatu harusnya langsung aja ga usah di tawarin.

Setelah kultum selesai semua santri balik ke asramanya masing-masing, namun ada sebagian yang masih di Mushola.

Gus Syafiq pergi ke bagian shaf prempuan untuk mencari istrinya.

"Paksu tu Zi," bisik Hani.

Zia menengok, Gus Syafiq menunggu Zia di pintu "ayo pulang," itulah ucapan yang Zia baca dari gerakan bibir Gus Syafiq.

"Aku duluan ya," pamit Zia.

"Iya,"

Zia bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Gus Syafiq.

"Aduh ko di cubit," ucap Gus Syafiq.

"Mas bikin Aku malu,"

"Malu kenapa?"

"Ngapain pake cerita-cerita kejadian kemaren,"

"Hiburan Sayang,"

"Kamu tega jadiin istrinya hiburan,"

"Bukan kaya gitu ih amit-amit,"

Zia memasang muka kesal.

"Mukanya jangan kaya gitu nanti Mas cium di sini mau,"

Zia melebarkan matanya tanganya siap untuk mencubit Gus Syafiq lagi namun dengan cepat Gus Syafiq menahanya.

Gus Syafiq terkekeh melihat wajah kesal istrinya.

"Fenomena langka Gus Syafiq senyum woy,"

"Jujur baru pertama kali liat Gus Syafiq senyum,"

"Coklat aja kalah manisnya,"

"Keren banget Ning Zia bisa bikin Es batu cair,"

Betapa beruntungnya Mba-Mba yang masih ada di mushola bisa melihat Gus Syafiq senyum, lebih beruntung lagi Zia yang melihat setiap hari.

Gus Syafiq menggenggam tangan Zia mereka berjalan beriringan, sampai di tempat batas suci Gus Syafiq membungkuk mengambil sendal Zia lalu di letakan di depan kaki Istrinya.

Zia mengaitkan tangannya di lengan Gus Syafiq, mereka membuat siapa saja yang melihat merasa iri.

"Masyaallah romantise anak Umi,"

CINTA DALAM DO'A    On viuen les histories. Descobreix ara