DTYT- Mon Dieu!

4.8K 926 374
                                    

Mon Dieu!

My God!











"PAPA!"

Handjoko memutar tubuhnya dengan cepat begitu juga tangannya yang melebar dengan sigap menangkap tubuh Ervin—bocah berumur 4 tahun—yang tertawa lebar di dalam gendongannya.

"I thought I came late, but it turns out that no one has come yet." Adji berjalan santai di belakang, tampak memeriksa keadaan sekitar Seroja Airport dari balik kacamata hitam yang digunakannya. "Kacaya promised Ervin to come here yesterday, and he has already bothered me to bring him here this morning."

Mengabaikan Adji, perhatian Handjoko terpaku penuh ke arah Ervin yang tampak bersemangat menunjuk ke arah pesawat. "Airplane... Whoa... Papa look..."

"This will be all yours—not just the plane, but the entire Daher Reu." Adji mendengkus, dia mengusap rambut Ervin yang ada di dalam gendongan Handjoko lantas berlalu untuk duduk, menyusul Mas Harjuna yang sudah lebih dulu datang.

"Papa, kita mau pergi ke mana?" Dua mata Ervin yang lebar menatap Handjoko polos.

Handjoko menggeleng, dia membawa Ervin mendekat ke arah kaca agar bocah itu bisa melihat pesawat kesukaannya lebih jelas. "We are not going anywhere, Ervin. We will greet our visitors."

"Ohhhhh..." Kepala Ervin bergerak mengangguk-angguk beberapa kali. "After we welcome them, where will we go on Daddy's plane?" tanyanya, sambil menunjuk pesawat jet milik Pangeran Martaka yang ada di apron.

"Kita nggak akan pergi ke mana-mana, setelah ini kamu harus kembali ke Kerajaan," jelas Handjoko sambil membenahi gendongannya.

Ervin menggeleng, "Daddy said I might come with you to Jakarta. I want to go there. I want to go on vacation," ucapnya mendadak berubah lemas dengan kepala yang bersandar di bahu Handjoko.

Sudah pasti Pangeran Martaka kehabisan ide untuk meladeni Ervin—anaknya itu—dan membuat Ervin diam dengan mengatakan hal-hal tidak masuk akal seperti yang dikatakan bocah berusia 4 tahun itu barusan.

Handjoko mengintip ke arah Ervin yang tampak memasukkan ibu jarinya ke dalam mulut, sementara itu kedua mata bocah itu lama-kelamaan tertutup pelan. Mengetahui kalau sebentar lagi Ervin tertidur, Handjoko memutuskan untuk menggerak-gerakkan tubuhnya, mengayunkan tubuh Ervin sambil berjalan menuju ke arah Mas Harjuna dan Adji yang tampak mengobrol santai.

"Sedikit lagi, dia tidur." Mas Harjuna mengedik ke arah Ervin ketika melihat Handjoko berjalan mendekat. "You are quite in line with children. You look like a parent now," komentarnya barusan cuma ditertawakan Adji yang duduk di sebelahnya.

Seperti biasa, Handjoko memilih mengabaikan Mas Harjuna dan ocehan tidak masuk akalnya.

"How about that Indonesian woman? How did things go? I didn't want to ask you questions all the time because I didn't have much information." Adji mendadak ikut-ikutan berkomentar. "Receiving a warning from the Kingdom and Prince Martaka simply because you are close to a woman... Isn't that crazy?" Berbeda dengan apa yang diucapkannya, raut wajah Adji tampak begitu bahgai saat mengatakannya.

Pantas saja... Handjoko sebenarnya merasa aneh ketika rumor soal hubungannya dan Upih menggegerkan Daher Reu, apalagi orang-orang terdekatnya tahu kalau dia dipanggil ke Kerajaan Daher Reu dan mendapatkan peringatan dari Pangeran Martaka karena kebodohannya—itu yang mereka bilang—ikut campur ke dalam permasalahan yang terjadi pada Upih—malah ditanggapi biasa-biasa saja oleh orang-orang terdekatnya.

Tidak pernah—selama 2 bulan ini—baik itu Adji maupun yang lainnya pernah menyinggung permasalahan yang menyangkut tentang dirinya dan Upih, semuanya mendadak menganggap seakan tidak terjadi apa-apa.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Where stories live. Discover now