10 menit ayah dan bunda menunggu di meja makan.

"Assalamualaikum ayah, bunda," ucap Humai.

"Waalaikumsalam sayang," jawab keduanya.

"Bagaimana Yus? Humai rewel semalam?" Tanya bunda Husna.

"Tidak bunda," jawab gus Yusuf yang sudah mendudukan dirinya.

"Alhamdulillah, biasanya Humai akan sangat rewel jika sakit," ucap bunda Husna.

"Kan semalam ditemani mas pangeran, jadi Humai tidak rewel," ucap Humai menjawab kalimat bundanya.

"Tunggu-tunggu, Humai tadi panggil Yusuf apa? Mas?" Tanya ayah Haidar yang dari tadi tidak bersuara.

"Iya ayah, salah ya Humai panggil gus Pangeran mas?" Jawab Humai menunduk karena takut oleh sang ayah.

"Tidak sayang, ayah hanya terkejut. Sudah-sudah saatnya sarapan, tidak baik jika terus berbicara," ucap ayah Haidar.

"Baik ayah," jawab Humai.

Selesai makan kini Humai telah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Ayah, bunda, Yusuf izin mengantar Humai dulu ya," ucap gus Yusuf.

"Iya nak," jawab ayah Haidar dan bunda Husna.

"Assalamualaikum ayah, bunda," ucap gus Yusuf dan Humai.

"Waalaikumsalam," jawab ayah dan bunda.

Humai yang masih duduk di bangku sekolah dasar, terlihat sangat cantik mengenakan seragam yang begitu rapi, serta kerudung yang membalut kepala yang membuat rambut indah Humai tertutupi dengan sempurna.

"Cantik," ucap gus Yusuf setelah melihat Humai.

"Siapa mas? Jannah?" Tanya Humai.

"Iya sayang," jawab gus Yusuf.

"Jannah mas ingin bicara. Mas besok akan terbang menuju Kairo untuk melanjutkan pendidikan mas. Mas minta kamu menunggu mas 6 tahun ya, nanti mas akan kembali lagi kesini," ucap gus Yusuf dengan tangan lembut.

"6 tahun mas? Lama sekali, tapi Jannah akan menunggu mas Pangeran pulang," jawab Humai.

"Kamu tidak apa-apa mas tinggal?" Tanya gus Yusuf lagi.

"Tidak apa-apa mas, yang penting nanti mas nikahnya sama Jannah," jawab Humai.

"Iya sayang, iya," kekeh Gus Yusuf.

'asal kamu tahu Jannah, sekarang saja kamu sudah menikah dengan saya,' ucap gus Yusuf dalam hati.

"Sudah sampai," ucap gus Yusuf.

"Iya mas, mas hati-hati ya ke Kairo nya," jawab Humai.

"Iya sayang, jangan kangen sama mas loh ya," ucap gus Yusuf.

"Jannah pasti kangen banget," jawab Humai sembari memeluk gus Yusuf.

"Sudah-sudah, nanti kamu telat," ucap gus Yusuf.

"Iya mas, assalamualaikum," jawab Humai memberikan salam.

"Waalaikumsalam sayang," jawab gus Yusuf.

Tak lama mobil yang di kendarai oleh gus Yusuf telah sampai di garasi rumah Humai.

"Assalamualaikum," ucap gus Yusuf sembari masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam," jawab ayah Haidar dan bunda Husna.

"Sini nak, ayah ingin berbicara," ucap ayah Haidar.

"Baik ayah," jawab gus Yusuf menghampiri ayah dan bunda.

"Kamu sudah beritahu Humai?" Tanya ayah Haidar.

"Sudah ayah," jawab gus Yusuf.

"Bagaimana respon nya?" Tanya bunda Husna.

"Jannah bilang, tidak apa-apa," jawab gus Yusuf.

"Sudah kamu pikirkan baik-baik?" Tanya ayah Haidar.

"Sudah ayah, Yusuf disana hanya sampai 6 tahun. Dan Yusuf juga sedikit menjauhi Jannah karena Yusuf takut khilaf ayah," jawab gus Yusuf.

"Baiklah, semoga ini pilihan yang terbaik ya nak," ucap ayah Haidar.

"Aamiin, jika diizinkan, Yusuf meminta tolong ayah untuk memberi kabar Humai kepada Yusuf setiap bulannya," ucap Gus Yusuf.

"Boleh Yusuf, nanti ayah kabari sebulan sekali, mau lebih juga tidak apa-apa," jawab ayah Haidar.

"Terimakasih ayah," ucap gus Yusuf.

"Sama-sama nak," jawab ayah Haidar.

"Kamu tidak jadi meeting nak?" Tanya bunda Husna yang dari tadi hanya diam saja.

"Jadi bunda, sebentar lagi Yusuf berangkat," jawab gus Yusuf.

"Ya sudah, kamu siap-siap sana," ucap bunda Husna.

"Iya bunda, Yusuf izin kekamar Jannah," jawab gus Yusuf meminta izin.

"Sudah bunda bilang berapa kali Yusuf, kamar Humai adalah kamar kamu juga," ucap bunda Husna gemas kepada sang menantu.

"Afwan bunda, Yusuf lupa," jawab gus Yusuf.

"Sudah sana, nanti kamu telat lagi," ucap bunda Husna.

"Baik bunda, assalamualaikum," jawab gus Yusuf memberi salam dan pergi meninggalkan ruang keluarga.

Di kamar Humai memang terdapat beberapa pakaian Gus Yusuf. Kini gus Yusuf sudah siap dengan kemeja dan celana berwarna hitam. Pada pantulan cermin dikamar Humai, Gus Yusuf terlihat sangat tampan dengan mata kecoklatan, hidung mancung serta alis yang tebal. Tidak ingin berlama-lama akhirnya Gus Yusuf berpamitan untuk menghadiri meeting dan berpamitan untuk pergi ke Kairo.

"Ayah, bunda, Yusuf pergi dulu ya, mungkin 6 tahun lagi Yusuf baru bisa pulang," ucap gus Yusuf.

"Iya nak, hati-hati dijalan, ingat di Indonesia kamu sudah mempunyai istri," jawab ayah Haidar.

"Siap ayah, Yusuf tidak akan lupa," ucap gus Yusuf.

"Bagus, jangan sampai lupa loh ya," jawab ayah Haidar.

"Iya ayah, oh iya ayah, Yusuf titip gelang dan cincin ini, tolong berikan kepada Jannah," ucap gus Yusuf.

"Cantik sekali, Humai pasti senang," jawab ayah Haidar.

"Iya ayah, Yusuf yang pilih sendiri," ucap gus Yusuf.

"Sudah-sudah, tidak berangkat-berangkat kamu kalau ngobrol terus," jawab ayah Haidar.

"Iya ayah,Yusuf berangkat dulu, assalamualaikum," ucap gus Yusuf.

"Waalaikumsalam," jawab ayah Haidar dan bunda Husna.

***

ツ¯♡➳♡¨̮॰*ãₗɦãӍᵈꪊₗᶤ𝑙𝑙ãɦ*॰¨̮ ♡➳♡¯ツ

Tandai typo ...

Jangan lupa vote nya kawan-kawan. Dengan 1 vote kalian, insyaAllah kalian mendapatkan pahala karena sudah membuat saya senang.

Dalam kitab Al 'Athiyyatul Haniyyah dijelaskan, barang siapa yang membahagiakan orang mukmin lain, Allah Ta'ala menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan orang lain.

Target vote: 700
Follow Ig: merindu_senjaaa__a
Panggil aku cahaya, bukan kak, bukan author, dan juga bukan Thor, terimakasih ☺️☺️☺️🫶🫶🫶

Terimakasih untuk yang sudah membaca ...

MasyaAllah, Gus PangeranWhere stories live. Discover now