CHAPTER 35

21 5 6
                                    

⚠️ Hati-hati typo bertebaran.

Happy reading ~

‼️Sebelum baca, harap vote terlebih dahulu.‼️

***

"Ara? Ngapain Lo di sini sendirian?" Andre menepuk pundak Ara pelan.

saat Ara menatapnya Andre bisa melihat mata Ara berkaca-kaca menahan tangisnya. Ara tiba-tiba memeluknya dengan erat dan menangis pelan di pelukan Andre.

"Kok nangis? Kenapa!?" Andre membalas pelukan Ara dan mengusap punggung Ara pelan.

"Gue pengin pergi dari sini..." Lirih Ara pelan yang masih bisa di dengar oleh Andre.

Perlahan Andre melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Ara untuk kesekian kalinya.

"Kenapa? Ada masalah? Mau ke restoran dekat sini?" Aja Andre sambil merapikan rambut Ara yang berantakan.

"Hu'um." Jawab Ara sambil mengusap sisa air matanya.

***

Ara dan Andre sekarang sedang berada di ruang VIP sebuah fine dining restoran di kota itu, dengan setting balkon yang menghadap langsung ke pusat kota, memperlihatkan kerlap-kerlip lampu yang terlihat seperti bintang yang bersinar.

"Lo kenapa? Cemberut Mulu." Ujar Andre pada Ara yang duduk di depannya.

"Nggak tahu." Acuh Ara.

Terdengar ketukan kecil di pintu ruang mereka, di ikuti dengan masuknya pelayan yang membawa menu pembuka mereka, yaitu dua absurdity sundae berbeda rasa.

"Ngapain Lo ngajak gue kesini?" Tanya Ara sambil mencicip absurdity sundae nya.

"Emang kenapa?" Tanya Andre balik.

"Restoran ini milik keluarga Lex."

"Ya turus? Bagus dong kalau gitu."

"Kan niatnya gue mau kabur dari acara itu tanpa diketahui siapapun."

"Emang ada apa?"

Sesaat kemudian kembali terdengar ketukan, di ikuti dengan pelayan yang membawa menu utama mereka.

Ara meminum wine yang di sajikan sambil menatap menu utama yang tersaji di depannya, bahkan Andre sudah mulai memakan makanannya, tapi entah mengapa Ara tidak ada selera untuk makan.

Andre membelalakkan matanya saat melihat Ara meminum wine yang memang sudah di sediakan.
"Heh!? Kok Lo minum wine!? Kalau Lo kenapa-napa ntar gue di semprot kedua orang tua Lo!"

"Diam! Cerewet!"

Okey, Andre akan membiarkan Ara semaunya. Jika nanti Andre di marahin oleh kedua orangtuanya Ara, tinggal salahkan saja Ara yang memang keras kepala.

Hiks

"Heh!? Lo kenapa nangis lagi?" Andre panik saat melihat Ara mulai menangis kembali.

"Sing jahat hiks."

"Sing?"

"Sing mengabaikan ku hiks, Sing lebih memilih Sawa Fara hiks."

"Fara? Fara siapa? Lo mabok ya? Lo nggak kuat minum?"

"Sing jahat!"

'ni anak kayaknya memang nggak kuat minum deh.' gumam Andre dalam hati.

"Lo cemburu?"

"Nggak! Dada ku cuman sakit hiks saat ngeliat sing ngobrol sama Fara."

'mending gue telfon Sing aja kali ya? Iya deh, biar Sing yang ngurus ni anak.' Andre pun mengambil handphonenya, lalu mencari kontak Sing.

Cinta Tak Bisa Di TebakWhere stories live. Discover now