Eleven

31 7 0
                                    

Aroma buku menyeruak masuk ke dalam hidung, buku-buku bertaburan memanjakan mata. Suara gesekan balikan buku terdengar di seluruh penjuru perpustakaan.

Hanya hening mendominasi.

Perpustakaan Kota.

Rhea membuka beberapa buku tentang sihir. Aneh rasanya ia berpergian dengan jubah merah yang mencolok. Namun, bagi dirinya pendapat orang tidaklah penting.

"Oliena, Maradona" gumam Rhea pelan. "Banyak kota yang belum aku kunjungi, dan sepertinya buku terkait sihir juga sangat sedikit"

Rhea menaiki tangga menuju rak atas, mencari buku seputar sihir. Sialnya hanya ada satu buku yang menjelaskan sihir. Aneh rasanya jika perpustakaan utama kota tidak memiliki buku yang lengkap.

Ia membalikan bukunya. Aroma buku tua menusuk penciumannya. Gadis itu segera membuka tudungnya. Hanya ada sangat sedikit informasi.

Rhea mendengus kesal.

Kota Jaqdialana. Kota sihir kuno yang masih berdiri kokoh diantara pemerintah Kaisar. Kota kecil di pulau jauh dari Pusat pemerintahan Maradona. Kota Jaqdialana sangat tertutup. Sihir kuno didalamnya memenuhi pulau tersebut, tidak ada yang bisa masuk kedalamnya. Konon kabarnya yang masuk harus tetap tinggal di sana. Seolah pulau tersebut hanya ingin dijadikan dongeng.

Satu paragraf tentang kota tersebut.

"Aneh, kalo tertutup kenapa buku tau deh" Rhea menggelengkan kepalanya.

Rhea mengembalikan buku tersebut dan menuruni tangga.

"Apa yang kau cari nak?" Suara ramah menyapa Rhea.

Rhea menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya kau pendatang baru bukan? Aku bisa membantumu mencari buku-buku yang kau perlukan " sosok nenek tua dengan balutan gaun seragam perpustakaan tersenyum manis.

"Terima kasih " Rhea berusaha tersenyum namun malah menampilkan senyuman jahat.

Wajah nenek tua tersebut pias ketakutan.

Mana ada anak gadis dengan senyum menyeramkan?

Nenek tua tersenyum kikuk dan segera pergi menjauh.

"Dimana" gumam Rhea pelan.

Gadis itu mengetuk meja dengan kukunya. Otaknya bekerja cepat, memproses informasi yang minim tersebut.

"Oh kau orang yang dipasar tadi bukan?" Suara indah mengalun ditelinganya.

Rhea memutar matanya jengah.

Satu hal yang paling tidak ia sukai adalah di rendahkan. Dan gadis sok cantik (cantik sih, pake banget) ini merendahkannya dengan mengajaknya makan dengan suaranya yang sombong.

Rhea berdiri dari duduknya. Berlalu tanpa sepatah katapun.

"Ayolah, aku hanya ingin berteman" gadis berambut pirang tersebut menghalau jalannya.

"Eleanor Rigby, aku anak Duke wilayah Utara kini keluargaku ada kunjungan di kekaisaran. Aku tidak memiliki teman, katanya karena aku sombong padahal mereka saja yang berpikir sempit " gadis itu merapikan helaian rambutnya.

Rhea mengangkat bahunya dan berlalu.

"Kau prajurit Dark knight! Aku akan melaporkan mu ke kaisar!!" Ujar Gadis berambut pirang menantang.

Rhea memutar matanya jengah. Kepala batu dasar. Sok kecantikan, pick me girl umpat Rhea mendengus.

"Maka dari itu sebelum kau melaporkannya aku akan membuatmu pergi dari dunia dan hanya menyisakan nama" suara datar mengalun menyeramkan. Rhea menutup tudungnya dan pergi.

Dark Knight : RheaKde žijí příběhy. Začni objevovat