Two

61 16 1
                                    

"Tidak peduli seberapa buruk hancurnya hatimu, dunia tidak berhenti untuk kesedihanmu"
.
.
.
Rhea membuka matanya.
Lehernya terasa seakan akan di cekik oleh sesuatu. Ia mengedarkan pandangannya, banyak orang orang berkerumun memandang penuh nafsu dirinya. Sosok lelaki tegap dengan kumis menarik tali yang mengikat lehernya. Rhea tersungkur membuat lutut nya terluka, seragam sekolah nya kotor penuh tanah.

"Saya menjual budak ini dengan harga sekantung emas!" Seru lelaki berkumis itu menggelegar

"Dari mana kau mendapatkannya? Pakaian yang budak itu kenakan sangat aneh" sinis seorang wanita paruh baya dengan gaun sederhana dan aksesoris berlebihan.

Eh, tunggu. Gaun? Budak? Apa ini?!?! Kenapa mereka berpakaian aneh? Kenapa wilayah ini kumuh sekali? Apa yang terjadi?!?! Batin Rhea

"Ah itu tidaklah penting nyonya, yang terpenting gadis ini sangat cantik dan cocok dijadikan pemuas nafsu bagi para pria" ujar lelaki berkumis itu memandang Rhea dari atas ke bawah.

Gila aja tuh orang! Ini dimana anjirt!! Gw dimana?!?!!?! Bundaaaa!!!! Help anakmu iniii!!! Buu Agus takut buu batin Rhea mejadi jadi

"Saya akan membelinya" sosok lelaki muda berambut pirang melangkah menuju dirinya.
"Tuan muda!" Pekik lelaki berkumis itu ketakutan
"Santai saja, aku hanya ingin menjadikannya istriku yang lainnya" senyum miring tertera di wajahnya.

Rhea mendatarkan wajahnya. Aura mencengkram memenuhi sekitar. Tak gentar, tuan muda itu mencengkram dagu Rhea.

"Menarik, haruskah aku mencicipinya terlebih dahulu?" Tuan muda itu memajukan wajahnya sembari melempar sekantung emas ke arah lelaki berkumis itu.
Hidung mereka bertemu. Sedikit lagi bibir mereka anak bersentuhan.

Jleb!
Lumuran darah keluar di dada tuan muda itu. Rhea tersenyum sinis menatap wajah Tuan muda itu yang pucat. Tangan Rhea memegang pisau lipat tajam berlumuran darah.  Rhea mengarahkan pisaunya di sebelah lehernya yang diikat tali dan memotongnya. Membuat goresan luka.

"Apa apaan itu" seru lelaki berkumis ketakutan. Lelaki itu melangkahkan kakinya dan mengambil pedang di pinggangnya. Ia mengayunkan pedangnya kearah Rhea. Rhea menghindar dan menendang pedang itu lalu menendang kepala lelaki itu.
"Akh sialan" darah bercucuran deras di pelipis lelaki itu terkena sepatu Rhea.
"Lo yang cari masalah, Lo yang bakal mati om jelek" Rhea memungut pedang lelaki itu dan langsung menusuk nya tepat di jantung.

Orang orang mulai berhamburan ketakutan. Derap kaki kuda terdengar di telinga Rhea. Rhea mengalihkan pandangannya kearah gerombolan ksatria yang mengelilingi kuda putih ditunggangi lelaki tampan dengan pakaian ala kerajaan.

"Kela, Kela, ganteng banget anjay! Mirip Taehyung jir! Eh anjir ga kuat gue ga kuattt" Rhea menelan ludah menatap tajam wajah Taehyung mode kerajaan.

"Putra mahkota, lihatlah! Gadis itu membunuh tuan muda Axel dari Baron kediaman daerah sekitar sini " ujar seorang pengawal dengan baju besi yang menutup wajahnya.

"Saya tau Axel, saya dapat melihatnya " ucap Putra mahkota dengan nada dingin dan terkesan di panjang panjangkan.

"Siapakah anda wahai nona berpakaian aneh?" Tanya Axel mengacungkan pedangnya.

"Yang jelas saya manusia, menapaki jalan dengan kaki seperti kalian semua " jawab Rhea malas malasan. Ia menepuk-nepuk seragamnya dan roknya.

Prajurit-prajurit di sekeliling putra mahkota tercengang mendengar jawab singkat nona aneh itu.

"Jawab dengan benar!" Seru Axel tidak sabaran

"Apa yang anda lakukan nona aneh?" Suara datar mengalun dari putra mahkota

Dark Knight : RheaOnde histórias criam vida. Descubra agora