🐽JoVe-14🐽

3.5K 546 83
                                    

Gimana ya, semisalnya aku nikah, kayanya aku bakal bikin novelnya sesuai kehidupan pernikahan aku deh😂

Gak-gak, canda doang, aku gak nyesel udah bisa nulis sampai 120 lebih, nanti, suatu saat kalau aku meninggal, kalian masih bisa ngenang aku dari cerita-cerita buatanku😘

4 tahun perjuangan aku nulis sampai sebanyak ini, dulu aku iri banget sama author yang followersnya puluhan ribu, terus sama author yang pembacanya jutaan.

Sampai berkhayal "Kapan ya, bisa kaya mereka."

Eh, gak taunya, nulis-nulis-nulis-nulis terus tanpa kenal capek, akhirnya bisa sampai di titik ini.

Cari ide yang lain dari yang lain, nekat bikin genre GxB walau dulu sering dihujat🙏

Tapi sudahlah, sekarang lapak aku udah dikenal sebagai surganya GxB, hehe, seneng banget, aku gak bakal bisa sampai ke titik ini tanpa kalian.

Terutama pembaca lama aku, aku tau siapa pembaca lama, karena dilihat dari cerita tahun 2020-2024, mereka selalu ada untuk komen.

Ada banyak orang yang setia banget, selalu komen, selalu nongol di semua cerita aku.

Hehe, love banget untuk kalian😘🙏

200 vote dan 50 komen, untuk sider, walau kalian gak pernah mau komen dan vote, aku berterima kasih karena kalian mau mampir dan meramaikan viewers, tanpa kalian, cerita aku juga bakal sepi.

Maaf yah, kalau aku kasar ke kalian, maaf banget, aku akan berusaha legowo dan ngurangin marah-marah semisal votenua jimplang.

Pelan-pelan, kalau kadang aku ngomel atau ngamuk, itu berarti khilaf🙏

JANGAN SIDER! Ayo votenya😘

🐽Rere si Perempuan Gila🐽

"Joel!"

Joel yang baru pulang setelah kencan sama Eve, terlonjak kaget kala mendengar panggilan penuh kebahagiaan dari seorang perempuan yang Joel duga adalah Rere.

Sepupunya.

"Oh, Kak Rere, tumben mampir," celetuk Joel yang masih menggenggam tangan Eve.

Eve sendiri tampak tenang, dia sibuk mengelus punggung tangan Joel dengan ibu jarinya, dan sesekali mengecup punggung tangan Joel.

"Kangen sama kamu," ujarnya mendayu seraya memeluk lengan Joel, namun Joel segera merapatkan dirinya pada Eve.

Melepaskan pelukan Rere di lengannya.

"Gausah peluk-peluk, nanti cewek gue marah," ketus Joel.

Rere mengerucutkan bibirnya "Kamu kok gitu? Biasanya aku loh yang manjain kamu, aku beliin liptint kesukaan kamu, masa setelah Eve datang, kamu lupain aku," bisik Rere seraya mengelus pinggang Joel.

Membuat Joel membeku, bulu kuduknya seketika berdiri.

"Eve, gue takut," adu Joel seraya menatap Eve memelas.

Eve segera mendorong bahu Rere agar menjauh dari Joel, lalu Eve memeluk Joel dengan lengan kanannya.

Raut wajah Rere seketika menjadi datar dan dingin, dia menatap Eve dengan tatapan penuh ketidaksukaan.

"Baru jadi pacar doang, sok banget lo, gue tuh tau Joel luar dalam, gue juga tau rahasia yang Joel simpan rapat-rapat, cuma gue yang tau," angkuh Rere.

Eve menatap Rere tak minat "Terus gue harus bilang wow gitu?" Cetusnya datar.

Rere mendengus sinis, dia menatap Joel lagi.

"Joel, kamu tuh gak bakal bisa sama yang lain, karena cuma aku yang nerima kamu apa adanya, aku bakal datang lagi."

Rere mengusap pucuk kepala Joel sebelum akhirnya pergi menggunakan mobilnya.

Sementara Joel, hanya diam didada Eve dengan wajah pucat.

Rahasia apa? Batin Joel heran dan was-was.

Eve menghela napas pelan, lalu mencium pipi Joel.

"Lupain aja apa yang Rere bilang, dia memang agak stress," ujar Eve menenangkan Joel.

Joel mengangguk "Cium," pintanya seraya mendongak dan memanyunkan bibir mungilnya.

Eve tak menolak, dia mencium singkat bibir Joel lalu mengelus pipi gembulnya.

Ayah Reven dan Bunda Anneth memantau dari balkon lantai 2, melihat interaksi Joel bersama Eve dan Rere tadinya.

"Kan, apa aku bilang, keponakan kamu itu agak lain, mending bicarain sama adik kamu deh, tanya kenapa anaknya begitu," tutur Bunda Anneth.

Ayah Reven tak menjawab, dia bersandar dibahu Bunda.

Rere itu anaknya adik Ayah Reven.

"Sayang, kira-kira, kelainan yang aku derita itu nurun ke Joel gak?" Lirih Ayah dengan nada sedih.

Pembicaraan yang melenceng namun Bunda akan senantiasa menjadi sandaran untuk Ayah Reven.

Diciumnya pelan pipi Ayah lalu dielusnya rambut Ayah.

"Kita belum tau, lagipula Joel belum 18 tahun, tanda-tandanya kan belum muncul," tutur Bunda.

Ayah Reven menunduk dan mengelus perutnya pelan.

"Aku harap enggak, Joel pasti normal tanpa ada kelainan, aku yakin itu."

Bunda mengangguk, lalu mencium bibir Ayah lembut.

"Lagipula kalau memang Joel nurun kelainan yang kamu derita, Eve pasti akan nerima Joel kok, aku yakin, Eve itu mirip sepertiku dulu."

Ayah tertawa pelan "Iya sih, pasti Eve bakal nerima Joel."

Yah, itu sih pasti, hanya saja..

Siapa yang menjamin?

🐽Bersambung🐽

Transmigration Dominant BoyWhere stories live. Discover now