BAB 14

10 8 10
                                    

Pada saat memasuki semester akhir seluruh sekolah pun diliburkan selama 2 minggu dikarenakan adanya sebuah virus yang cukup berbahaya melanda Indonesia. Siapa sangka libur 2 minggu tersebut justru berkelanjutan hingga 2 tahun lamanya.

Saat ini Safira sudah menduduki bangku kelas 6, tidak terasa hanya tinggal menunggu 1 tahun lagi menuju kejenjang berikutnya. Selama masa pandemi ini ia telah menjalin persahabatan dengan Zefani dan hal itu membuat semuanya sedikit keheranan. Sementara itu Shafa telah keluar dari sekolah dan pindah ke sekolah lain, tidak hanya Safira tetapi yang lainnya pun sangat bahagia ketika mendengar kabar tersebut.

Selama masa pandemi banyak orang yang sudah berubah, termasuk Safira. Jika dulu ia adalah pribadi yang ceria, baik, ramah, dan feminim, semua itu telah hilang dalam dirinya. Sekarang ia justru memiliki pribadi yang pendiam, cuek, kasar, toxic, dan tomboy. Tentu saja orang-orang yang melihat perubahan tersebut menggeleng-gelengkan kepala mereka, termasuk Arya. Tidak terkecuali dengan Zefani, alasan mereka menjadi lebih dekat dan menjadi sahabat karena Zefani lah yang menemani Safira dikondisi terpuruknya.

☆☆☆

Atas anjuran pemerintah sekolah pun harus dijalankan secara daring. Selama pandemi banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka, banyak sekali karyawan yang terkena PHK, pedagang-pedagang yang kehilangan keuntungan mereka, dan menciptakan generasi yang bergantung pada teknologi.

Dan selama pandemi tersebut banyak hal yang telah dialami oleh Safira. Ayahnya yang terkena PHK ditempatnya bekerja, untuk mencari pekerjaan baru akanlah sangat sulit dan hal inilah yang mengakibatkan cekcok antar ayah dan ibunya sering terjadi. Mendengar perdebatan antara ayah dan ibunya membuat Safira sangat ketakutan, banyak sekali perkataan kotor yang sering dilontarkan oleh kedua orang tuanya. Setiap ia sudah merasa sangat tertekan dengan kondisinya, ia akan mendatangi Radtya untuk bersandar kepadanya.

☆☆☆

Sebelum pandemi...

Semenjak kejadian pertengkaran antara Shafa dan Zefani, yang terkena imbas dari permusuhan tersebut adalah Safira. Safira sering kali dimusuhi oleh teman sekelasnya, bahkan ia enggan untuk menceritakan masalahnya kepada siapa pun bahkan orang tuanya sendiri, karena hal itu akhirnya membuat Safira sangat depresi.

Suatu hari ia menemukan sebuah rumah terbengkalai yang dikenal sangat angker oleh orang-orang. Tetapi Safira tidak mempedulikannya, ia lebih memilih untuk menjadikan tempat tersebut sebagai tempat rahasia baginya. Setiap pulang sekolah ia akan datang kerumah tersebut untuk menghilangkan rasa stresnya dengan cara menangis.

Suatu ketika hal yang tak terduga terjadi ditempat tersebut. Setelah menemukan rumah tersebut, Safira terus datang untuk menangis sendirian disana. Hingga tiba-tiba saja ada orang lain yang datang ketempat tersebut.

"L-lo siapa?" tanya seseorang kepada Safira. Safira yang mendengarnya terkejut dan melihat orang tersebut.

"Ka-kamu!"

"Lo... Safira kan?" tanya Radtya kepada Safira, ya orang tersebut adalah Radtya musuh bebuyutan Rangga dan teman-temannya.

"Kamu ngapain disini?" tanya Safira.

"Justru gue yang nanya lo ngapain disini sambil nangis lagi, lo gak papa kan?"

"A-aku..."

Karena tidak sanggu untuk berbicara Safira pun lebih memilih untuk duduk dan diam. Radtya yang menyadarinya mendekati Safira dan duduk disampingnya.

"Lo kalau mau cerita tentang masalah lo, lo bisa cerita ke gue kok, gue bakalan dengerin lo, ya meskipun kita musuhan tapi gue gak terlalu mempermasalahin tentang lo, dan gue juga gak benci sama lo. Gue janji gak akan nyebarin tentang masalah lo, lagian itu juga gak guna buat gue" ucap Radtya.

Sementara itu Safira tetap diam dan tidak menjawab sepatah kata pun.

"Yaudah kalau lo gak mau cerita, kalau gitu gue balik duluan ya. Lo juga cepetan pulang disini banyak hantunya" ucap Radtya dan pergi meninggalkan Safira.

MY STORY Where stories live. Discover now