33 24 33 15 44 15 15 33

1.5K 117 31
                                    

Keyla membenarkan rambut hitamnya yang terurai, lalu mengikat rambut tersebut di depan Dewangga setelah memberikan helmnya kepada sang kakak. Kebetulan, lelaki yang usianya hanya terpaut dua tahun dengan Keyla itu sudah selesai melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Jadi, ia akan kembali menjadi siswa SMK Nusa Bina untuk fokus terhadap ujian yang sudah di depan mata.

Dewangga pun turun dari motornya, bertanya kepada sang adik, "Pulang bareng gak ntar?"

"Lihat sikon aja, ya? Ntar gue chat lo," balas Keyla. Ia sudah selesai mengikat rambut, lalu mengecup pipi Dewangga singkat. "Thanks, Kak! Gue duluan ke kelas, ya! See you!"

Gadis itu segera berlalu ke area di mana ada Reana yang baru saja memarkirkan motornya. Keyla mengejutkan sahabatnya itu, membuat Reana sedikit terlonjak dan memukuli lengan Keyla berkali-kali.

Namun, yang dipukuli malah tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan Reana.

"Ish! Kebiasaan suka ngagetin lo, mah!" gerutu Reana kesal.

"Haha. Sorry. Oh, iya. Kak Angga udah balik sekolah, lho. PKL-nya udah selesai," goda Keyla dengan mencolek dagu Reana yang dibalas putaran bola mata oleh gadis itu.

Sahabat Keyla tersebut menjawabnya ketus, "Udah tau. Lagian gue udah gak berharap lagi sama kakak lo itu."

"Hah? Kok, bisa?"

Keyla berjalan mengikuti langkah Reana, keluar dari area parkir untuk menuju kelas bersama melewati koridor. Walau nantinya akan berpisah di area tangga karena Keyla harus naik lift, sesempatnya mereka harus bercerita.

Reana berhenti tepat di depan perpustakaan biasa. Ia menghela napas, lalu menjawab lebih dulu supaya tidak terpotong-potong dan lebih jelas daripada sembari berjalan.

Gadis itu berkata, "Kayaknya Kak Angga udah punya cewek, deh. Kemaren dia posting foto gitu di WA, mesra banget."

"Yang mana? Kok, gue gak tau."

Reana mengambil ponselnya yang ia taruh di saku jas jurusan. Lalu, gadis tersebut mencari update-an di WhatsApp dari nomor Dewangga yang ia simpan karena Reana rasa belum 24 jam dan statusnya pasti masih ada.

Setelah ditemukan apa yang ingin dirinya tunjukkan pada Keyla, barulah gadis itu memberitahunya.

"Nih! Mesra, 'kan?"

Keyla memicingkan mata. Tidak sampai tiga detik, gadis itu tertawa lagi, lebih kencang daripada saat ia tertawa di parkiran tadi. Hal tersebut jelas saja membuat Reana mencebikkan bibir kesal, menabok lengan Keyla dan memasukkan ponselnya kembali.

Langkahnya dipercepat untuk meninggalkan sang sahabat yang masih terkikik geli.

Biasalah, Keyla memang suka sekali melihat wajah kesal Reana dan berakhir harus mengejar gadis itu untuk sekadar membujuknya. Keyla benar-benar mengejar Reana, hingga gadis yang rambutnya diikat satu itu menghalangi jalan Reana.

"Awas, ah! Gue mau ke kelas. Lo gak seru, Key!" seru Reana, masih sebal dengan wajah Keyla yang sepertinya semakin mengejek.

"Ih! Baperan banget, sih, calon kakak ipar. Sini gue jelasin! Lo mau tau gak, dia siapa?"

"Siapa?"

"Cie, mau tau."

"Ish! Gue lagi males bercanda pagi-pagi," balas Reana semakin kesal.

"Oke-oke. Nih, yang ada di foto itu, tuh, pembantu baru di rumah gue. Karena Mama sama Papa bakalan sibuk banget ngurus usaha mereka, jadi mereka nyari ART buat ngurus rumah. Dia cuma ada pas jam kita sekolah doang, kok. Pas gue sama Kak Angga pulang juga dia udah pulang, jadi gak bakal ketemu Kak Angga. Lagian dia udah punya suami sama anak satu, umurnya juga sekitar 35-an. Ya kali mau sama kakak gue yang masa depannya aja belum kelihatan."

The Crazy ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang