DTNT-La première fois

6.2K 987 532
                                    

La première fois

For the first time





Begitu gerbang utama Kerajaan Daher Reu terbuka, barulah Handjoko berjalan keluar ditemani beberapa pengawal—ajudan khusus Kerajaan Daher Reu—yang mengikutinya dari belakang.

Berbeda dengan perlakuan yang diterimanya di Indonesia, di sini Handjoko diperlakukan bak bangsawan besar—begitu mereka menamai keluarga Hariwibawa. Ke mana-mana, Handjoko selalu diikuti pengawal Kerajaan yang diberikan dan diperintahkan langsung oleh Pangeran Martaka dan keluarga Kerajaan setelah tahu bahwa Handjoko-lah yang meneruskan tugas Yang Terhormat Prambudi Hariwibawa dalam melancarkan hubungan bilateral khususnya dalam bidang ekonomi dengan negara Indonesia.

Sejak satu tahun kembali menjalin hubungan dengan Indonesia, Handjoko has already successfully mediated some major business deals for Daher Reu. Bukan cuma berhasil membawa Kedutaan Besar Republik Indonesia ke Daher Reu, Handjoko juga baru-baru ini berhasil menandatangani kerjasama dengan salah satu stasiun televisi terbesar di Indonesia—TVEight—untuk membangun stasiun tv yang sama di Daher Reu sebagai salah satu dobrakan besar bagi kedua negara yang akhirnya bisa berbagi informasi dengan mudah.

Keberhasilan Handjoko itu tentu membawa dampak besar bagi kedua negara karena sebelum ini, informasi yang bisa didapatkan dua negara ini ke satu sama lain sangat terbatas. Meski sudah berdamai dan kembali menjalin hubungan baik, Daher Reu dan Indonesia sama-sama belum memperbolehkan masyarakat mereka untuk berkunjung dengan mudah ke dua negara tersebut. Hanya orang-orang berkepentingan saja yang bisa berkunjung dengan bebas kedua negara tersebut, termasuk Handjoko yang sekarang sering disebut memiliki 'istri' di Indonesia karena melihat dari seberapa seringnya pria itu berkunjung ke sana.

Melewati beberapa pengurus dan tamu kerjaan dalam perjalanannya kembali ke Gedung Kebesaran pusat—kantor resminya—Handjoko sesekali menaikkan kedua alisnya sebagai gerakan menyapa balik beberapa orang yang mau repot-repot menyapanya.

Tepat ketika Handjoko berbelok menuju Pintu Besar yang menjadi gerbang terakhir Kerajaan Daher Reu—dan hanya khusus bisa dilewati para Bangsawan dan pekerja/staf kelas atas—langkahnya terhenti bertepatan dengan hadirnya Raden Kacaya Arsadjaja dan Mas Harjuna Pakuardjakara beserta pengawal mereka berjalan memasuki Pintu Besar.

Handjoko dengan cepat menundukkan kepala, dan menaruh satu tangan di belakang tubuhnya sebagai bentuk salam penghormatan.

"Sudah pulang, Han?"

Masih menunduk, Handjoko menganggukan kepala. "Sudah, sejak tadi sore," jawabnya cepat.]

Handjoko merasakan tangannya dipukul lumayan keras. "Kenapa, kaku sekali, sih?" Suara Mas Harjuna membuat kepala Handjoko terangkat rendah. "Compared to the two of us, in terms of royal rank, your position is much higher than ours, and aren't we already close friends now? Try to drop your formalities in front of us for a moment."

Mas Harjuna yang memang selalu terlihat santai terlepas lokasi keberadaan mereka sekarang, seperti biasanya menyapa Handjoko seakan mereka sudah berteman lama dan tidak akan ada yang menegur mereka nantinya—meskipun memang fakta itu benar, mengingat Mas Harjuna memang salah satu keluarga Kerajaan yang jika beruntung nanti akan memimpin Daher Reu itu tampak tidak pernah memikirkan hal-hal semacam Handjoko yang kemungkinan menerima penalti karena dianggap tidak bertindak sopan ke Mas Harjuna.

"Sudah bertemu Pangeran Martaka?" Mengabaikan celotehan Mas Harjuna, Raden Kacaya tampak memotong dengan obrolan yang jauh lebih masuk akal menurut Handjoko.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Where stories live. Discover now