P r o l o g

8 0 0
                                    

Hari itu matahari sedang bersinar terik-teriknya, aku memutuskan untuk melipir ke sudut sekolah. Berharap sedikit mendapat hiburan saat melihat kerja keras panitia MOS ketika mereka sibuk berteriak dan menjahili para siswa baru, kemudian mataku melihatnya.


Dia berada di ujung lapangan, berdiri dengan sebelah kaki yang diangkat nampaknya ia sedang dihukum, rambut panjangnya dibiarkan tergerai indah, sesekali tangan mungilnya mengusap keringat yang mulai membasahi dahinya, titik-titik keringat bertimbulan di hidungnya, pipinya memerah, sesekali aku melihat dia menekuk wajah manisnya, namun tak berselang lama dia tersenyum tipis begitu melihat kekonyolan yang dilakukan teman-temannya.


Seperti magnet, sosoknya berhasil membuatku terpaku.


* * * * *

Seperti Embun (ON GOING)Where stories live. Discover now