Chapter 9

520 107 48
                                    

.

.

.

Namun terlepas dari semua itu sosok emerald byun ke empat adalah sosok yang tertutup chanyeol atau siapapun takkan bisa masuk dan mengatur kedalam hidupnya, chanyeol menyadari itu. Baekhyun bukan tipe yang bisa diatur dan diikat begitu saja, chanyeol harus mengatakan dengan jujur bahwa orang yang jatuh cinta dengan emerald byun ke empat benar-benar sial. Apa yang lebih buruk dari jatuh cinta dengan orang yang tidak bisa kau ikat? Kecuali jika dia mencintaimu. Namun lebih dari itu sosok emerald byun ke empat terlalu misterius, dia dapat memikat orang tanpa bekerja keras. Orang dapat dengan mudah jatuh cinta pada karakternya. Pribadi yang sangat berbahaya.

Keesokan harinya semua yang ada di kerajaan berjalan dengan semestinya namun pihak guru besar mendapat laporan dari dayang yang berada di halaman air jatuh bahwa emerald byun ke empat tidak dapat menghadiri kelas karena kondisi kesehatan yang terganggu. Pangeran chanyeol yang mendengar hal itu mengernyitkan dahinya.

" Bukankah kemarin dia baik-baik saja?" Tanya chanyeol bingung.

"Ya pangeran, tuan muda tiba-tiba merasa pusing pagi ini."

"Baiklah, aku akan mengikutimu ke halaman air jatuh."

Sang dayang mengangguk. "Baik pangeran."

Keduanya berjalan menuju halaman air jatuh. Pintu kamar coklat dengan ukiran naga masih tertutup rapat. Sang dayang berhenti tepat di depan pintu dan mengetuk perlahan.

"Tuan muda Baekhyun, pangeran datang berkunjung."

Sosok kecil yang sementara duduk menghitung koin didalam kantung dompetnya terlonjak kaget. Cepat-cepat memakai topengnya, mengacak rambutnya yang terurai, berbaring lemas di tempat tidur dan mengenakan selimut bulu domba tebalnya.

Bunyi suara pintu berderit lalu pintu coklat itu terbuka perlahan. Menampakan sesosok lelaki kecil yang sedang terbaring lemah di tempat tidur, rambutnya terurai berantakan tampak kacau dengan mata yang tertutup rapat.

"Mengapa masih memakai topeng di saat keadaannya seperti ini? Lepaskan topengnya."

Mendengar ucapan pangeran sosok kecil itu segera membuka matanya lebar, reflek tidak dapat menyembunyikan kepanikannya. "Tidak perlu pangeran, saya sudah biasa memakainya bahkan ketika saya sakit!" Pangeran dan dayang yang melihat refleknya saling pandang dengan tatapan heran.

"Kamu cukup energik untuk ukuran orang sakit emerald byun." Menyadari kesalahannya sosok kecil itu segera melemahkan seluruh sendi tubuhnya yang menegang.

"Uhukh uhukh saya merasa pusing pangeran, bahkan jika itu angin yang meniup saya, saya akan segera jatuh." Pangeran mengernyit. Namun segera menerimanya.

"Istirahatlah dan minum obatmu, besok kamu harus mengikuti pelajaranmu." Sosok kecil itu mengangguk lemah.

"Baik pangeran."

Chanyeol bersiap untuk memeriksa tambang permata yang terletak di utara kerajaan einklang, kuda-kuda dan prajurit telah di persiapkan. Rombongan pangeran bergerak menuju tambang kerajaan. Ketika melewati padang rumput tolbas, Chanyeol menghentikan rombongannya. Di sebuah pohon dipinggir danau tampak sosok kecil dengan terusan putih memegang seruling sedang memanjat dengan lincahnya menaiki ranting-ranting pohon.

Ketika sosok itu telah menemukan tempat yang pas diatas sana ia segera membuka dedaunan yang menghalangi pandangannya, didepan sana dikejauhan bentangan padang rumput tampak sebuah pemukiman dengan warna-warna cerah dan air terjun besar mengalir memutar dibelakangnya. Tempat itu terlihat hidup dan indah. Mata dibalik topeng itu berbinar cerah. Dia melihat surga kecil dan surga kecil itu seolah menunggunya untuk datang berkunjung. Tangannya memegang erat ranting pohon, senyumnya mengembang.

Empat Emerald Byun (ChanBaek)Where stories live. Discover now