Chapter 8

722 102 31
                                    











🌸



Kram, tanpa memperdulikan jika Zee tidak pernah menyukainya memasuki ruang pribadi pria itu, langsung menerobos masuk kedalam ruang kantor Zee dengan nafas memburu, kaki yang melangkah dengan hentakan kuat, dan mata yang menyalang.

"ayah!" ucapnya, menarik perhatian Zee yang masih berpura-pura tidak melihat kehadirannya.

Di belakang Kram, asisten pribadi Zee menunduk, meminta maaf pada tuannya karena tidak berhasil menghalangi Kram.

"ayah! Apa-apaan ini?!" ucap Kram lagi, lalu melemparkan undangan pernikahan Zee yang sudah di robek-robek kelantai.

Zee, akhirnya memutuskan untuk memberikan perhatiannya pada pemuda yang saat ini terlihat dipenuhi kemarahan, memandangi Zee dengan tatapan penuh marah dan tidak percaya.

"ada apa?" Tanya Zee, datar, dan tanpa ekspresi apapun.

"apa maksud ayah dengan ini? Ayah menikahi Nunew? Mantanku? Tanpa sepengetahuanku?"

Tanya Kram, geram, dengan nada yang semakin tinggi disetiap katanya.

Zee melirik undangan pernikahannya yang sudah di robek-robek dan hancur dilantai kantornya, ada kilatan dingin dimata pria itu ketika pandangannya kembali terpusat pada Kram.

"saya pikir hubungan kalian sudah berakhir, dan kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Nunew sekarang. Kenapa kamu bertindak seolah-olah saya sudah menghabisi masa depan kamu?" Tanya Zee, dingin.

"ayah! Ini Nunew! Jalang itu tidak pantas menyandang nama Panich, menjadi anggota keluarga kita, apa lagi menjadi istri ayah!! Dia bukan apa-apa!"

Teriak Kram, penuh geram. Dan terlalu tenggelam dalam marahnya, Kram tidak menyadari jika wajah Zee menjadi semakin dingin ketika pria itu mendengar Kram menghina Nunew dengan sebutan 'jalang'.

"siapa kamu?" Tanya Zee, dingin.

Dan seketika Kram terdiam, menyadari pandangan Zee yang semakin tidak berasa padanya. Ruangan terasa hening, seketika.

Kram mencoba menatap langsung ke kedua bola mata gelap Zee, tetapi pria itu mendapati dirinya langsung tertunduk, takut, dengan bulu kuduk yang berdiri, menjadi sasaran tatapan Zee yang tidak menunjukkan apapun padanya.

"siapa kamu, sehingga berani menentukan siapa yang pantas menjadi istriku, siapa yang pantas mendapatkan nama Panich ku?"

"siapa kamu, sehingga berani memanggi istriku dengan sebutan jalang?"

"ingat Kram, kamu bukan apa-apa. Apapun yang kakekmu katakan untuk membuatmu percaya kamu memiliki kekuasaan didalam keluarga Panich, tidak benar. Kamu bukan apa-apa tanpa nama saya. Saya yang memberikan nama Panich padamu, dan Saya juga bisa mengambilnya kapanpun Saya mau."

Ancaman, 

Zee mungkin berbicara dengan tenang, tapi Kram bisa merasakan setiap ancaman yang diutarakan pria itu padanya. Perlahan, ujung-ujung jari Kram terasa dingin, diselimuti panik dan takut.

"dan ini akan menjadi peringatan terakhir saya. Hormati Nunew, entah kamu menyukainya atau tidak, dia istri saya sekarang. Kedudukannya lebih tinggi darimu didalam keluarga Panich. Jika sekali lagi saya mendengar kamu memanggil Nunew dengan sebutan jalang..." Zee tidak menyelesaikan kalimatnya, membiarkan Kram menggunakan imajinasinya untuk apapun yang akan Zee lakukan padanya jika tindakan tidak hormatnya kembali terulang.

SECOND MARRIAGE OF WEALTHY OLD MAN - ZNN VERSIONWhere stories live. Discover now