Chapter 4

614 87 23
                                    




























🌸


Selama tinggal di rumah Khun Zee di kehidupan sebelumnya, Nunew akan selalu menunggu pria itu diambang pintu rumah tradisional yang mereka tempati setiap kamis malam, menunggu Khun Zee kembali dari urusan bisnisnya yang dilakukan setiap satu minggu sekali, di setiap hari kamis.

Jika menurut kebiasaan, Khun Zee akan pulang kurang lebih jam 8 malam, dan mereka berdua akan makan malam bersama sebelum berpamitan dan kembali ke kamar mereka masing-masing. Tapi malam itu, bahkan sampai jarum jam menunjukkan angka 11, Khun Zee belum juga pulang, dan saat Nunew sudah mulai merasa cemas dan khawatir, akhirnya mobil pribadi milik pria itu memasuki halaman rumah.

Dan Khun Zee keluar dari kursi penumpang mobil pribadinya dengan bantuan supir pribadinya.

Ada yang aneh pada Khun Zee malam itu, matanya berkabut dan suhu tubuhnya panas. Nunew yang mengira Khun Zee terkena flu menawarkan diri untuk merawat pria itu. Siap sangka, ketika keduanya hanya berduaan di kamar luas Khun Zee, pria lumpuh itu seakan kerasukan setan dan mendorong Nunew, menindihinya di atas ranjang besar pria yang lebih tua itu.

Nunew awalnya memberontak, tetapi mendapatkan sentuhan panas dari pria yang dicintainya, Nunew pun akan luluh, malam itu adalah malam pertama dan terakhir Khun Zee menyentuhnya dengan intim.

Keesokan harinya, Nunew terbangun dengan Khun Zee yang memandanginya penuh rasa bersalah, berkali-kali pria itu meminta maaf padanya, berkata jika hal yang sama tidak akan terulang lagi, dan khun zee akan bertanggung jawab. Nunew ingin membantah, ingin berkata jika apa yang sudah terjadi semalam bukan sepenuhnya salah Khun Zee, jika Nunew dengan suka rela menyerahkan dirinya, tapi mendengar jika Khun Zee akan bertanggung jawab dan tidak akan pernah meninggalkannya membungkam mulut Nunew.

Nunew kehilangan banyak hal didalam hidupnya, jadi ketika seseorang menyuguhkan apa yang diinginkannya Nunew akan meraihnya dan menggenggamnya erat. Hari itu, Nunew menunduk dan mengangguki segala ucapan Khun Zee, dan membiarkan pria itu salah sangka dengan apa yang terjadi sebelumnya agar dia bisa terus bersama dengan pria yang dicintainya.

Malam itu,… adalah awal kemalangan lain dihidupnya.




🌸




Nunew mengerjapkan matanya, memandangi sekeliling dengan gelisah. Kepalanya terasa sakit dan tenggorokannya kering seakang disumpali dengan gulungan kapas yang menyerakkan suaranya.

“eemm…” gumamnya, memperhatikan sekeliling.

Tidak mendapati siapapun di sampingnya dengan satu tangan yang terasa nyeri saat di gerakkan membuat jantung Nunew berdetak kencang. Apa Nunew tidak berhasil menyelamatkan Khun Zee? Kecelakaannya masih terjadi, dan Khun Zee masih akan lumpuh di kehidupannya kali ini?

Baru saja kepanikan mulai menyelimuti Nunew, tirai yang memisahkan Nunew dari penghuni lain UGD rumah sakit itu terbuka, dan wajah yang sudah sangat dirindukannya terlihat terkejut mendapati Nunew yang sudah sadar.

Wajah itu… terlihat lebih muda dan energik dibandingkan Khun Zee yang dia kenal. Kedua mata pria itu gelap dan jernih, tidak ada tanda-tanda kebutaan. Dan yang lebih melegakan lagi, Khun Zee berdiri diatas kedua kakinya sendiri, dan berjalan kearah Nunew tanpa cacat.

Nunew menangis melihat hal itu, ahh… Nunew berhasil, dia berhasil mencegah kecelakaan Khun Zee.

Pria yang dicintainya selamat…

Khun Zee, yang kali ini belum mengenal Nunew terlihat sedikit kelimpungan melihat air mata Nunew yang terus bercucuran.

“h-hei… apa ada yang sakit? Dimana yang sakit?” Tanya pria itu segera.

Tapi Nunew menyanggahnya dengan gelengan kepala, di tengah isakannya, Nunew berkata “syukurlah… syukurlah anda selamat…  terimakasih tuhan.” Gumamnya.

Dan Khun Zee yang mendengarnya tertegun, dan hanya bisa memandangi Nunew dengan pandangan baru yang sulit di artikan.

Lama Nunew menangis, karena kelegaan yang selama ini menyesakkan dadanya. Semenjak Nunew bangun dan menyadari dia sudah kembali ke masa lalu, Nunew berusaha untuk tegar, berusaha untuk kuat dan menyusun rencana demi rencana agar dia tidak terjerumus kedalam kesalahan yang sama seperti sebelumnya. Rencana demi rencana yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan Khun Zee, penuh dengan rasa gelisah.

Dan hari ini, separuh kegelisahan itu luntur semenjak Nunew melihat Khun Zee yang sehat dan bisa berjalan dengan kedua kakinya sendiri.

Ketika tangisan Nunew reda, matanya menangkap sosok Khun Zee yang masih duduk di samping ranjang pasiennya, kali ini dengan sebotol air mineral di tangannya.

“ini… minumlah dulu, kamu baru bangun dari tidur panjang, tenggorokanmu pasti sakit.” Ujar pria itu dengan lembut sambil mendudukkan tubuh Nunew dengan gerakan hati-hati.

Nunew meringis, seluruh tubuhnya terasa sakit, terutama kepalanya yang masih terasa pening.

“kepala kamu terbentur keras, dan ada banyak luka lebam di seluruh tubuhmu karena hantaman-hantaman didalam mobil.” Jelas Khun Zee.

“saya benar-benar berterimakasih. Kalau saja kamu tidak menabrakkan mobil kamu dan mendorok kita ke sisi bukit, mungkin saat ini saya sudah meninggal. Dan lagi, kamu yang menyelamatkan saya, tapi kamu terluka lebih parah seperti ini.”

Ahh… Nunew merindukan suara dalam pria ini, sangat merindukannya. Sudah berapa lama dia tidak mendengar suara Khun Zee? 10 tahun? 12?

Nunew sangat merindukannya.

“tidak papa, yang penting anda selamat.” Sahutnya parau.

Khun Zee memperhatikan wajah Nunew, dan menganggukkan kepalanya. Lama keduanya terdiam, dengan saling berpandangan sebelum akhirnya sebuah suara deringan ponsel memecah keheningan diantara mereka.

Nunew melirik pada ponsel yang di letakkan di samping bantalnya dan melihat nama Joss tertera disana. Nunew buru-buru mengangkat telpon pria itu.

“ya,” sahutnya dnegan suara yang masih lemah.

“kamu dimana? Seriously Nunew, kamu berpamitan untuk pergi beberapa jam saja dan ini sudah hampir satu hari! Apa kamu tau aku hampir gila karena cemas disini?!” cerca Joss, sama sekali tidak memperhatikan sapaan lemah Nunew.

“huh? Satu hari? Selama itu?”  tanyanya heran, Nunew lalu menjauhkan handphone dari telinganya untuk memeriksa jam, dan benar saja, ini sudah hari esoknya, Nunew sudah tertidur hampir 12 jam lebih.

“kamu dimana sih?”

“Joss, rumahku!! Rumahku harus dikosongkan hari ini. Bagaimana dengan barang-barangku?” Tanya Nunew panik, Nunew tidak peduli dengan apa yang terjadi pada keluarganya, tapi barang-barang peninggalan ibunya dan buku-buku komposisinya tidak boleh hilang.

“sudah kuurus semuanya, barang-barangmu aman di rumahku.”

“semuanya?”

“semuanya. Termasuk peti-peti kayu ibumu dan buku-buku bodohmu itu. Semua sudah kuamankan, tenang saja.”

“oh god… thanks.”

“sekarang jawab aku, dimana kamu?”

“tidak penting, aku akan bercerita nanti. Tolong jaga barang-barangku sampai aku menemukan rumah baru atau kamar asrama nanti okay? Bye Joss, thanks again.” Tutup Nunew,
Nunew terdiam, kembali lega setelah mengetahui barang-barangnya aman bersama Joss, dan juga dia sudah dijauhkan dari keluarga benalunya.

Nunew tidak peduli jika dia danggap tidak tahu diri dan durhaka setelah ini. Yang Nunew pedulikan hanyalah, melindungi dirinya dari orang-orang yang selalu bersiap untuk menjerumuskannya.

“maaf kalau saya lancang…” jeda Khun Zee.

Nunew mangangkat kepalanya yang tertunduk dan memperhatikan wajah. tampan pria itu.

“ya?”

“saat ini anda tidak memiliki rumah?... maaf kalau terkesan lancang tapi sebagai balas budi karena sudah menyelamatkan saya, bagaimana jika anda tinggal di rumah saya untuk sementara waktu?”

Nunew terdiam. Otaknya yang sedari tadi mencari-cari alasan agar terus berhubungan dengan Khun Zee terhenti, tidak menyangka jika pria itu yang akan menawarkan jalan agar mereka bisa tetap berhubungan.

“ahh… uh itu..”

“ah, maaf saya belum memperkenalkan diri. Percayalah saya bukan orang jahat yang sedang mencari keuntungan dari anda, saya…”

“saya percaya!” putus Nunew, dia tidak akan membiarkan Khun Zee nya berfikir Nunew sudah salah sangka terhadapnya.

SECOND MARRIAGE OF WEALTHY OLD MAN - ZNN VERSIONजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें