Ide Gita

1.4K 77 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Akilla berjalan menuju ke kelas Awal yang sebelumnya telah ia lewati tadi pagi.
Umi Maryam juga sebelumnya telah menunjukkan bahwa setelah mengajar di kelas Salis,Akilla akan mengajar di kelas itu.

Di pertengahan jalan,Akilla tak sengaja berpapasan dengan seorang wanita.Wanita tersebut bukanlah salah satu santriwati di sana,jika dilihat dari pakaiannya.Akilla yakin,wanita tersebut adalah salah satu ustadzah yang telah disebutkan oleh Umi Maryam tadi pagi.

Wanita tersebut berhenti tepat di depan Akilla.Akilla tersenyum, "Assalamualaikum,"salam wanita tersebut

Akilla menjawab, "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Pengganti ustadzah Mila ya?"tanya wanita itu bersemangat

Akilla mengangguk, "Iya."

Wanita tersebut mengulurkan tangan kanannya, "Perkenalkan,nama saya Yasmin."

Akilla membalas jabat tangan tersebut, "Akilla."

"Oh,jadi ini ustadzah Yasmin."tutur Akilla bersemangat

Wanita itu mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa?"

"Nggak,hanya saja tadi bu Nyai sempat memberi tahu tentang siapa saja yang mengajar di sini."jelas Akilla

Wanita itu ber oh ria.Dapat dilihat, bahwa ustadzah Yasmin berusia tak jauh beda dengan Akilla,dikarenakan wajahnya yang terlihat masih sangat muda.

"Kalau boleh tahu,ustadzah Yasmin sudah lama mengajar di sini?"tanya Akilla

Ustadzah Yasmin tersenyum dan menghembuskan napasnya, "Ya- kalau dibilang lama juga nggak terlalu,baru tiga tahun."

Akilla membelalakan kedua matanya, "Itu lama atuh,"sahutnya bergurau

Ustadzah Yasmin tertawa, "Mungkin waktu yang terasa singkat,sampai-sampai 3 tahun saya mengajar di sini seperti masih beberapa bulan."

Akilla mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Oh iya,sebentar lagi sudah masuk jadwal mengajar,saya pamit dulu ya.Assalamualaikum,"ungkap ustadzah Yasmin dengan senyuman mengembang

Akilla membalas salam dari ustadzah Yasmin, "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Ustadzah Yasmin meninggalkan Akilla di sana.Akilla pun segera melanjutkan perjalanannya menuju ke kelas selanjutnya,yaitu kelas Awal

***

Di lain tempat,tepatnya di perusahaan milik seorang pria tua,sedang ada dua orang suruhan yang telah ia bayar untuk melakukan tugas yang diberikan olehnya.Kedua orang tersebut,bukanlah karyawan perusahaan,melainkan kedua preman.

"Kali ini kamu bisa lolos,tapi tidak semudah itu Akilla."

Pria tua yang bertubuh berisi,hidung mancung,serta jas hitam yang ia kenakan rapi itu duduk dengan menyilangkan kakinya sambil memegang secarik foto.

Pria itu meletakkan foto tersebut ke atas meja kerjanya.

Plak

"Saya tidak mau tahu,kalian cari dia sampai dapat!"tegas pria tua itu dengan meninggikan suaranya sambil menunjuk preman tersebut

Kedua preman yang merupakan penculik Akilla itu gelagapan,usai terkejut mendengar gebrakan meja yang cukup keras.

"Ba-baik Tuan."jawab keduanya

Kedua preman tersebut keluar dari ruangan.Pria tua itu bersedekap dada,dengan ujung bibir yang ia tarik membentuk senyuman licik.

"Walaupun kamu sudah tidak ada,tetapi masih ada putrimu yang akan merasakan dendam seorang ayah,Bagas."ucapnya

***
"Lis,kamu masih kesal nggak sih sama si Jeli?"tanya Gita sembari berbisik

"Hm-mwashi lha-"

Gita berdecak kesal , "Ck,telan dulu itu makanannya,baru ngomong,"Gita mengalihkan pandangannya ke sekitar

Lilis menelan makanan yang ada di mulutnya dengan susah payah.Jumlah nasi yang ia suapkan ke dalam mulut cukup banyak,itulah yang membuat dirinya kesulitan menelan makanan.

Saat ini jadwal mereka adalah makan siang,sebelumnya mereka telah melaksanakan shalat dzuhur,mengaji,dan lain sebagainya.

"Ya- masih lah,siapa yang nggak emosi coba,"sembur Lilis

Lilis mengaduk-aduk makanannya dengan perasaan kesal.Gita terdiam,kedua matanya berhasil membulat sempurna ketika menemukan ide yang cemerlang.

"Gimana...kalau-" Gita mulai membisikkan ide yang baru saja ia dapat di telinga Lilis

"Kamu yakin?"tanya Lilis heran

Gita mengangguk sambil tersenyum.

"Ih nggak mau atuh,Lis teh takut."

Gita mengerutkan keningnya, "Emang kunaon?"

"Kalau ketahuan gimana?"tanya Lilis lagi

Gita mutar bolamatanya, "Sabado teuing." ("Bodo amat.)

Setelah membahas ide Gita yang membuat Lilis gelisah,mereka memutuskan untuk melanjutkan makan siang mereka

Muhammad Faqih AlfarizqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang