Kabar gembira

2.1K 130 5
                                    

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang...

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-
perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."

           (QS. An-Nur 24: Ayat 26)

.
.
.

Akilla kembali ke dalam kamarnya.Ia merasa bingung apa yang harus ia lakukan saat ini.Akilla duduk sambil melihat sekeliling ruangan.

Ternyata begini rasanya tinggal di sebuah pesantren.Akilla dulu ingin di masukkan ayahnya ke pesantren,tetapi Akilla menolak dan bersikeras untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA.Namun,ada sedikit rasa kecewa yang dirasakan oleh Akilla.Mulai dari lingkungan,keluarga,dan pertemanan.

Akilla merasa,jika dahulu kala dirinya mengiyakan sang ayah untuk mencari ilmu di pesantren,mungkin sekarang dirinya telah disebut sebagai seorang 'Hafidzah'.Akilla terkadang merasa sulit untuk berhijrah di dalam lingkungannya yang kurang mendukung.Untungnya,Maura selalu menemaninya untuk hijrah bersama.

Ngomong-ngomong masalah hijrah,Akilla baru teringat akan sesuatu.Dengan cepat Akilla mencari tasnya.Setelah mendapatkan tasnya,Akilla segera mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"jawab Akilla dengan cepat

Maura mengerutkan keningnya"Eh,ada apa Kil?"

"Killa lupa ngasi kabar ke kamu.Sekarang Killa lagi di pesantren,"tutur Akilla

"Hah?ngapain ke pesantren?"

"Itu dia,waktu kita ke kajian ada sedikit tragedi."

Dari seberang sana,Maura berdecak,"Ck,Killa bisa nggak jangan setengah-setengah!"ketus Maura

Akilla menghembuskan napasnya dengan kasar.Begini nih kalau berbicara dengan Maura,bagaikan tisu yang dibagi tujuh.

"Jadi begini-" Akilla mulai menjelaskan kejadian yang terjadi dari awal,hingga di mana ia dilamar oleh gus Faqih.

"WHAT???Killa,serius?"pekik Maura dari sana tak percaya.

Akilla sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Iya,"jawab Akilla.

"Seriously?"tanya Maura dengan nada sok bahasa inggris.

"Iya Maura...!"kesal Akilla

"Berarti sekarang Killa masih di sana?"tanya Maura lagi

"Hm."

Hening menyelimuti mereka.Tiba-tiba saja Maura kembali bertanya

Muhammad Faqih AlfarizqiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin