Part 25

2.8K 194 24
                                    

Gue saranin dengerin lagu the words - christina perri sampe cerita ini abis. Biar feelnya dapet okok

***

Setelah kejadian semalam, aku memutuskan untuk mengurung diri dikamar. Aku belum sarapan, mandi, ataupun tidur. Aku benar-benar merasakan apa yang namanya sakit hati, sangat sakit. Lebih sakit melihat laki-laki mu having sex bersama wanita lain, daripada melihat kakakku -dulu- sendiri sikapnya berubah.

Bahkan laki-lakimu tak segan-segan mengataimu jalang. Apakah itu tidak sakit? Dan posisiku adalah aku sedang dikamarku, menempati dimana mereka melakukannya.

Beberapa kali aku mendengar semuanya mengetuk pintu kamarku, dimulai Harry, Liam, Abi, Eleanor, Louis, Danielle, dan juga laki-laki itu. Dia terus-terusan meminta maaf kepadaku, namun itu tidak mampu membayar semua rasa sakitku. Itu tidak bisa. Bahkan Niall terus mengirimiku surat dari celah-celah pintu kamarku.

Kamarku berantakan, semuanya. Seharian aku hanya melihat kamarku yang seperti kapal pecah ini, beling-beling di lantai, vas bunga, semuanya berjatuhan. Mengapa aku sekacau ini?

"AAAAAAAAHHHHHHHHHH!" Teriakku frustasi dan kembali menangis.

Aku melihat kembali undangan pernikahanku dengan Zayn, menangis lagi. Kami akan menikah, mengapa teganya dia melakukan ini?

"Ashley? Bisakah kau membuka pintu ini sebentar saja? Aku Niall. Kumohon" ujar seseorang diluar. Itu Niall. Aku memang sedang membutuhkan seseorang sekarang. Namun aku tidak bisa membuka pintu kamarku, pasti saat Niall mengetahui keadaanku, dia akan memberitahukannya kepada Zayn. Aku tidak mau.

"Ash?" Panggilnya lagi, aku mendiaminya. "Cek dilantai-mu, aku mengirimimu pesan" lanjutnya

Aku berdiri dan berjalan menuju dekat pintu, ada kertas bertuliskan

Semua orang mengkhawatirkanmu Ash, kumohon beritahu aku bahwa kau baik-baik saja.

Niall

Aku tersenyum setelah membaca semua orang mengkhawatirkanku. Aku kembali berjalan menuju ranjang dan menangis lagi. Pikiranku tidak bisa berhenti memikirkan kejadian semalam, dia dan Perrie. Aku benci wanita itu, sangat-sangat benci.

Drrtt..drttt

Ponselku bergetar, aku melihatnya dan disana tertera nama mom. Angkat atau tidak? Angkat tidak angkat tidak

"Hello mom" ujarku dengan suara serak

"Hey, hey syukurlah kau mengangkat telpon-ku. Maafkan mom telah mengizinkan Perrie menginap disana. Apakah kau baik-baik saja? Sudah makan? Harry mendengar suara teriakkan mu seharian. Apa yang dia lakukan padamu?" Tanya mom. Aku kembali menangis. Tuhan jika aku boleh memohon, aku hanya lelah. Hanya itu.

"Aku baik mom" balasku singkat

"Apakah kau menangis lagi? Shh jangan menangis sayang, kau baik-baik saja bukan? Kau kuat, kau bisa melawannya. Kumohon jangan sakiti dirimu"

Aku mematikan telfon mom, dan juga mematikan ponselku. Maafkan aku mom, aku hanya tidak ingin kau memberitahukan yang lainnya bahwa aku mengangkat telfon-mu.

***

"Mengapa kau lakukan ini padaku Zayn? Kenapa?" Teriakku lagi dan aku mengisap rokok yang kutemukan di meja balkon tadi siang. Mungkin ini punya Zayn. Ini pukul jam 2 pagi dan aku tetap tidak bisa tidur. Entahlah, mungkin aku sudah menjadi monster jika aku melihat diriku di cermin. Aku hanya menunggu, dimana air mata-ku berubah menjadi darah segar.

"Sialan kau Zayn! Kau membuatku seperti ini" teriakku lagi

"Hey, Ash. Kau baik-baik saja?" Terdengar suara Harry dari luar.

Love At The First Sight (Zayn Malik Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang