15. Giliran Dibalas Takut!

Start from the beginning
                                    

Gara adalah tipikal orang yang tidak akan pernah sudi melepaskan sesuatu yang telah dicintainya. Ia akan terus mempertahankan orang tersebut. Sekalipun Pearly masih kecil, Gara berjanji akan menjaga Pearly dari apa pun sampai nantinya ia bisa memiliki anak itu seutuhnya. Apa pun yang telah dicintai oleh Gara, jangan harap bisa lepas darinya dengan mudah.

Di dalam keheningan pagi itu, tiba-tiba saja Gara teringat akan sesuatu. "Lho, Gege mana, ya? Tumben lama sekali turunnya."

Pearly menggedikkan bahu, masa bodoh dengan Gerald. "Nggak tahu, masih sakit kali. Semalam, 'kan badannya panas."

Mendengar anaknya sakit, lantas Gara pun hendak bangun untuk mengecek kondisi sang anak, tetapi segera ditahan oleh Pearly yang masih setia menempeli tubuhnya.

"Biar Pie aja yang cek."

Pearly pun berlalu dari sana untuk mengecek kondisi Gerald. Ia diam sejenak saat sudah tiba di depan pintu kamar Gerald yang tertutup rapat. Lantas gadis itu mulai mengetuknya.

"Ge? Gege! Ge, gue masuk, ya?"

Tak mendapat jawaban dari penghuni kamar Pearly pun memilih untuk langsung masuk. Ia membuka sedikit demi sedikit sampai pintu tersebut menghasilkan celah. Ia mengintip situasi kamar melalui celah kecil tersebut sebelum masuk ke dalam.

Melihat Gerald yang masih terbaring di atas kasur, Pearly pun membuka lebar-lebar pintu kamar. Ia menyilangkan tangan di depan dada sembari bersandar di depan pintu.

"Enak banget ya, udah pagi masih aja molor!"

Tak ada jawaban, Pearly memutar bola matanya jengah lalu berjalan mendekati Gerald. Diamatinya tubuh Gerald yang ditutupi selimut itu. Penasaran apa yang terjadi, Pearly pun menyentuh keningnya.

"Lho, masih panas? Ah, lemah banget lo jadi laki padahal kelakuannya kayak brengsek!" hina Pearly sambil mendudukkan diri di bibir kasur.

Gerald berdecak tanpa bergerak dari posisinya. "Nggak usah mulai. Udah sana mending lo sekolah!"

Gadis itu membuang napas panjang, lalu membelai kening Gerald layaknya ibu dan anak. "Utututuu ... kacian banget anaknya Mamaa ...."

"Ly!" Gerald membuka selimutnya. Laki-laki itu melirik tajam ke arah Pearly yang kini tertawa cekikikan.

"Stop ngomong aneh, deh! Gue nggak suka dengernya!"

Pearly mengerjap beberapa kali sambil menaik-turunkan alis. "Lho, kenapa nggak suka?"

Gerald berdecak lidah, lalu menenggelamkan seluruh tubuhnya pada selimut tebal. "Dari pada gangguin gue, mending lo berangkat sekolah sana!"

"Tolong panggilin papa, Ly," lanjut Gerald.

Pearly mencebikkan bibir, lalu bangkit dari dudukannya. Ia melemparkan beberapa obat yang tergeletak di atas meja ke arah Gerald.

"Tuh, minum obatnya. Sembuhin sendiri, jangan manja! Gue aja sembuh sendiri waktu lo nyakitin gue."

Pearly pun membalikkan badannya berniat untuk pergi dari sana, tetapi langkahnya terpaksa berhenti begitu wajahnya membentur dada Gara yang ternyata sudah ada di belakangnya sejak beberapa detik lalu. Pearly mendongak ke atas, gadis itu cengengesan saat bertemu pandang dengan Gara.

TAKEN YOUR DADDY [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now