2O | Cupcakes

Depuis le début
                                    

Aku yang tadinya akan bekerja pun pada akhirnya mengirim izin sakit. Bisa gawat kalau aku tidak ada di rumah saat Han Seungri tiba nanti.

Seharian aku di kamar, mengurung diri sendirian karena orang rumah pasti sibuk dengan urusan masing-masing. Ini cukup menguntungkan bagiku, karena tidak ada yang tahu aku berkali-kali bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan ludahku yang terasa tidak nyaman di mulut. Entah, asam lambungku kali ini terasa lebih parah.

Tidak tahu jam berapa, di tengah tidurku yang sama sekali tidak nyaman, aku merasakan sentuhan tangan di kedua sisi wajahku.

"Tari?"

Suaranya... seperti Han Seungri? Tapi bagaimana mungkin dia tiba secepat itu?

"Tari?!" Seseorang yang kuyakini Han Seungri itu menggoyangkan bahuku cukup kencang, aku yang merasa terusik akhirnya memaksa diri membuka mata. Sedikit, tapi aku tahu itu memang pacarku.

"Hm?" Aku merespon panggilannya dengan deham pelan.

"Badanmu panas."

Sebelum ini aku masih marah padanya, tapi ketika dia di depanku seperti saat ini, kemarahanku lenyap seketika. Aku jauh lebih merindukannya.

"Sudah periksa ke dokter?"

Aku hendak menjawabnya, tetapi rasa mual mendadak menyerang perutku. Tubuhku masih terasa lemas dan kesadaranku setelah bangun tidur belum benar-benar terkumpul, namun aku memaksa diri bangkit dan bergerak cepat menuju kamar mandi. Lalu muntah-muntah lagi untuk yang ke sekian kali.

Sementara itu, kurasakan Han Seungri berdiri di sampingku, telaten menyatukan rambutku ke belakang agar tidak terkena muntahan. Dia baru bersuara setelah aku menekan tombol flush.

"Aku benar, kau bukan hanya demam."

"Kau seharusnya tunggu di luar saja."

"Kenapa?"

"That was disgusting..."

"Sudah ke dokter?" Pertanyaan itu kembali ia ajukan dan aku hanya mengangguk sebagai balasan.

"Kemarin aku sudah konsultasi online, dokter bilang itu hanya gejala GERD."

"Sesibuk itukah kau sampai hanya konsultasi online?"

"..."

"Ayo ke dokter."

"Tidak—"

"Aku antar."

"Tidak mau..."

"Tari—"

"Aku tidak mau. Aku sering mengalami ini saat asam lambungku naik, Han Seungri. Ini akan sembuh dengan beberapa obat."

"Keras kepala."

"Percayalah, hm?"

"Terserah. Tapi jika kau semakin parah, aku tidak akan peduli padamu lagi." Lalu dia keluar meninggalkanku. Ah, rasanya menyebalkan jika sifat tsunderenya keluar seperti sekarang.

Untungnya, keadaanku semakin membaik setelah Han Seungri datang. Aku yang tiga hari kemarin menolak makan malam, malam ini mendadak sangat lahap. Nafsu makanku kembali ketika melihat Han Seungri berbaur dengan keluargaku. Diskusi bersama Papa, bermain PS dengan Agam, membantu Mama di dapur. Dia kelihatan sibuk sampai tidak menyadari aku terus memperhatikannya.

Besoknya pun, kesehatanku sudah pulih kembali. Walau badan masih terasa lumayan panas. Tadinya pula, aku ingin langsung bekerja, namun Mama langsung melarangku. Ada dua alasan, pertama tunggu aku benar-benar pulih total, kedua Mama tidak enak jika meninggalkan Han Seungri sendirian di rumah.

Cupcakes | Jisung ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant