🧩GAME IN PROGRESS🎮 : 30

517 36 4
                                    

Monday.

_

Nando menyerah untuk mencari keberadaan Chessy yang sama menghilanya seperti Zaky dan Raja.

Mencarinya kemanapun jika tidak mendapatkan jejak mereka hanya akan sia-sia saja.

Sesampainya di rumah ia langsung menjatuhkan diri di kursi sofa, kedua orangtuanya belum juga pulang ke rumah membuat rumah terasa sangat sunyi.

"Kamu di mana sih sayang ... bentar lagi aku berhasil loh," gumam Nando sambil menatap kosong langit-langit rumah.

'Gak mungkin kan mereka pergi bertiga ke suatu tempat terus khianatin gue?'

Suara yang berasal dari perutnya akibat lapar membuatnya tidak bisa berlama-lama larut dalam pikirannya, Nando berjalan ke dapur untuk memasak makanan.

Nando membuka pintu kulkas dan melihat ada bahan makanan apa saja di sana. Matanya bergerak ke sana kemari hingga terpaku pada kantung plastik hitam di dekat sayuran.

Seingatnya sang ibu tidak pernah memasukan bahan makanan dengan kantung plastiknya sekaligus ke dalam kulkas, tapi kenapa ini bisa ada di sini?

Nando mengambilnya dan membuka ikatannya, saat dibuka ternyata itu daging.

"Daging apa nih? Sapi? Kambing?" tanya Nando pada dirinya sendiri, dia menatap lama daging tersebut.

Ia menyentuh dan menusuknya dengan jari telunjuk potongan daging tersebut yang tanpa tulang dan kulit, banyaknya darah yang menempel di kantung plastik membuatnya sedikit ragu.

"Daging sapi bentuknya kek gini kah? Kok agak lain?"

Nando membawa kantung tersebut ke wastafel, memindahkan dagingnya ke wadah besar dan mulai mencucinya.

"Masak apa, ya? Bosen gue makan nasi goreng mulu."

Akhirnya Nando memutuskan untuk memasak sup daging, karena sang ibu sering membuat masakan itu untuknya, Nando menjadi tahu bagaimana cara memasaknya.

Laki-laki itu dengan telaten menyiapkan semua bahan-bahannya dan memotong-motong sayuran.

Singkatnya, kurang lebih 1 jam Nando selesai dengan kegiatan memasaknya.

Dia mematikan kompor dan memindahkan supnya ke mangkuk, setelahnya disajikan di atas meja makan.

Sebelum di santap, Nando berlari ke kamarnya sambil membawa tas sekolahnya, tidak lama kemudian dia kembali dengan pakaian santai.

Nando duduk di kursi dan mengambil beberapa sendok nasi untuk diletakkan di atas piring, lalu ia juga mengambil potongan daging dan sayur dari mangkok.

Ia menyipitkan matanya ke arah piring di hadapannya. "Not bad lah."

Tangannya menyambar ponsel di samping piring, dia mencari nama kontak seseorang dan setelah menemukannya dia melakukan panggilan telepon. Bersamaan dengan itu, dia melahap suapan pertamanya.

"Kok gak diangkat, sih?" Nando mengunyah makanan di mulutnya, dua detik kemudian kunyahannya berhenti dan raut wajahnya berubah.

Sulit bagaimana menjelaskannya, tapi Nando merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan makanannya.

"Rasanya emang kayak gini, ya? Aneh."

.

Nando berguling-guling di atas kasur setelah menghabiskan makanannya hingga malam tiba.

Yang dilakukannya saat ini sama seperti kemarin-kemarin, yaitu mencoba menghubungi Chessy dan kedua temannya.

Mungkin sudah puluhan kali, tapi hasilnya tetap sama. Ponsel Zaky dan Raja tidak aktif sementara ponsel Chessy aktif namun, tidak pernah mengangkat panggilan telepon darinya.

"Ah, bajingan. Sebenernya kenapa, sih?" Nando mengusap wajahnya dengan gusar, dia membanting ponselnya di atas kasur dan memilih untuk tidur.

Beberapa menit kemudian, saat matanya mulai terasa berat tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada panggilan telepon.

Secepatnya Nando mengecek ponselnya, siapa tahu itu dari Chessy.

Wajah Nando yang semula sumringah kini berubah masam, rupanya itu telepon dari Eric. Dengan malas dia mengangkat panggilannya, ia pun kembali berbaring.

"Apa? Ganggu orang mau tidur aja," gerutu Nando.

Terdengar suara napas Eric yang terengah-engah di sebrang sana, beberapa detik berlalu Eric hanya diam. "... lo di mana?"

"Rumah, kenapa?"

"Cepet ke sini, penting. Gue kirim lokasinya sekarang."

"Ah! Gak mau, lo aja yang ke sini."

Eric berdecak kesal. "Cepet Nando! Zaky sama Raja udah ketemu."

Nando membulatkan matanya, seketika dia bangkit dan duduk dengan tegak. "Oh ya? Di mana mereka? Kasih hpnya, gue mau ngomong."

"Gak bisa, kalo lo mau tau gimana mereka dateng ke sini, gue gak ada waktu, cepet!"

"Ada sesuatu? Suara lo kok kek panik gitu?" Laki-laki itu menyadari cara bicara Eric yang cepat dan bergetar, ia juga sejak tadi terganggu dengan suara grasak-grusuk dari sana.

"Jangan banyak tanya, gue kirim alamatnya dan lo harus langsung datang ke sini, gue mau telepon polisi."

Eric langsung mematikan teleponnya membuat Nando semakin kebingungan. Tidak lama Eric mengirimkan lokasi di mana dirinya berada lewat pesan.

"Kenapa harus telepon polisi?" gumam Nando, ia memasukan ponselnya ke saku celana.

Nando mengambil jaketnya dari dalam lemari dan kunci motor di atas laci, tidak perlu berlama-lama dia langsung berlari ke garasi dan mengendarai motornya ke lokasi yang dikirimkan oleh Eric.

'Moga Chessy juga ada di sana.'

_

Yuk mampir ke akun tiktokku
https://www.tiktok.com/@_duweyy?_t=8lvK5r0IBNv&_r=1

GAME OVER : Who's The Winner?[✓]Where stories live. Discover now