05. Hari pertama masuk sekolah

4.6K 106 7
                                    

Halo gays! Kisah Nayra sudah update jangan lupa vote and komen gays!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

05. Hari pertama masuk sekolah

Sekarang Rania sampai di depan pintu gerbang sekolahnya, dari dalam mobil ia bisa melihat banyak para murid yang sudah datang.

Ia mencoba untuk menguatkan hatinya, dan ini adalah kehidupan baru yang akan di mulai.

"Pasti kamu bisa Rania! Semangat!" ucap Rania penuh tekad.

"Apakah nona nanti mau di jemput?" tanya sang supir.

"Nanti aku kabarin paman, soalnya Rania tidak tahu pulang jam berapa nanti," jawab Rania.

"Baik nona."

Rania membuka pintu mobil, ia menurunkan salah satu kakinya di ikuti oleh badannya. Setelah itu ia menutup pintu mobil itu dan mobil tersebut langsung meninggalkan tempat itu.

Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya, mereka menerka-nerka siapa sosok gadis yang berdiri di depan gerbang dengan sebuah bandana berwarna pink di rambutnya.

Rania yang di tatap seperti itu merasa deg-degan, dengan penuh semangat ia melangkahkan kakinya ke bangunan sekolah tersebut.

Setiap ia melangkahkan kakinya, banyak kata-kata pujian dari para murid dan ada juga yang menerka-nerka apakah ia murid baru di SMA Garuda.

"Cantik banget tuh cewe, murid baru bukan sih?" bisik salah satu murid.

"Kayaknya bukan murid baru deh, kalau semisal ada murid baru biasanya kan ada pengumuman," jawab teman di sampingnya.

"Iya juga, gua mau deketin tuh cewe ah."

"Hati-hati takutnya udah ada pawangnya."

Banyak bisik-bisik yang Rania dengar, tetapi ia tidak mengindahkan. Ia tetap berjalan ke arah kelasnya, walaupun ia baru masuk sekolah pertama kali, ia sudah tau di mana kelas Rania. Untung saja ada buku harian yang di tulis oleh Rania, kalau tidak ada mungkin ia juga tidak akan tahu.

Sesampainya di depan kelas, ia langsung melangkahkan kakinya ke dalam kelas tersebut. Lagi-lagi tatapan kagum dan heran ia dapatin, tetapi ia masih tetap cuek. Ia melangkahkan kakinya ke arah kursi paling belakang, setelah itu ia mendaratkan tubuhnya di kursi tersebut.

Segerombolan seorang gadis mendatangi meja nya, Rania yang di datangi hanya memasang wajah datarnya.

"Ngapain lo duduk di situ!" tegur salah satu gadis yang datangi dia.

"Ini kursi gua," jawab Rania dengan singkat.

"Enak aja lo! Ini kursi gua! Sialan!" tukas gadis itu.

"Gua ga peduli, sekarang kursi ini milik gua," desis Rania.

"Lo!!" teriak gadis itu sambil mengangkat tangannya.

"Udah kasih pelajaran aja sama dia, Tere. Kayaknya dia belum tahu lo itu siapa," sahut Teman gadis itu.

"Wait... kayaknya gua ga asing sama wajah lo, lo Rania kan? Gadis pembawa sial itu?" celetuk teman gadis itu yang satu lagi.

"Anj! Jaga ucapan lo! Gua bukan pembawa sial!" balas Rania sambil mengepalkan tangannya.

"Hahahah! Lo emang anak pembawa sial! Udah pembawa sial, gadis udik lagi!" cemoh Tere dengan tertawa.

Perkataan Tere membuat seisi kelas tertawa, mereka juga tidak menyangka bahwa gadis yang mereka puja tadi adalah Rania sih gadis pembawa sial.

Plak!!!

Suara tamparan membuat mereka berhenti tertawa, Tere gadis yang di tampar oleh Rania mendesis tidak terima dan ia mengangkat tangannya untuk membalas tamparan yang ada di pipinya.

Sebelum itu terjadi, Rania langsung menahan tangan Tere. Rania mencondongkan tubuhnya ke samping telinga Tere, dan ia membisikkan suatu kata yang membuat Tere terdiam membeku.

"Gua ingatin buat lo, Rania yang dulu bukan Rania yang sekarang berada di depan lo. Kalau lo berani hina gua lagi, gua pastikan gua bakalan bongkar aib lo kalau lo itu seorang jalang di sebuah klub, dan sebenarnya juga lo itu bukan anak orang kaya," bisik Rania.

Setelah mengatakan itu, Ranja menarik tubuhnya kembali dan ia tersenyum miring melihat wajah gadis di depannya yang merasa ketakutan.

"Gua tunggu permainan selanjutnya, dan gua pastikan hidup kalian akan hancur," tukas Rania dan ia kembali menelungkupkan wajahnya di atas meja.

Tidak lama bel berbunyi dan Tere dengan kesal harus duduk di bangku Rania yang dulu.

Kenapa Rania berbicara seperti itu, karena Meira yang dulu pernah berjumpa dengan gadis tersebut di sebuah club' dan parahnya gadis itu adalah selingkuhan mantan pacarnya.

***
Beberapa menit kemudian, akhirnya datang seorang guru wanita dan guru tersebut memberitahu bahwa mereka di suruh belajar sendiri karena para guru akan melakukan rapat.

Setelah mengatakan itu, guru itu langsung keluar dari kelas mereka. Kepergian guru itu membuat murid yang ada di kelas XII MIPA 3 itu bersorak kesenangan, sedangkan Rania hanya diam dan ia kembali menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangannya.

Keadaan kelas sudah mulai sedikit sepi di karenakan beberapa murid sudah pergi ke kantin.

Rania yang asik memejamkan matanya tiba-tiba di kaget kan oleh kedatangan dua orang gadis.

"Ran ayok ke kantin, lo ga bosen apa di kelas mulu," celetuk seorang gadis yang menggunakan kacamata.

"Iya Ran, gua denger katanya ketua geng Monster udah kembali sekolah lagi," sahut seorang gadis yang berkulit putih seperti chindo.

"Ga ah, gua mau tidur aja. Kalian aja sana ke kantin,"  tolak Rania.

"Iss... gada lo, ga asik tau Ran," rengek Suci.

"Gua yang traktir Ran," sambung Dewi.

Dengan malas, Rania bangkit dari duduknya dan ia tersenyum ke dua gadis di depannya.

"Yaudah ayok, tapi kalian yang pesen. Gua malas berdesakkan," ucap nya.

"Siap! Gua juga ada yang mau gua tanyakan sama lo," jawab Dewi.

Setelah itu mereka langsung melangkahkan kakinya keluar dari kelas menuju ke arah kantin, untuk mengisi perut mereka.

****
Jangan lupa vote ya gays!
See you gays....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Transmigrasi Menjadi Anak Tidak Diinginkan [On Going]Where stories live. Discover now