2. Jangan berharap kepada manusia.

168 22 0
                                    

Udah sholat belum?
Udah baca Al-Qur'an belum?
Baca Al-Qur'an dulu ya, sebelum baca ini.
Jangan lupa juga, sholat Dhuha-nya dikerjakan walaupun hukumnya Sunnah.

“Berharap kepada manusia adalah sumber kekecewaan yang paling disengaja.”
-Lauhul Mahfudz.


“Dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharap.”
-Q.S. Al-insyirah [8].










Arkhan meletakkan tubuh Zeze ke atas brankar yang ada di UKS. Laki-laki itu memundur beberapa langkah ke belakang ketika kedua sahabat Zeze datang langsung menerobos mendekat ke brankar

“Ini kenapa Zeze bisa pingsan?” tanya Bu Dewi sambil membawa minyak kayu putih.

Sese dan Nika saling pandang. Gak mungkin kan, mereka berdua menceritakan soal tadi pagi kepada Bu Dewi?

“Ditanya kok malah diem, aja. Mana saling pandang kayak gitu,” ucap Bu Dewi.

“Emm...,” Sese menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Nika diam tidak tau harus menjawab apa.

“Belum sarapan, apa, gimana?” tanya Bu Dewi lagi.

“Iy-ya. Kayaknya belum sarapan.” Nika menyengir menampilkan senyum manisnya.

“Iya, belum sarapan, Bu,” tambah Sese membenarkan.

“Ya, sudah. Ibu tinggal, dulu, ya? Kalian berdua disini aja, jagain Zeze.” Bu Dewi menaruh minyak kayu putih di atas meja samping dekat brankar.

“Iya, Bu.”

Setelah Bu Dewi keluar dari UKS, Sese dan Nika menatap wajah Zeze yang pucat. Sese merasa kasihan. Sama halnya dengan Nika.

“Patah hatimu dalem banget, Ze,” ucap Nika.

“Bukan hanya hatinya aja yang sakit, tapi fisiknya juga ikutan sakit.” Sese menimpali.

“Jahat banget, ya, laki-laki yang udah nyakitin Zeze? Padahal cintanya Zeze itu tulus. Malah dibalas semenyakitkan ini.” Tatapan mata Nika berubah menjadi datar.

Tanpa mereka sadari, ada Arkhan yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka berdua.

Nika berbalik badan.

“Ngapain kamu masih disini?” tanyanya kala melihat Arkhan yang masih berdiri berjarak satu meter darinya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari sahabat seseorang yang ia kagumi, Arkhan langsung berbalik badan dan pergi begitu saja.

“Dasar kutub Utara!” cibir Nika.

Arkhan itu orangnya cuek banget. Irit bicara. Jarang tertawa. Sekalinya bicara, ucapannya langsung menusuk ke dalam hati lawan bicaranya.

“Kenapa, Ka?” Sese menatap Nika dengan tatapan aneh.

“Itu, si Arkhan. Ditanya bukannya jawab, malah pergi gitu aja,” kesal Nika.

Lauhul Mahfudz [Hiatus]Where stories live. Discover now