09. *TOLONG SADARLAH*

166 11 7
                                    

Alo minna-san.

Gimna kabar kalian? Sehat aja kan?

Masih mau nungguin cerita ya

Kalo ada typo kasih tau, biar langsung Ren perbaiki.

_____________

"Syukurlah aku bisa bertemu dengan mu lagi, (Name)."

(Name) terdiam. Laki-laki itu menoleh menatap sosok lain yang berdiri di belakangnya.

"Pergilah."

"Tapi Zenka-sama,"

"Aku akan baik-baik saja. Tolong tinggalkan aku." ucap nya dengan sedikit penekanan.

"Z-zenka??"

Laki-laki berambut putih itu tersenyum dengan lembut, tatapan matanya yang biasa terlihat tajam nan datar itu kini berubah menjadi penuh kasih sayang.

Zenka tersenyum dan mengangguk cepat. "Yah, itu aku (Name). Syukurlah kau masih mengingat ku." ucap Zenka.

(Name) berjalan perlahan menghampiri Zenka, mengabaikan rasa sakit diperutnya lalu memeluk erat laki-laki yang lebih tinggi dari nya itu.

"A-aku tidak mungkin melupakan mu... Aku bahkan ingin mencari mu saat itu, tapi... Semua berlalu terlalu cepat." lirih (Name).

Zenka membalas pelukan (Name) tak kalah erat. "Yang terpenting kita sudah saling bersama. Aku juga mencari mu kau tau. Sangat sulit bagiku menemukanmu, setelah sekian lama akhirnya aku dapat menemukan mu (Name)..."

(Name) mengangguk pelan sembari mengencangkan pelukan.

Zenka mencium aroma yang terdapat ditubuh (Name). Aroma yang sudah lama dia rindukan, hampir lebih 4 tahun yang lalu.

Zenka perlahan melepaskan pelukan dan menyentuh kedua bahu (Name) dengan lembut.

"Maafkan aku yang saat itu pergi tanpa memberi mu kabar. Aku minta maaf..." ujar Zenka sembari menunduk menyesal.

(Name) menggeleng. "Tidak. Itu bukan salahmu, aku tahu kau pergi karena permintaan paman mu kan?"

Zenka mengangguk dengan mengangkat kepalanya. Manik emasnya menatap (Name) dengan pandangan yang sangat lembut.

Laki-laki itu kembali menarik (Name) guna masuk kembali kedalam dekapannya. Zenka tidak mau (Name)-nya pergi lagi hanya karena dia berurusan dengan paman nya yang lain.

Laki-laki ini hanya mau berurusan dengan Kagaya, pemimpin pembasmi iblis. Karena Zenka bisa menemui (Name) dengan sesukanya.

Zenka juga tidak mau jika harus pergi lagi meninggalkan (Name), dia harus pulang dengan (Name) disisinya.

Harus.

Pelukan dilepas. Zenka menatap (Name) yang juga menatapnya. Zenka menatap dengan teliti wajah (Name) yang terlihat pucat dari biasanya.

Apakah memang wajahnya sepucat itu sejak saat itu.

"(Name)," panggil Zenka dengan menyentuh kedua bahu (Name).

(Name) hanya membalas panggilan Zenka dengan tatapan tanya.

"Apa yang terjadi padamu? Kau terlihat begitu pucat. Apa kau sakit?" tanya Zenka khawatir.

(Name) menutup kedua matanya, tiba-tiba kepalanya terasa pusing hingga membuat (Name) hampir terjatuh ketanah. Untung saja Zenka dengan cepat menangkap tubuh (Name) yang lemas.

"(NAME)?!!"

Sosok laki-laki dibalik rumah itu menatap panik keduanya, terlebih pada seorang perempuan yang terlihat lemas dipelukan Zenka.

❀𝙆𝘼𝙉𝘼𝙊 𝙎𝙄𝙎𝙏𝙀𝙍'𝙎❀  (𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 𝘟 𝘛𝘢𝘯𝘫𝘪𝘳𝘰) Where stories live. Discover now