Bab 43

29K 1.4K 67
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM.
*
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمد

*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jangan gunakan ketajaman kata-katamu pada ibumu yang mengajarimu cara berbicara.”

~Ali bin Abi Thalib.

______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________

"Gus," panggil Azalea melihat gerak-gerik suaminya yang tengah melipat sajadahnya.

"Iya?"

"Kita egois?"

"Apa yang kamu katakan ay?"

"Ustad Dallen, ustazah Namira, karna kita mereka mengorbankan cinta," Azalea menutup Al-Qur'an nya, lalu menyandar pada lipan kasur. "Dua tiga lalu itu, adalah hari yang paling menyedihkan, aku melihat ustad Dallen menangis di koridor rumah sakit."

"Bukan egois, kita hanya mempertahankan hubungan kita." Arsyad berjalan menghampiri Azalea. "Jangan terlalu memikirkan itu, kamu sedang hamil sekarang ay."

"Karna mereka sudah mengorbankan cinta mereka, maka kita jangan pernah mengecewakan ustazah Namira juga ustadz Dallen. Gus, walau ada banyak wanita yang lebih baik, lebih cantik, bahkan lebih Solehah dari ku, jangan pernah meninggalkan ku, atau menikah lagi."

"Demi Allah istriku. Akan ku katakan sekali lagi kepadamu, bahwa satu perempuan untuk seumur hidup, jika memang aku harus menikah lagi, perempuannya harus tetap kamu. Jika ada yang berusaha memisahkan kita, maka aku berjanji akan berjuang mati-matian mempertahankan pernikahan ini."

Azalea tersenyum, merentangkan tangannya. "Peluk aku Gus."

Dengan segera, Arsyad datang kepelukan istrinya, mengelus kepala Azalea dengan lembut. " Jangan kuatir, selagi Allah masih mengizinkan kita bersama, kata perpisahan tidak akan pernah ada di kamus pernikahan kita."

"Gus, nanti kalo bayi ini lahir, dia harus manggil kita bunda, sama ayah."

Arsyad melepaskan pelukannya, melihat lekat wajah istrinya yang kini tengah tersenyum lebar.

"Aku gak setuju ay, gimana kalo Abuya sama Amma."

"Kok aneh Gus?"

"Apanya yang aneh."

"Aneh aja Gus, pokoknya harus bunda sama ayah, titik!" Kesal Azalea mengalihkan pandangannya ke jendela, gelap, namun sedikit terang ketika lampu di halaman menyala.

"Abuya sama Amma, sayang."

"Gak mau jellek!"

"Itu spesial loh."

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang