Bab 12

33.7K 1.7K 49
                                    

Assalamu'alaikum.

Jangan lupa vote juga komennya y bantu share juga.

Jangan lupa juga dong, di pollow akunnya....

*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

~Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.~

~Ali bin Abi Thalib.

~Ali bin Abi Thalib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

"Sudah siapkah kamu di khitbah oleh putraku, Azalea?"

Azalea mengernyit bingung, bahkan setorannya yang hampir selesai seketika hilang, pikirannya hanya tertuju kepada pertanyaan Yulia, Azalea juga tidak faham maksud dari ucapan Yulia barusan.

"A-apa maksud umi?" Tanya Azalea ragu.

Yulia tersenyum sebelum dia menjawab. "Lanjutkan saja hafalannya."

"Iya umi."

Yulia terus saja memandangi wajah Azalea, dia tidak menyangka memberi waktu satu Minggu ternyata membuat Azalea sanggup menghafalnya.

"Masyaallah," kagum Yulia ketika Azalea sudah selesai.

"Saya sudah boleh pergi umi?"

"Ucapan umi tadi serius, sudah siap kamu di khitbah Arsyad dayyan, Azalea Calista?"

Pandangan Azalea tertuju kepada pintu masuk, di sana sudah ada Irsya yang berjalan menuju Yulia, Azalea semakin bingung saja dengan semuanya.

"Sebenarnya saya tidak mengerti apa itu Khitbah umi, G-gus" ucap Azalea, sedikit hati hati.

"Jadi, kamu tidak mengerti apa yang kami maksudkan tadi?" Tanya Yulia sembari melihat Azalea sekilas lalu beralih kepada Irsya.

Azalea hanya manggut-manggut, percayalah dia tidak pernah mendengar kata khitbah, sangat aneh di telinganya.

"Aku pergi dulu umi, Gus. Assalamu'alaikum" Setelah mengucapkan salam, Azalea segera bangkit lalu pergi.

"Waalaikumsalam."

Seperjalanan menuju kamar Azalea terus saja memikirkan kata khitbah, rasanya sangat langka, tapi tunggu Azalea teringat sesuatu.

"Hah! Apa mungkin Kakbah? Tapi kok  cuma aku sama ustadz Arsyad ya? Bingung banget, tapi udahlah gak usah di pikirin."

Sembari bersenandung Azalea memasuki kamarnya, dia semakin di buat bingung dengan kedua temannya yang memasukkan bajunya kedalam tas gendong.

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang