Bab 36

31K 1.4K 71
                                    

Assalamu'alaikum
Maaf sekali lama up, lagi sibuk, mohon di maklumi ya..

Hanya ingin mengingatkan, jika di cerita ini ada pembaca laki-laki, mohon maaf jika akan terganggu dengan part satu ini. Karna akan membahas bab Haid di akhir.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Hidup itu perjalanan”

”Hidup itu perjalanan”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________

Kamar dengan nuansa putih itu terlihat gelap tak sedikitpun memiliki pencahayaan, di dalam sana ada seorang gadis yang tengah duduk di kursi roda sembari memandangi sebuah foto kecil yang berada di tangannya, gadis itu tersenyum meraba wajah lelaki yang begitu sangat di cintainya, tiga tahun sudah dia tidak keluar rumah.

"Miserra," panggil seseorang dari luar kamar.

Ya! Miserra. Gadis itu beralih melihat pintu, di mana seorang wanita telah membuka pintu itu lebar lebar.

"Gus Arsyad sudah menikah," ucap Miserra sembari tersenyum. "Aku senang dengan kabar itu, tapi aku tidak ikhlas."

"Aku tau, maka dari itu, biarkan aku merebut Gus Arsyad dari wanita itu, untuk mu."

"Jangan lakukan, aku mencintainya."

"Miserra!!"

"Cukup, kamu bisa keluar" Miserra menjalankan kursi roda menuju ke kasur.

"Aku tidak bisa diam saja. karna orang yang kamu cintai, kaki mu yang utuh sekarang lumpuh."

"Bukan karna Gus Arsyad!"

"Sama saja, kan? Setelah mendengar dia akan di jodohkan dengan seorang anak kiyai yang bernama Kayra, kamu pergi dari pesantren, dan mengalami kecelakaan, semua karnanya."

"Itu dulu."

"Benar itu dulu Serra, tapi sampai sekarang kaki mu belum juga sembuh."

"Ini takdir, tidak harus menyalahkan Gus Arsyad!"

Miserra memejamkan matanya. sekilas mengingat bagaimana indahnya kebersamaannya dengan Arsyad waktu kecil, Miserra sering cemburu kala itu kepada Namira, sebenarnya waktu itu bukan cemburu karna cinta, mereka masih kecil, Miserra cemburu karna Arsyad yang lebih memanjakan Namira dari pada dirinya.

"Berarti nanti aku panggilnya Gus Arsyad, bukan kakak?" Tanya Miserra kecil sembari membuat kue dari tanah.

"Panggil kakak aja Serra, jangan Gus, kan kak Arsyad masih kecil." Ucap Namira.

"Mira, di rambutnya ada daun tuh," Dengan gemas Arsyad mengambil daun dari rambut pendek Namira.

"Kan, Serra gak di temanin lagi!" Kesal gadis kecil itu, berdiri.

"Kakak temenin kok," Arsyad kini berdiri, merangkul pundak Miserra.

Gadis berusia enam tahun itu tertawa sembari memeluk Arsyad. "Aku mau ikut kakak masuk pesantren, ya?"

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang