[CHAPTER 7]

45 8 9
                                    

Luck menggunakan sihir di kaki nya lalu menggendong asta yang masih terbaring lemah, ke atas sihir angin yuno.

"Mimosa, tolong rawat asta." Perintah yuno yang diiyakan mimosa. Asta membuka matanya, ia meminta agar muka pucat diselamatkan juga. Tetapi dungeon yang sudah runtuh tak memungkinkan untuk menyelamatkan nya.

"Fokus pada dirimu sendiri, yuno! Luck bisa memandu untuk menemukan jalan keluarnya." Ucap (y/n) yang diangguki oleh luck.

Luck memandu jalan sembari menghancurkan reruntuhan yang mendekat bersama (y/n), klaus, serta noelle. Kami takkan membiarkan asta mati, dan keluar hidup hidup dari sini.

Ke-tujuh ksatria sihir berhasil keluar hidup-hidup dari puing puing dungeon yang telah hancur. Setidaknya misi untuk menaklukkan dungeon berhasil mereka laksanakan walau ada beberapa masalah yang terjadi.

"Kita berhasil keluar."

"Kita berhasil."

"Tadi itu menyenangkan sekali!"

"Menyenangkan pala bapak kau! Cape nih!"

"Ya ampun.."

"Kita ke sana."

Sambil menunggu mimosa selesai mengobati asta dan menunggu bocah itu bangun, (y/n) merebahkan dirinya di tanah. Dirinya merasa sangat lelah, bertarung terus menerus dan menggunakan sihir baru yang sangat menguras mana nya.

"Teman-teman.."

"Asta."

"Asta!"

"Syukurlah!"

"Aduh, duh, duh."

"Baguslah kalau kamu baik-baik saja, baka Asta." Ucap noelle tsundere.

"Sulit dipercaya sekali. Pemulihannya amat luar biasa." Tanggap mimosa yang sudah selesai mengobati asta menggunakan sihirnya.

"Satu-satunya kelebihan orang ini adalah cepat pulih." Ucap yuno enteng.

"Apa kaubilang, Yuno?! Kelebihanku tidak hanya cepat pulih-" asta bangkit berjalan ke arah yuno lalu ia kembali meringis kesakitan sembari memegangi perutnya.

"Ma-maaf... Mana-ku tidak cukup untuk memulihkanmu sepenuhnya. Yang kulakukan tidak banyak, jadi sebaiknya kamu tidak bergerak dulu." Ucap mimosa tak enak sekaligus khawatir pada asta.

"Ti-Tidak apa. Kamu sudah menolongku. Terima kasih, ya." Tanggap asta tersenyum pada mimosa.

"Bu-bukan apa-apa...." Mimosa menjawab dengan cepat dan berlari bersembunyi dibelakang punggung noelle. "Sama-sama."

"Yah, kukira kamu akan mati sebelum melawanku." Ucap luck.

"Aku takkan mati, kok! Aduh." Tanggap asta. "Sebelum menjadi Kaisar Sihir." Lanjutnya.

"Mustahil. Yang akan menjadi Kaisar Sihir adalah aku." Ujar yuno, lalu keduanya tersenyum. (Y/n) bangkit dan menghampiri keduanya lalu menepuk pundak asta.

"Kau membuatku khawatir, cebol." Ucap (y/n) dibalas cengiran asta. "Maaf, dan lagi bukankah aku menyuruh mu untuk tak memanggilku cebol?! Tinggi kita hanya beda 1 cm!" Seru asta.

"Bodo amat, yang penting tinggian aku, wlee!" Jawab (y/n) menjulurkan lidahnya tengil.

"Hentikan perdebatan bodoh kalian." Ucap yuno melerai dengan muka datar nya. Iya sedatar dada elaina.

"Kalian..." Ketiga nya secara bersamaan menatap klaus yang tiba-tiba mendekat dan memeluk ketiga nya. "Aku benar-benar... Minta maaf. Aku malu sekali tidak mengakui kalian, hanya karena kalian rakyat jelata! Kalian adalah Ksatria Sihir Kerajaan Clover yang luar biasa!" Ucapnya semakin erat memeluk kami.

Πνεύμα [Black Clover × Reader]Där berättelser lever. Upptäck nu